73
dan perhubungan yang tersedia belum mampu mengakomodir jumlah pergerakan yang terjadi khususnya pergerakan di wilayah tengah Jawa Barat.
5.7 Infrastruktur Sumberdaya Air dan Irigasi
Kondisi infrastruktur sumber daya air dan irigasi yang mendukung upaya konservasi, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air,
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan sistem informasi sumber daya air dirasakan masih belum memadai. Potensi sumber daya air di Jawa
Barat yang besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Bencana banjir dan kekeringan
juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena
sedimentasi yang tinggi. Selain itu, kondisi jaringan irigasi juga belum memadai, walaupun dari tahun 2003 - 2008 jaringan irigasi dalam kondisi rusak berat dan
ringan telah berkurang dari sekitar 74 menjadi 51. Demikian pula halnya dengan intensitas tanam padi pada daerah irigasi yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dirasakan masih belum optimal, walaupun dalam kurun waktu tersebut telah meningkat dari 182 menjadi 190. Kinerja pengelolaan jaringan irigasi dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Kinerja Pengelolaan Jaringan Irigasi Kewenangan Provinsi
No Uraian
Tahun 2003
2004 2005
2006 2007
2008
1 Jumlah daerah irigasi
buah 74
74 74
84 84
86 2
Intensitas tanam 182
184 185
187 190
192 3
Jaringan irigasi yang rusak
74 65
51 49
46 51
Sumber: Bappeda, 2009
74
5.8 Infrastruktur Energi dan Kelistrikan
Menurut RTRW, tingkat keberhasilan penanganan listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi desa dan rumah tangga. Sampai pertengahan tahun 2008, telah
terjadi peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga dari 57,73 pada tahun 2006 menjadi 62 pada pertengahan tahun 2008, yang artinya dari 11.011.044 rumah
tangga baru sekitar 6.826.847 rumah tangga yang telah mendapatkan aliran listrik yang bersumber dari PLN dan non PLN. Sedangkan untuk listrik perdesaan, cakupan
desa yang sudah mendapatkan tenaga listrik pada pertengahan tahun 2008 hampir mencapai 100, dimana hanya tinggal 6 desa yang belum memiliki infrastruktur
listrik yaitu sebanyak 2 desa di Kabupaten Garut dan 4 desa di Kabupaten Cianjur. Peningkatan rasio elektrifikasi perdesaan masih terus diupayakan untuk mewujudkan
Jabar Caang pada tahun 2010, sedangkan peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga terus diupayakan baik melalui pembangunan jaringan listrik yang bersumber
dari PLN, maupun penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga PLT mikro hidro, surya, dan angin.
75
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1