Uji Susut Bobot Formula Gel

9 yang terkandung di dalam gel. Semakin besar jumlah bahan pembentuk gel, maka tingkat kekerasannya akan semakin tinggi.

3.1.2 Uji Susut Bobot Formula Gel

Berdasarkan Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa nilai persentase susut bobot masing-masing formula gel mengalami peningkatan tiap harinya. Semakin besar persentase susut bobotnya maka semakin kecil bobot gel yang tersisa. Total susut bobot tekecil terdapat pada formula gel A2 yaitu sebesar 26,89, hal ini berarti formula gel A2 memiliki sisa bobot gel terbesar yaitu 73,11. Total susut bobot terbesar terdapat pada formula gel A0 yaitu 31,99, hal ini berarti formula gel A0 memiliki sisa bobot gel terkecil yaitu 68,01. Semakin lama waktu penyimpanan maka semakin besar persentase susut bobotnya. Susut bobot didapatkan dari nilai presentasi berat tersisa terhadap berat awal. Gel yang memiliki nilai presentasi berat tersisa terhadap berat awal lebih tinggi berarti mengalami penguapan yang lebih rendah. Susut bobot tersebut terjadi karena gel mengalami sineresis. Sineresis merupakan peristiwa keluarnya air pada produk yang disebabkan oleh gel yang mengerut sambil melepas air Fardiaz 1989. Selain itu juga disebabkan oleh suhu penyimpanan yang mengakibatkan air lebih cepat menguap. Nilai Persentase susut bobot yang besar dapat disebabkan oleh seberapa banyak bahan pembentuk gel yang terkandung dan suhu penyimpanannya yaitu pada suhu 40 o C. Semakin besar kandungan bahan pembentuk gel yang terkandung di dalamnya maka tingkat kekerasannya akan semakin besar pula Van de Velde dan de Ruiter 2005. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pe rse n tase S u su t B ob ot Lama Penyimpanan hari A2, A0, A1, A3. Gambar 2. Gafik susut bobot formula gel selama 10 hari penyimpanan 10 Berdasarkan hasil statistik analisis ragam pada Lampiran 5, diketahui bahwa pada tingkat c y n 95 α , 5 n n n n n gel memberikan berbedaan yang signifikan terhadap susut bobot gel. Hal ini berarti, persentase susut bobot tiap formula gel selama penyimpanan berbeda nyata. Dari hasil uji lanjut Duncan, didapat bahwa gel formula A2 berbeda nyata dengan gel formula A0, A1 dan A3. Berdasarkan hasil tersebut, maka formula gel yang dipilih untuk pembuatan gel pengharum ruangan pada penelitian tahap kedua adalah A2 karena memiliki tekstur yang lebih baik dan susut bobot terkecil dari gel A0, A1 dan A3. Menurut Van de velde dan De Ruiter 2005, karagenan sebagai pembentuk gel berfungsi meningkatkan kestabilan emulsi dan dapat mengahambat penguapan. Selain itu karagenan juga berfungsi menghambat penyebaran bahan-bahan volatil secara langsung karena bahan pembentuk gel ini memiliki fungsi sebagai penstabil dan pengikat Skensved 2005. Berdasarkan literatur tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi bahan pembentuk gel dan homogenasi sangat berpengaruh terhadap persentase susut bobot produk gel, semakin banyak konsentrasi bahan pembentuk gel yang digunakan maka semakin rendah susut bobotnya. Hal tersebut disebabkan karena karagenan atau bahan pembentuk gel lainya memiliki fungsi untuk menahan penguapan yang terlalu cepat.

3.2 Penelitian Utama