16
3.2.3 Uji Ketahanan Wangi Gel Pengharum Ruangan
Ketahan wangi produk gel pengharum ruangan dapat diketahui dari seberapa banyak kehilangan wangi yang dialami produk. Pengujian sensori
produk gel pengharum ruangan yang dilakuan melalui uji sensori sebanyak 4 kali, yaitu pada hari ke-7, ke-14, ke-21 dan hari ke-28 penyimpanan.
Gambar 7. Gafik ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan keseluruhan selama 28 hari penyimpanan.
Keterangan : Tanpa nilam
Penambahan nilam ANN = lemon 8
AN = nilam 2 : lemon 8 BNN = lemon 8,6
BN = nilam 1,4 : lemon 8,6 CNN = lemon 8,9
CN = nilam 1,1 : lemon 8,9
Berdasarkan hasil penilaian panelis pada Gambar 7, dapat dijelaskan bahwa lama waktu penyimpanan berbanding lurus dengan banyaknya bahan yang
menguap. Semakin lama waktu penyimpanan maka bahan yang menguap akan semakin besar sehingga mengakibatkan ketahanan wangi sampel produk gel
pengharum ruangan mengalami penurunan. Selain itu, juga dipengaruhi oleh kondisi sampel produk gel pengharum ruangan dalam keadaan botol jar terbuka
pada saat penyimpanan dalam oven bersuhu 40
o
C. Sampel yang memiliki ketahanan wangi terbaik adalah gel pengharum ruagan dengan penambahan
minyak nilam sebesar 1,1 pada kandungan minyak lemon sebesar 8,9 CN. Selama 28 hari penyimpanan, wangi gel pengharum ruangan masih dapat bertahan.
Berdasarkan hasil statistik Uji Friedman pada Lampiran 7 dengan tingkat c y n 95 α , 5 n nj n n y n ny
antar perlakuan terhadap ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan selama penyimpanan. Hal ini berarti, penambahan minyak nilam pada gel pengharum
20 40
60 80
100
7 14
21 28
Ra ta
-ra ta
Sk a
la P
enila ia
n P a
nelis
Lama Penyimpanan hari
CN. AN,
BNN, CNN,
ANN, BN,
17 ruangan tidak berpengaruh terhadap ketahanan wangi produk yaitu minyak nilam
tidak memberikan efek yang nyata dalam mengikat wangi. Ketahanan wangi masing-masing produk dapat dipengaruhi oleh konsentrasi minyak nilam dan
minyak lemon yang digunakan. Semakin besar konsentrasi minyak nilam dan semakin rendah konsentrasi minyak lemon yang ditambahkan maka wangi dari
produk menjadi terganggu sehingga wangi produk didominasi oleh minyak nilam dan aroma yang terhirup adalah aroma nilam. Penambahan minyak nilam dengan
konsentrasi yang tepat akan memberikan efek yang baik terhadap kesetabilan wangi produk gel pengharum ruangan.
Selain dipengaruhi oleh konsentrasi minyak nilam dan minyak lemon yang digunakan kemungkinan juga dipengaruhi oleh teknik pengadukan sehingga
menyebabkan minyak tidak larut dengan baik dan akan muncul dipermukaan produk. Hal ini dapat mempengaruhi ketahanan wangi dari produk, karena minyak
yang ada dipermukaan produk akan lebih cepat menguap dan produk akan mengalami kehilangan wangi yang lebih cepat. Mungkin minyak nilam akan lebih
efektif sebagai pengikat wangi jika konsentrasi dan formulasinya tepat, selain itu pengadukan yang homogen dan pelarut yang tepat dapat mempengaruhi kestabilan
wangi produk.
Ketahanan wangi produk pada penelitian Rahmaisni 2011 wangi produk gel tidak bertahan lama. Pada penelitian ini katahanan wangi gel pengharum
ruangan masih baik selama 28 hari penyimpanan. Hal ini diduga disebabkan oleh konsentrasi bahan fiksatif, bahan pewangi yang digunakan dan jumlah konsentrasi
minyak atsiri yang terkandung dalam produk gel. Pada suhu ruang kehilangan wangi justru lebih cepat daripada produk yang disimpan pada suhu 40
o
C. Hal ini diduga suhu ruang tidak mampu menguapkan minyak atsiri yang terperangkap
dalam produk sehingga mengakibatkan penyebaran wangi terhambat. Penambahan minyak nilam yang tepat tidak akan mempengaruhi aroma
suatu produk dan dapat mempertahankan aroma produk pada saat pemakaian. Hasil penelitian Rahmaisni 2011 tentang produk gel pengharum ruangan,
diketahui bahwa minyak nilam efektif digunakan sebagai fiksatif pada konsentrasi 1 dari total volume produk menghasilkan daya fiksatif yang paling baik untuk
mengikat wangi. Berdasarkan hasil penelitian Darma 2007 tentang penggunaan minyak nilam dalam parfum, dijelaskan bahwa penggunaan minyak nilam dari
berbagai konsentrasi yaitu 0.25 , 0.5 , 0.75 , 1 , 3 , 5 , 10 , 20 dan 30. Konsentrasi terbaik dalam mengikat wangi adalah dengan menggunakan
minyak nilam sebanyak 0,75. Penambahan minyak nilam yang tepat tidak akan mempengaruhi aroma suatu produk dan dapat mempertahankan aroma produk
pada saat pemakaian.
Berdasarkan literatur tersebut dapat dikatakan bahwa konsentrasi minyak nilam lebih dari 1 tidak efektif untuk mengikat wangi dan justru dapat
mengganggu aroma wangi dari produk. Pathouli alkohol C
15
H
26
pada minyak nilam jika dicampur dengan bahan pewangi akan memiliki ketahanan wangi yang
lebih lama, dengan konsentrasi yang cukup rendah mampu mengikat wangi jika tercampur dengan baik Nasharudin 2008. Untuk mendapatkan kualitas minyak
nilam yang baik harus diperhatikan bahan bakunya, tanaman nilam harus dipanen sekitar umur 4-6 bulan. Sebelum dilakukan penyulingan kadar air dalam daun
nillam harus antara 2,5-8,3 Nasharudin 2008.
18 Zat pengikat wangi yang baik digunakan adalah memiliki titik didih yang
tinggi, dan tidak berbau atau berbau wangi Manoi 2010. Berdasarkan literatur tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan minyak nilam sebagai fiksatif yang
semakin banyak cenderung memiliki efek yang kurang baik, karena aroma dari minyak nilam lebih menyengat dan dapat menutupi wangi dari minyak lemon
yang digunakan sebagai bahan pewangi. Minyak nilam memiliki titik didih yang tinggi yaitu, 280.37
o
C Yanyan dkk. 2004. Peran minyak nilam sebagai zat fiksatif wangi minyak atsiri lain, diduga oleh adanya semacam kohesivitas antara
minyak nilam dengan komponen-komponen dalam minyak atsiri yang lain. Minyak nilam memiliki wangi yang khas dan tidak bias digantikan oleh minyak
atsiri sintetis dan mengandung senyawa patchouli alkohol yang merupakan penyusun utama dalam minyak nilam dan kadarnya mencapai 50-60 Rusli
1990. Oleh karena itu, senyawa patchouli alkohol merupakan indikator penentuan kualitas dari tanaman nilam.
3.2.4 Efektifitas Minyak Nilam sebagai Fiksatif