Perekonomian Pertanian Padi GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT 5.1.

62 Tabel 6. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Kelompok Umur Pertani An Industri Konstruksi Perdagang an Transpor tasi Jasa Lain nya 15-19 17,35 32,47 53,17 27,13 7,07 12,19 0,63 20-24 13,76 30,48 4,52 24,96 8,96 14,36 2,96 25-29 14,51 24,90 5,87 25,74 10,11 15,81 3,07 30-34 18,35 21,30 6,58 26,06 10,69 14,41 2,61 35-39 21,13 17,17 7,20 28,09 8,98 14,40 3,04 40-44 23,13 15,73 6,94 25,96 9,14 16,58 2,52 45-49 29,08 10,69 6,17 25,20 8,67 17,62 2,59 50-54 34,08 10,01 5,84 24,48 7,12 16,53 1,95 55-59 40,84 8,26 5,67 24,49 6,48 12,95 1,31 60-64 57,47 7,61 2,36 21,18 3,06 6,87 1,45 65+ 62,40 7,59 1,50 19,39 2,79 5,44 0,88 Rata-rata 26,97 16,93 5,07 24,79 7,55 13,38 2,09 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

5.3. Perekonomian

Produk Domestik Regional Bruto merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumberdaya alam yang dimiliki. PDRB yang dihitung berdasarkan harga pada tahun berjalan disebut PDRB atas dasar harga tahun berlaku sedangkan PDRB yang dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar disebut PDRB atas dasar harga konstan. PDRB Provinsi Jawa Barat setiap sektor ekonomi dan kontribusinya berdasarkan harga berlaku dari tahun 2008 sampai tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 7. Kontribusi nilai tertinggi PDRB Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008 dicapai oleh sektor industri pengolahan disusul oleh sektor perdagangan hotel dan restoran serta sektor pertanian masing-masing sebesar 44,91, 19,11, dan 11,26. Sedangkan pada tahun 2009 kontribusi nilai PDRB sektor industri pengolahan menurun menjadi 42,20, sektor perdagangan hotel dan restoran meningkat menjadi 63 20,32, dan sektor pertanian meningkat menjadi 12,25. Sedangkan kontribusi terkecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,76. Tabel 7. PDRB Provinsi Jawa Barat tiap Sektor Ekonomi dan Kontribusinya atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009 Juta Rupiah Sektor 2008 2009 Pertanian 67.849.463 11,26 79.896.246 12,25 Pertambangan dan Penggalian 14.453.535 2,40 11.469.346 1,76 Industri Pengolahan 270.551.853 44,91 275.165.264 42,20 Lisrik, Gas dan Air Bersih 16.913.616 2,81 20.139.267 3,09 Bangunan 19.440.248 3,23 21.226.757 3,26 Perdagangan, Hotel dan Restoran 115.139.072 19,11 132.517.277 20,32 Pengangkutan dan Komunikasi 36.401.476 6,04 41.780.336 6,41 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 17.228.057 2,86 18.802.857 2,88 Jasa-Jasa 44.443.235 7,38 51.031.556 7,83 Total 602.420.555 100 652.028.906 100 Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2010 diolah

5.4. Pertanian Padi

Jawa Barat merupakan lumbung padi nasional dimana setiap tahunnya terjadi peningkatan produksi yang menimbulkan optimisme tinggi bahwa produksi beras nasional akan terus mengalami surplus, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok beras dunia. Berdasarkan Tabel 8, jenis lahan sawah yang ada di Jawa Barat adalah lahan sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah teknis, sawah irigasi sederhana, sawah tadah hujan, sawah non PU, dan sawah lainnya. Rataan luas lahan sawah irigasi teknis pada tahun 2001-2010 merupakan luas lahan sawah terbesar di Jawa Barat sebesar 378.502,5 ha. Luas lahan sawah irigasi teknis terbesar berada di Kabupaten Karawang sebesar 81.974,2 ha. Luas lahan sawah irigasi teknis terbesar berada di Kabupaten Indramayu sebesar 16.195,8 ha. Luas lahan sawah irigasi sederhana terbesar berada di Kabupaten Sumedang sebesar 13.017,7 ha. Dan luas lahan sawah tadah hujan terbesar berada di Kabupaten Sukabumi sebesar 19.871,6 ha. 64 Tabel 8. Rataan Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairannya di Jawa Barat Tahun 2001-2010 No KabupatenKota Sawah Irigasi Teknis Sawah Irigasi Setengah Teknis Sawah Irigasi Sederhana Sawah Tadah Hujan Sawah Non PU Sawah Lainnya KabReg 1 Bogor 3962 8028.9 13453 10061.7 13221.4 2 Sukabumi 4595.4 8941.1 9690.5 19871.6 21583.5 201 3 Cianjur 14108.1 7616.1 7475 15610.8 17803.4 59 4 Bandung 10227.1 7541.2 6144.4 10475.3 12736.8 13.7 5 Garut 8478.1 9368.1 9779.7 9851 12976.8 6 Tasikmalaya 4295.3 3793 4436.9 13976.8 22137.9 7 Ciamis 16240.7 3259.2 5548.7 12332.2 14811.8 271.1 8 Kuningan 4639.3 8396.7 3370.2 7887.4 4843.2 9 Cirebon 35090.5 8938.8 3065.4 5214.5 2786.3 20.1 10 Majalengka 17513.9 8182 5561.6 12120.1 7785.7 15.9 11 Sumedang 3308.6 5137.2 13017.7 6539 5415.9 95.8 12 Indramayu 71297.1 16195.8 3236.5 18805.2 4052.1 1054.1 13 Subang 58085.9 9084.8 3569.6 7485.4 6297.4 14 Purwakarta 1983.5 2988.1 3198.1 5673.7 2002.1 22 15 Karawang 81974.2 4694.4 3748.9 3095.9 836.3 16 Bekasi 37119.4 6390.7 849.4 7384 3167.5 334 17 Bandung Barat 626.7 924.9 702.2 1987.8 1803.2 14.8 KotaCity 18 Bogor 254.4 145.7 222.6 44.5 247.7 19 Sukabumi 421.6 267.6 1333.1 20 Bandung 13.3 134.5 706.2 253.1 706.3 21 Cirebon 108.5 7.9 9 168.9 1195.8 22 Bekasi 186.9 51 1.5 411.4 71.2 23 Depok 243.3 317.4 271.6 156.7 103.1 24 Cimahi 312.4 173 11.1 137.5 186.8 25 Tasikmalaya 2520 838.2 170.1 852.4 1805.5 26 Banjar 1317.9 103.4 24.6 697.1 395.3 11.6 Total 378502.5 121252.1 98686.1 171361.6 160306.1 2113.1 Sumber: Badan Pusat Statistik 2011 diolah Berdasarkan tabel 9 bahwa rataan luas lahan sawah irigasi teknis terbesar berada di Kabupaten Karawang sebesar 21,66, Indramayu sebesar 18,84, dan Subang sebesar 15,35. Wilayah ini juga merupakan jalur Pantai Utara Jawa Barat 65 dengan aksesibilitas perekonomian yang tinggi. Sedangkan luas lahan sawah irigasi teknis terendah berada di Kota Cirebon sebesar 0,03. Wilayah yang hamper samasekali tidak terdapat lahan sawah irigasi teknis adalah Kota Sukabumi dan Bandung. Tabel 9. Rataan Luas Lahan Sawah Irigasi Teknis di Jawa Barat Tahun 2001- 2010 No KabupatenKota Sawah Irigasi Teknis ha KabReg 1 Bogor 3962 1.05 2 Sukabumi 4595.4 1.21 3 Cianjur 14108.1 3.73 4 Bandung 10227.1 2.70 5 Garut 8478.1 2.24 6 Tasikmalaya 4295.3 1.13 7 Ciamis 16240.7 4.29 8 Kuningan 4639.3 1.23 9 Cirebon 35090.5 9.27 10 Majalengka 17513.9 4.63 11 Sumedang 3308.6 0.87 12 Indramayu 71297.1 18.84 13 Subang 58085.9 15.35 14 Purwakarta 1983.5 0.52 15 Karawang 81974.2 21.66 16 Bekasi 37119.4 9.81 17 Bandung Barat 626.7 0.17 KotaCity 18 Bogor 254.4 0.07 19 Sukabumi 0.00 20 Bandung 13.3 0.00 21 Cirebon 108.5 0.03 22 Bekasi 186.9 0.05 23 Depok 243.3 0.06 24 Cimahi 312.4 0.08 25 Tasikmalaya 2520 0.67 26 Banjar 1317.9 0.35 Total 378502.5 Sumber: Badan Pusat Statistik 2011 diolah Berdasarkan Tabel 10, luas lahan sawah di Jawa Barat pada tahun 2009 sebesar 949.914 ha. Semakin besar luas lahan sawah maka semakin besar juga luas 66 panen dan produksinya. Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang memiliki luas lahan sawah yang terbesar di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 118.663 ha atau 12,49 dengan luas panen sebesar 226,568 ha atau 11,62 dan diikuti oleh peningkatan hasil produksi nya sebesar 1.321.016 ha atau 11,67 di Jawa Barat. Tabel 10. Luas Lahan Sawah, Luas Panen, dan Produksi Padi di Jawa Barat Tahun 2009 No KabupatenKota Luas Lahan Sawah Luas Panen Produksi Ha Ha ton Kab 1 Bogor 48837 5.14 85147 4.37 500686 4.42 2 Sukabumi 68188 7.18 144499 7.41 796502 7.03 3 Cianjur 65881 6.94 144026 7.39 766039 6.77 4 Bandung 36398 3.83 75891 3.89 443507 3.92 5 Garut 50273 5.29 135104 6.93 785374 6.94 6 Tasikmalaya 49567 5.22 120254 6.17 724703 6.40 7 Ciamis 52286 5.50 107575 5.52 675637 5.97 8 Kuningan 29045 3.06 61068 3.13 348093 3.07 9 Cirebon 54581 5.75 86187 4.42 509729 4.50 10 Majalengka 51899 5.46 97204 4.98 568955 5.02 11 Sumedang 33176 3.49 78143 4.01 437192 3.86 12 Indramayu 118663 12.49 226568 11.62 1321016 11.67 13 Subang 85362 8.99 184585 9.46 1105550 9.76 14 Purwakarta 16566 1.74 41662 2.14 231285 2.04 15 Karawang 97529 10.27 182425 9.35 1067691 9.43 16 Bekasi 54425 5.73 105825 5.43 620868 5.48 17 Bandung Barat 20654 2.17 43847 2.25 243570 2.15 Kota 18 Bogor 960 0.10 1269 0.07 7112 0.06 19 Sukabumi 1929 0.20 3625 0.19 22687 0.20 20 Bandung 1983 0.21 1897 0.10 10897 0.10 21 Cirebon 333 0.04 656 0.03 3643 0.03 22 Bekasi 664 0.07 1013 0.05 5678 0.05 23 Depok 932 0.10 793 0.04 4596 0.04 24 Cimahi 293 0.03 504 0.03 2933 0.03 25 Tasikmalaya 6172 0.65 14252 0.73 80844 0.71 26 Banjar 3318 0.35 6184 0.32 37895 0.33 Jawa Barat 949914 1950203 11322682 Sumber: Badan Pusat Statistik 2010 diolah Sedangkan luas lahan sawah yang terkecil ada di kota Cimahi sebesar 293 ha atau 0,03 dari luas lahan sawah di Jawa Barat. Sedangkan luas panennya sebesar 67 504 ha atau 0,03 dan dengan produksi sebesar 2.933 ha atau 0,03 dari total produksi di Jawa Barat. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan teknik intensifikasi pertanian oleh petani seperti penggunaan pupuk atau penggunaan bibit unggul dalam bercocok tanam. Peningkatan produksi padi yang terus terjadi menimbulkan optimisme tinggi bahwa produksi beras Jawa Barat terus mengalami surplus dan menjadikan Provinsi Jawa Barat menjadi pemasok beras utama di Indonesia. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan harga gabah seperti yang dilihat pada Tabel 11 dibawah ini, terlihat bahwa rataan harga Gabah Kering Panen dan harga Gabah Kering Simpan di tingkat petani serta harga Gabah Kering Giling di tingkat KUD meningkat secara konsisten setiap tahunnya. Demikian juga untuk harga beras baik di tingkat penggilingan, di tingkat dolog, dan di tingkat pasar juga semakin meningkat setiap tahunnya. Tabel 11. Rataan Harga Gabah dan Harga Beras di Jawa Barat Tahun 2001- 2010 Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, 2011 Tahun Harga Gabah RpKg Harga Beras RpKg Di Tingkat Petani Di Tingkat KUD GKG Di Tingkat Penggilingan Di Tingkat Dolog Di Tingkat Pasar GKP GKS 2001 1340 1590 1445 2645 2100 2875 2002 1400 1661 1718 2846 3076 3119 2003 1247 1443 1590 2533 1959 2736 2004 1151 1339 1478 2377 2357 2562 2005 1401 1661 1718 2846 3076 3119 2006 2021 2263 2399 3890 3605 4182 2007 2358 2603 2759 4525 3943 4820 2008 2425 2711 2880 4589 4181 5042 2009 2469 2804 2969 4893 4438 5298 2010 3078 3542 3788 5717 5112 6261 68 Komoditas unggulan pertanian di Jawa Barat pada tahun 2009, didominasi oleh beberapa komoditas tanaman semusim, palawija dan sayuran. Komoditas unggulan tanaman palawija adalah ubi kayu, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, dan ubi jalar. Komoditas lain yang menjadi unggulan di Jawa Barat yaitu sayuran seperti bawang merah, bawang daun, kentang, kubis, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, labu siang, dan jamur. Sedangkan tanaman hortikultura seperti mangga, durian, alpukat, jambu biji, jeruk, rambutan, salak, melinjo, nanas, dan pisang serta tanaman hias dan obat-obatan. Semakin meningkatnya harga gabah makan Nilai Tukar Petani juga diharapkan semakin meningkat. Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian. Secara umum NTP menghasilkan tiga pengertian: a. NTP 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP pada tahun dasar. b. NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar. c. NTP 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada tahun dasar. 69 Tabel 12. Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani serta NTP di Jawa Barat Tahun 2001-2010 1993=100 Tahun IH yang Diterima Petani IH yang Dibayar Petani NTP 2001 393.42 360.42 109.03 2002 527.89 421.13 125.29 2003 603.11 454.73 132.60 2004 720.28 482.02 117.11 2005 525.30 467.81 101.43 2006 615.04 532.32 110.84 2007 681.30 583.40 116.95 2008 108.37 112.72 96.14 2009 119.17 122.58 97.22 2010 128.75 130.23 99.08 Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, 2011 Indeks harga yang diterima dan dibayar petani serta NTP nya mengalami fluktuatif setiap tahunnya. IH yang diterima dan yang dibayar petani pada tahun 2001-2004 mengalami peningkatan, pada tahun 2005 mengalami penurunan, kemudian pada tahun 2006-2007 meningkat kembali dan pada tahun 2008-2010 mengalami penurunan. Begitu juga dengan Nilai Tukar Petani, pada tahun 2001 NTP sebesar 109.03 dan tahun 2010 menjadi 99.08. Hal ini memperlihatkan bahwa kesejahteraan petani di Jawa Barat semakin menurun. Perlu adanya keseriusan pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan petani tersebut.

5.5 Lahan Pemukiman