Geologi dan Tanah Topografi Iklim

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lingkungan Fisik 4.1.1 Letak dan Luas Wilayah Taman Nasional Wasur TNW berada di bagian tenggara pulau Irian Jaya dalam wilayah administratif Kabupaten Merauke Propinsi Papua. Secara geografis TNW berada dalam koordinat 140° 29 - 141° 00 BT dan 08° 04 - 09° 07 LS. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 282Kpts-VI1997 tanggal 23 Mei 1997, luas Taman Nasional Wasur TNW ± 413.810 Ha. Batas-batas kawasan TNW tersebut adalah sebagai berikut : Sebelah barat : Kota Merauke Sebelah Utara : Sungai Maro Sebelah Timur : Perbatasan NKRI – Papua New Guineae Sebelah Selatan : Laut Arafura Untuk lebih jelasnya dapat dilihat lampiran 1 Peta Taman Nasional Wasur. Danau Rawa Biru merupakan danau terbesar di Taman Nasional Wasur. Menurut WWF, danau ini pada tahun 1997 memiliki luas badan air 100,2 ha. Danau ini dimanfaatkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Merauke untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kota Merauke.

4.1.2 Geologi dan Tanah

Kawasan Taman Nasional Wasur berada pada dataran yang datar sampai bergelombang yang berasal dari dataran aluvial pleistosen tua plato oriomo. Kawasan ini memiliki sedimen berlapis dengan batuan dasar kristalin. Sedimen- sedimen aluvial ini diperoleh dari erosi daerah dataran tinggi pada periode kuarter. Secara umum jenis tanah di kawasan Taman Nasional Wasur adalah aluvial dan jenis lain yang merupakan hasil proses hidromorfik. Jenis tanah ini bertekstur halus, berlempung kuat dan lebih sering berada di bawah air pada musim hujan. Di daerah dekat pasang surut pantai dan sungai, tanah menjadi lebih alkalin, namun semakin ke arah darat cenderung memiliki peningkatan kadar asam. Tanah di Desa Wasur dan Rawa Biru secara umum adalah gleisol yang dibentuk oleh tanah yang sangat muda dan berada diatas deposit aluvium yang masih baru. Jenis tanah kambisol dan podsolik tersebar luas di daerah savana Nauclea- Baringtonia-Livistonia yang dicirikan oleh keberadaan sejumlah besar sarang- sarang rayap. Horison argilik yang berasosiasi terhadap impermeabilitasnya, meningkat pada saat banjir dimusim hujan, sedangkan pada musim kemarau akan semakin menurun dengan naiknya tanah pada lapisan kapiler sehingga mengakibatkan peningkatan kekeringan lapisan tanah bagian atas BPKH Wilayah X 2006.

4.1.3 Topografi

Secara umum, Kawasan Taman Nasional Wasur dibagi menjadi dua daerah geografis yaitu dataran pantai dan daerah berbukit yang bergelombang plato yang terbentang mulai dari pantai laut Arafura ke daerah Utara melalui dataran pantai yang rata dan agak bergelombang kemiringan lereng kurang lebih 12°, serta dataran yang rata yang terpotong-potong oleh plato yang bergelombang dibagian Utara kawasan. Titik tertinggi terdapat di daerah Waam dengan tinggi hanya 90 meter dpl.

4.1.4 Iklim

Kawasan Taman Nasional Wasur memiliki iklim musiman monsoon. Iklim tersebut dicirikan oleh dua musim utama, yaitu musim kering yang terjadi pada bulan Juni sampai NovemberDesember dan musim basah yang terjadi pada bulan Desember sampai Mei. Temperatur bulan kering di kota Merauke dan sekitarnya berkisar antara 29°C sampai 33°C yang terjadi pada bulan Juni sampai Desember. Sedangkan temperatur bulan basah berkisar antara 22°C sampai 24°C yang terjadi pada bulan Januari sampai Mei. Hari hujan rata-rata antara 3,5 hari pada bulan Oktober hingga 17,6 hari pada bulan Januari, hujan maksimum sekitar 6,5 mm pada bulan Agustus hingga 67,7 mm pada bulan Januari. Kelembaban rata-rata antara 76,8 mm pada bulan November hingga 84,2 mm pada bulan Maret. Curah hujan bervariasi antara 17,1 mm pada bulan Agustus hingga 275,7 mm pada bulan Januari. Kondisi iklim ini dapat memberikan gambaran bagaimana variasi yang cukup besar antara musim kemarau dan musim hujan.

4.1.5 Hidrologi