69
Tabel 12. Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani serta NTP di Jawa Barat Tahun 2001-2010 1993=100
Tahun IH yang Diterima
Petani IH yang Dibayar
Petani NTP
2001 393.42
360.42 109.03
2002 527.89
421.13 125.29
2003 603.11
454.73 132.60
2004 720.28
482.02 117.11
2005 525.30
467.81 101.43
2006 615.04
532.32 110.84
2007 681.30
583.40 116.95
2008 108.37
112.72 96.14
2009 119.17
122.58 97.22
2010 128.75
130.23 99.08
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, 2011
Indeks harga yang diterima dan dibayar petani serta NTP nya mengalami fluktuatif setiap tahunnya. IH yang diterima dan yang dibayar petani pada tahun
2001-2004 mengalami peningkatan, pada tahun 2005 mengalami penurunan, kemudian pada tahun 2006-2007 meningkat kembali dan pada tahun 2008-2010
mengalami penurunan. Begitu juga dengan Nilai Tukar Petani, pada tahun 2001 NTP sebesar 109.03 dan tahun 2010 menjadi 99.08. Hal ini memperlihatkan bahwa
kesejahteraan petani di Jawa Barat semakin menurun. Perlu adanya keseriusan pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan petani tersebut.
5.5 Lahan Pemukiman
Pemukiman merupakan kebutuhan papan setiap penduduk. Semakin
meningkatnya jumlah penduduk di Jawa Barat maka kebutuhan untuk pemukiman juga akan semakin meningkat. Setiap tahunnya terjadi penambahan luas lahan
pemukiman terutama di wilayah dengan tingkat perekonomian yang tinggi seperti yang dilihat pada Tabel 13 berikut ini.
70
Tabel 13. Perkembangan Luas Lahan Pemukiman dalam Hektar di Jawa Barat Tahun 2009-2010
No KabupatenKota
2009 2010
KabReg
1 Bogor
26915 8.80
27310 8.69
2 Sukabumi
22327 7.30
23400 7.44
3 Cianjur
17720 5.79
17900 5.69
4 Bandung
15458 5.05
16780 5.34
5 Garut
39557 12.93
40500 12.88
6 Tasikmalaya
16211 5.30
17944 5.71
7 Ciamis
26636 8.71
27890 8.87
8 Kuningan
10021 3.28
11567 3.68
9 Cirebon
1567 0.51
1890 0.60
10 Majalengka
9110 2.98
9540 3.03
11 Sumedang
11468 3.75
11800 3.75
12 Indramayu
17754 5.80
17900 5.69
13 Subang
16456 5.38
16100 5.12
14 Purwakarta
4841 1.58
4900 1.56
15 Karawang
21411 7.00
21300 6.78
16 Bekasi
2308 0.75
2200 0.70
KotaCity
18 Bogor
5216 1.71
5100 1.62
19 Sukabumi
1714 0.56
1710 0.54
20 Bandung
9765 3.19
9765 3.11
21 Cirebon
1884 0.62
1883 0.60
22 Bekasi
12289 4.02
12230 3.89
23 Depok
8498 2.78
8400 2.67
24 Cimahi
1252 0.41
1251 0.40
25 Tasikmalaya
3559 1.16
3560 1.13
26 Banjar
1922 0.63
1923 0.61
Total 305859
314350
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 diolah
Total luas lahan pemukiman di Jawa Barat pada tahun 2009 adalah sebesar 305.859 ha dan meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 341.350 ha. Luas lahan
pemukiman terbesar di Jawa Barat pada tahun 2009 adalah Kabupaten Garut sebesar 39.557 ha atau 12,93 dari total luas lahan pemukiman. Namun pada tahun 2010
menurun sebesar 40.500 ha atau 12,88 dari total luas lahan pemukiman. Sedangkan
71
luas lahan pemukiman terkecil adalah Kota Cimahi sebesar 1.252 ha atau 0,41 dari total luas lahan pemukiman tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 menurun menjadi
1.251 ha atau 0,40.
5.6 Infrastruktur Jalan
Salah satu indikator tingkat keberhasilan penanganan infrastruktur jalan adalah meningkatnya kemantapan dan kondisi jalan.
Tabel 14. Panjang Jalan Menurut Kondisinya di Jawa Barat Tahun 2010
No KabupatenKota
2010 km Baik
Sedang Rusak
Rusak Berat Total
KabReg
1 Bogor
1282.3 99.2
67.7 299.8
1749 2
Sukabumi 170.1
525.3 897.3
159.7 1752.4
3 Cianjur
258.1 348.4
322.6 361.3
1290.4 4
Bandung 355.6
235.2 319
245.6 1155.4
5 Garut
305 205.3
304.5 14
828.8 6
Tasikmalaya 340.9
271 269.6
421.9 1303.4
7 Ciamis
224.1 135.4
225.9 186.9
772.3 8
Kuningan 222.9
5.2 108.6
79.4 416.1
9 Cirebon
268.5 219.7
85.2 68.9
642.3 10
Majalengka 290.3
107.9 188.8
116.8 703.8
11 Sumedang
129.1 230.1
207.8 229.1
796.1 12
Indramayu 378.7
203.3 172.7
52 806.7
13 Subang
252 316
168.5 318
1054.5 14
Purwakarta 339.2
175 105.2
102.7 722.1
15 Karawang
432.6 924.6
1282.8 2640
16 Bekasi
384 325.3
133.4 842.7
17 Bandung Barat
211.1 161.9
164 70
607
KotaCity
18 Bogor
235.4 423.9
74 16
749.3 19
Sukabumi 82
34.1 23.2
3.3 142.6
20 Bandung
687.7 177.8
319.9 1185.4
21 Cirebon
142.9 4.1
0.7 0.3
148 22
Bekasi 232.8
79.5 312.3
23 Depok
389 83.6
472.6 24
Cimahi 81.5
23.1 10.5
3.8 118.9
25 Tasikmalaya
174.4 28
127.4 70.1
399.9 26
Banjar 110.1
83.6 31
224.7
Total 7980.3
5342.9 5693.9
2819.6 21760
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2011 diolah
72
Tabel 14 menjelaskan panjang jalan di Jawa Barat menurut kondisinya baik, sedang, rusak, dan rusak berat tahun 2010. Total panjang jalan tahun 2010 adalah
sebesar 21.760 km. Kabupaten Sukabumi adalah wilayah yang memiliki panjang jalan terpanjang sebesar 1.752,4 km. Sedangkan Kota Cirebon adalah wilayah dengan
panjang jalan terkecil di Jawa Barat sebesar 148 km. Panjang jalan dengan kondisi baik berada di Kabupaten Bogor sebesar 1.282,3 km. Panjang jalan dengan kondisi
sedang dan rusak berada di Kabupaten Karawang masing-masing sebesar 924,6 km dan 1.282,8 km serta panjang jalan dengan kondisi rusak berat berada di Kabupaten
Tasikmalaya sebesar 421,9 km. Menurut RTRW, hal ini disebabkan karena sudah habisnya umur rencana
jalan pada sebagian besar ruas jalan provinsi sehingga kondisi struktur jalan menjadi labil. Rendahnya tingkat kemantapan jalan ini juga disebabkan oleh tingginya
frekuensi bencana alam serta beban lalu lintas yang sering melebihi standar muatan sumbu terberat MST. Selain itu, kurangnya jaringan jalan tol, serta belum
terintegrasinya seluruh jaringan jalan di Jawa Barat dengan baik termasuk dengan sistem jaringan jalan tol, menyebabkan rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan
infrastuktur jaringan jalan di Jawa Barat. Kondisi infrastruktur jalan dan perhubungan lainnya, diperlihatkan dengan kurangnya ketersediaan perlengkapan jalan dan fasilitas
lalu lintas seperti rambu, marka, pengaman jalan, terminal, dan jembatan timbang, serta belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal sebagai tempat
pertukaran moda, menyebabkan rendahnya kelancaran, ketertiban, keamanan serta pengawasan pergerakan lalu lintas. Demikian pula halnya dengan pelayanan angkutan
massal seperti kereta api dan bis, masih belum optimal mengingat infrastruktur jalan
73
dan perhubungan yang tersedia belum mampu mengakomodir jumlah pergerakan yang terjadi khususnya pergerakan di wilayah tengah Jawa Barat.
5.7 Infrastruktur Sumberdaya Air dan Irigasi