Efektifitas Minyak Nilam sebagai Fiksatif

18 Zat pengikat wangi yang baik digunakan adalah memiliki titik didih yang tinggi, dan tidak berbau atau berbau wangi Manoi 2010. Berdasarkan literatur tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan minyak nilam sebagai fiksatif yang semakin banyak cenderung memiliki efek yang kurang baik, karena aroma dari minyak nilam lebih menyengat dan dapat menutupi wangi dari minyak lemon yang digunakan sebagai bahan pewangi. Minyak nilam memiliki titik didih yang tinggi yaitu, 280.37 o C Yanyan dkk. 2004. Peran minyak nilam sebagai zat fiksatif wangi minyak atsiri lain, diduga oleh adanya semacam kohesivitas antara minyak nilam dengan komponen-komponen dalam minyak atsiri yang lain. Minyak nilam memiliki wangi yang khas dan tidak bias digantikan oleh minyak atsiri sintetis dan mengandung senyawa patchouli alkohol yang merupakan penyusun utama dalam minyak nilam dan kadarnya mencapai 50-60 Rusli 1990. Oleh karena itu, senyawa patchouli alkohol merupakan indikator penentuan kualitas dari tanaman nilam.

3.2.4 Efektifitas Minyak Nilam sebagai Fiksatif

Minyak nilam dapat digunakan sebagai bahan fiksatif apabila dapat menghambat penguapan dan mengikat wangi gel pengharum ruangan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap susut bobot, terlihat bahwa perrsentase susut bobot terkecil adalah sampel CN sebesar 57,44 dengan penambahan minyak nilam 1,1 dan minyak lemon 8,9. Hal ini berarti, konsentrasi 1,1 dapat menghambat penguapan. Hasil pengamatan terhadap ketahanan wangi gel pengharum ruangan didapat bahwa ketahanan wangi gel pengharum ruangan tiap perlakuan selama penyimpanan tidak berbeda. Hal ini berarti, minyak nilam kurang efektif dalam mengikat wangi, karena dari hasil pengamatan gel pengharum ruangan dengan penambahan minyak nilam dan tanpa penambahan minyak nilam ketahanan wanginya tidak berbeda. Pada penelitian ini hanya menggunakan 2 dari empat elemen parfum tersebut, sehingga wangi yang terbentuk dari gel pengharum ruangan kurang sempurna. Komponen kimia penyusun aroma wangi yang terkandung di dalam minyak atsiri kurang tepat mengakibatkan wangi dari gel pengharum ruangan kurang menyatu dan mengakibatkan minyak nilam menjadi kurang efektif dalam mengikat wangi. Menurut Sabini 2006, pada parfum atau pengharum ruangan terdapat empat elemen penting pembentuk aroma wangi yaitu, base notes, middle notes, top notes dan bridge. Base notes digunakan sebagai bahan fiksatif karena wanginyalebih kuat dan akan melekat lebih lama di kulit, seperti vanili, cengkih, dan minyak nilam. Middle notes biasanya baru terasa setelah setengah jam parfum disemprotkan, contohnya geranium dan kenanga. Top notes yang terdapat dalam citrus dan floral akan tercium saat pertama kali di semprotkan. Sementara bridge notes dipakai untuk menyatukan ketiga elemen lainya. Masing-masing elemen tersebut memiliki sifat dan fungsi yang berbeda yaitu : 1. Base notes Wangi dari sebuah parfum yang muncul seiring memudarnya middle notes. Base dan middle notes adalah tema wangian utama dari sebuah parfum. Base 19 notes memberikan wangi yang solid dari parfum. Wangi top dan middle notes terpengaruhi oleh wangi dari base notes. 2. Middle notes Wangi yang muncul setelah top notes mulai memudar. Middle note n n n “ n ” f n j n n base note yang sering kali tidak tercium enak pada pertama kalinya, namun menjadi enak seiring waktu. Notes ini juga sering disebut heart note. Minyak atsiri yang termasuk dalam kategori middle notes adalah minyak lavender, minyak sereh wangi, dan minyak kenanga. 3. Top notes Wangi yang langsung tercium ketika parfum disemprotkan. Top notes mengandung molekul yang ringan dan kecil yang dapat berevaporasi cepat. Top notes membentuk impresi pertama dari parfum. Minyak lemon adalah salah satu minyak atsiri yang termasuk top notes. 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Formula gel yang terpilih adalah A2 dengan konsentrasi karagenan 3 : agar-agar 1 : glukomanan 1, karena memiliki tekstur yang lebih baik kenyal- elastis, tidak mengalami sineresis, tidak pecah dan susut bobot terkecil dari formula gel A0, A1 dan A3. Pada uji hedonik, produk yang paling disukai warna dan wanginya adalah perlakuan tanpa nilam dengan konsentrasi minyak lemon 8,9 CNN. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semakin banyak minyak lemon yang ditambahkan maka semakin wangi produk yang dihasilkan, sedangkan semakin banyak konsentrasi minyak nilam yang ditambahkan maka semakin tidak disukai warna dan wanginya. Secara keseluruhan warna dan wangi gel pengharum ruangan dapat diterima oleh panelis, karena kebanyakan panelis menilai pada rentang netral sampai suka. Pada uji susut bobot, diketahui total susut bobot tekecil adalah sampel perlakuan dengan penambahan minyak nilam 1,1 dan kandungan minyak lemon 8,9 CN yaitu sebesar 57,44, hal ini berarti sampel CN memiliki nilai bobot tersisa terbesar yaitu 42,56. Pada uji ketahanan wangi, sampel yang memiliki ketahanan wangi terbaik adalah gel pengharum ruagan dengan penambahan minyak nilam sebesar 1,1 pada kandungan minyak lemon sebesar 8,9 CN. Pengadukan yang lebih homogen dapat menstabilkan emulsi dari produk sehingga daya tahan wanginya dapat bertahan lebih lama. Pada uji efektif minyak nilam sebagai fiksatif, didapat bahwa minyak nilam dengan konsentrasi 1,1 dapat menghambat penguapan, tetapi tidak dapat mengikat wangi gel pengharum ruangan. Gel pengaharum ruangan ini hanya mengandung 2 dari empat elemen parfum, sehingga wangi yang terbentuk dari gel pengharum ruangan kurang sempurna. Komponen kimia penyusun aroma wangi yang terkandung di dalam minyak atsiri kurang tepat mengakibatkan wangi dari