Habitat dan penyebaran Buaya Air Tawar Irian Crocodylus novaeguineae

2.1.4 Habitat dan penyebaran

Alikodra 2002 mengatakan bahwa komponen habitat yang terpenting untuk kehidupan satwa adalah makanan, air dan cover. Di alam, buaya menyukai lingkungan yang mempunyai ciri sebagai berikut : 1. Daerah rawa, baik rawa air payau maupun rawa air tawar, terutama daerah rawa yang terdapat banyak pohon penutup nipah, pandan, dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai tempat bersembunyi terutama pada saat mengintai mangsanya sekaligus sebagai tempat berlindung. 2. Berada di daerah aliran air yang mempunyai arus tenang. 3. Di daerah danau-danau yang disekitarnya banyak ditumbuhi vegetasi. 4. Di muara daerah pertemuan antara sungai dan laut menjadi tempat favorit jenis buaya muara karena ketersediaan makanan yang cukup yaitu ikan yang banyak hidup di daerah ini. Sebagai pembatas dari ruang pergerakan buaya adalah sifat biologis dari satwa tersebut. Daerah pergerakan terbatas pada kondisi habitat yang untuk masing-masing jenis dibatasi oleh tingkat salinitas perairan Anonim 1986. Tingkat salinitas untuk buaya muara berkisar antara 0-35 per mill Taylor 1979. Daerah lembab dengan sedikit sinar matahari merupakan daerah yang disukai buaya. Daerah seperti ini banyak ditemui di daerah tropis. Dalam kehidupan buaya, selain membutuhkan lingkungan seperti tersebut di atas, ternyata juga memerlukan tempat terbuka yang yang biasanya digunakan untuk berjemur. Pada umumnya buaya muara dapat hidup baik di air tawar maupun air asin, sedangkan buaya air tawar hanya bisa hidup di air tawar. Kemampuan buaya hidup di air dan di darat memungkinkan buaya mendapatkan makanan yang beragam. Makanan anak buaya terdiri dari serangga dan ikan. Tumbuh semakin besar makanan buaya meningkat ke ikan besar, burung, ular, monyet dan mamalia lain serta bahkan manusia. Buaya air tawar Irian Crocodylus novaeguineae memiliki makanan utama berupa unggas-unggas air Neil 1946 dalam Harto 2002. Berdasarkan ketergantungan satwa terhadap air, maka buaya termasuk dalam “water animal’, artinya sangat tergantung pada adanya air. Air merupakan sebagian besar media hidup buaya. Perairan yang dihuni buaya dapat berupa standing water Lentic ataupun Running water Lotic seperti sungai, rawa berair payau atau rawa air tawar. Cover berfungsi sebagai tempat hidup, berkembang biak dan berlindung dari bahaya, bahkan dapat pula sebagai tempat mencari makan Alikodra 2002. Pada buaya tempat hidupnya sebagian besar di air. Jika siang hari buaya berjemur di tepian sungai, di tempat terbuka. Tempat penelurannya terletak tidak jauh dari tepi sungai, biasanya berada di tepi parit kecil dan di daerah yang terbuka. Crocodylus novaeguineae merupakan jenis buaya yang hidup diperairan air tawar. Jenis yang satu ini suka bersembunyi secretive dan jarang kelihatan dalam kelompok. Pada waktu siang hari Crocodylus novaeguineae menghabiskan waktunya di dalam air. Buaya ini lebih senang daerah gelap dan menghindari panas, menggali terowongan dan bersembunyi. Pada musim kering mereka tampak bersama sekumpulan penyu di dalam lumpur Britton 2000. Disamping itu, buaya juga memerlukan tempat terbuka untuk berjemur. Khusus pada musim kemarau, dimana permukaan air surut, penyebaran buaya terkonsentrasi pada daerah-daerah yang relatif rendah daerah genangan air, dan apabila musim penghujan dimana permukaan air naik, maka ruang gerak buaya akan lebih luas tersebar. Dinamika pergerakan tersebut masih memungkinkan sejauh dalam kondisi habitat. Sifat fisik dan kimia perairan sangat berpengaruh terhadap jenis flora dan fauna yang hidup di dalam air. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tipe sungai, arus, kedalaman, kecerahan, suhu, pH, warna air, kadar gas terlarut dan kadar unsur-unsur terlarut dalam air Sumawidjaja 1977. Perairan yang produktif dan ideal ada pada pH 6,5 – 8,5 dengan batas minimum O 2 terlarut 2 mgliter. Sedangkan untuk suhu berfluktuasi setiap harinya, tetapi fluktuasi yang disukai oleh ikan tidak lebih dari 2,8 o C dari suhu normal atau suhu rata-rata suatu perairan Ricker 1973.

2.1.5 Gangguan habitat