Penyerapan Tenaga Kerja dan Upah Tenaga Kerja Petani Padi

86 Berdasarkan Tabel 20, dengan asumsi apabila lahan yang tidak dikonversi dan tetap mengusahakan tanaman padi sawah tiga kali tanam, maka jumlah produksi padi yang hilang selama periode 2001-2010 adalah sebesar 1.308.420,30 ton. Sehingga nilai produksi padi yang hilang akibat adanya konversi lahan selama periode 2001- 2010 sebesar Rp 2.008.252.301 atau mencapai Rp 2,0 triliun. Tabel 20. Perhitungan Nilai Produksi Padi yang Hilang di Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2010 Tahun Produktivitas Padi Sawah tonhatahun Luas Lahan Sawah Irigasi Teknis Terkonversi ha Produksi Padi 3 Kali Tanam yang Hilang ton Harga Riil GKP Rp ributon Nilai Produksi Padi yang Hilang Rp miliar 2001 4.9 -59965 -881485.50 1340 -1181190570 2002 5.1 -30002 -459030.60 1400 -642642840 2003 5.2 8592 134035.20 1247 167141894 2004 5.1 6396 97858.80 1151 112635479 2005 5.1 -2265 -34654.50 1401 -48550955 2006 5.2 -648 -10108.80 2021 -20429885 2007 5.4 -5498 -89067.60 2358 -210021401 2008 5.6 4006 67300.80 2425 163204440 2009 5.8 -4700 -81780.00 2469 -201914820 2010 5.7 -3011 -51488.10 2845 -146483645 Total 53.10 -87095 -1308420.30 - -2008252301 Sumber: BPS berbagai terbitan diolah

6.2.2 Penyerapan Tenaga Kerja dan Upah Tenaga Kerja Petani Padi

Proses produksi usahatani padi terdiri dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, penyemprotan pestisida, pemanenan, perontokan, dan pengeringan. Semua kegiatan produksi dilakukan oleh buruh tani yang dipekerjakan oleh petani. Di bawah ini adalah perhitungan penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan nilai HOK 1 HOK = 6 jam dan upah tenaga kerja petani padi yang 87 hilang akibat konversi lahan sawah irigasi teknis periode 2001-2010 di Provinsi Jawa Barat. Dari tabel 21 di bawah dapat dilihat bahwa penyerapan tenaga kerja yang hilang dalam HOK dengan pola tiga kali tanam akibat konversi lahan sawah irigasi teknis periode 2001-2010 adalah sebesar 48,26 juta atau 4,8 juta setiap tahun . Sedangkan upah tenaga kerja yang hilang dengan asumsi upah tenaga kerja setiap tahun Rp25.000 adalah sebesar Rp 6,53 miliar atau Rp 0,6 miliar setiap tahun. Tabel 21. Perhitungan Nilai HOK dan Upah Tenaga Kerja Petani Padi yang Hilang dalam Pola Tiga Kali Tanam periode 2001-2010 di Provinsi Jawa Barat Tahun HOKhamusim Luas Lahan Sawah Terkonversi ha Nilai HOK yang Hilang 3x Tanam Upah yang Hilang Rp 2001 187 59965 33.640.365 4.497.375.000 2002 186 30002 16.741.116 2.250.150.000 2003 183 8592 4.717.008 644.400.000 2004 185 6396 3.549.780 479.700.000 2005 184 2265 1.250.280 169.875.000 2006 176 648 342.144 48.600.000 2007 172 5498 2.836.968 412.350.000 2008 150 4006 1.802.700 300.450.000 2009 142 4700 2.002.200 352.500.000 2010 168 3011 1.517.544 225.825.000 Total 1733 87095 48.261.129 6.532.125.000 Sumber: BPS, berbagai terbitan diolah 88

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1

Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah irigasi teknis di Provinsi Jawa Barat ini menghasilkan beberapa kesimpulan yang diambil dari perhitungan dan analisis data. Kesimpulan pada penelitian ini antara lain: 1. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap konversi lahan sawah irigasi teknis adalah laju pertumbuhan PDRB industri dan laju pertumbuhan panjang jalan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap konversi lahan sawah irigasi teknis adalah laju pertumbuhan penduduk, harga Gabah Kering Panen GKP, laju pertumbuhan lahan pemukiman, dan Nilai Tukar Petani. Faktor laju pertumbuhan lahan pemukiman, laju pertumbuhan PDRB industri, laju pertumbuhan panjang jalan, dan Nilai Tukar Petani mempunyai pengaruh positif terhadap konversi lahan sawah. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dan harga Gabah Kering Panen GKP berpengaruh negatif terhadap konversi lahan sawah. 2. Dampak yang ditimbulkan dari adanya konversi lahan sawah adalah berkurangnnya jumlah produksi padi sebesar 1.308.420,30 ton dan nilai produksi padi sebesar Rp 2.008.252.301 atau mencapai Rp 2,0 triliun jika menggunakan harga padi berdasarkan harga konstan 2000. Serta penyerapan tenaga kerja yang hilang dengan pola tiga kali tanam adalah sebesar 48,26 juta atau 4,8 juta setiap tahun . Sedangkan upah tenaga kerja yang hilang dengan asumsi upah tenaga kerja