mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel- tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
2.2.3 Cara kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan real world dunia nyata di atas monitor komputer yang kemudian mempresentasikan keatas kertas. Tetapi, SIG memiliki
kekuatan lebih dan fleksibelitas daripada lembaran peta kertas. Obyek-obyek yang dipresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features contohnya
taman, sungai, danau, kebun, jalan dan lain-lain. Peta yang ditampilkan bisa berupa titik, garis dan poligon serta juga menggunakan simbol-simbol grafis dan
warna untuk membantu mengidentifikasi unsur-unsur berikut deskripsinya. SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai
atribut-atribut basisdata. Kemudian, SIG membentuk dan menyimpannya dalam table-tabel. Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-
tabel bersangkutan. Dengan demikian, atribut-atribut dapat diakses melalui lokasi- lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya unsur-unsur peta juga dapat diakses
melalui atributnya. Karena itu, unsur itu bisa dicari dan dapat ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.
SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas
administratif, perkebunan, dan hutan merupakan contoh layer. Kumpulan layer tersebut membentuk basisdata SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata
merupakan hal yang esensial di dalam SIG. Rancangan basisdata akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan dan
keluaran SIG Prahasta 2001.
2.2.4 Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Habitat
Kendalamasalah utama dalam menjagamelindungi preserving lingkungan global adalah bagaimana melindungi spesies tumbuhan dan satwa
langka hubungannya dengan keanekaragaman hayati dan pada waktu yang bersamaan kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan lingkungan untuk
manusia hidup. Identifikasi habitat satwaliar sangat diperlukan dalam rangka perlindungannya dan kemungkinan perluasan area habitat yang dibutuhkannya.
Hal ini perlu untuk mengontrol kegiatan pembangunan yang sedang dilakukan dan sebaliknya mencegah spesies langka menjadi punah. Pertumbuhan populasi
manusia pada dasarnya berpengaruh besar terhadap meningkatnya kemungkinan spesies langka tersebut punah karena dapat mempengaruhi kondisi lingkungan
alam secara tiba-tiba. Pemetaan kesesuaian habitat satwaliar Wildlife habitat suitability
mapping merupakan suatu analisis hubungan komplek diantara beberapa variasi
faktor lingkungan yang tersedia dalam bentuk geografis. Model kesesuaian habitat setiap spesies satwaliar yang menjadi spesies kunci key spesies suatu
kawasan konservasi telah terlebih dahulu diidentifikasi. Setiap model
membutuhkan data kondisi makanan dan tutupan vegetasi. Faktor lainnya yang diperlukan adalah tipe hutan, topografi, sumber air, jarak dari pusat kegiatan
manusia kotadesa, dan lain-lain. Analisis ini menjalankan setiap model dalam GIS dengan tujuan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan yang sangat dan
cukup sesuai sebagai habitat satwaliar kunci tersebut. Dalam sistem zonasi, studianalisis ini sangat cocok dalam menentukan kawasan zona inti suatu taman
nasional Ayudi 2007.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian