8. Hutan Savana
Flora : Lophostemon lactifluus, Banksia dentata, Asteromyrtus symphiacarpa, Eucalypthus sp, Melaleuca sp
9. Padang Rumput
Flora : Graminae sp dan Pandannus sp. 10.
Padang Rumput Rawa Flora : Pandannus sp, Phragmites karka, Hanguana sp, anggrek dan teratai
BTNW 2005.
4.2.2 Flora
Sekitar 70 persen dari luas kawasan taman nasional berupa vegetasi savana, sedang sisanya berupa vegetasi hutan rawa, hutan musim, hutan pantai, hutan
bambu, padang rumput dan hutan rawa sagu yang cukup luas. Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan di kawasan taman nasional ini antara lain api-api
Avicennia sp., tancang Bruguiera sp., ketapang Terminalia sp., dan kayu putih Melaleuca sp.. Di kawasan ini juga dapat dijumpai flora eksotik, seperti:
¾ Eceng gondok Eichornia crassipes merupakan tumbuhan pengganggu
ekosistem perairan. ¾
Kelampis airputri malu raksasa Mimossa pigra merupakan tumbuhan pengganggu ekosistem tepi sungai karena pertumbuhannya telah menutupi
sebagian besar tepian sungai Maro. ¾
Krinyuh Cromolaena odorata perkembangannya telah menganggu ekosistem terbuka terutama areal bekas peladangan.
¾ Semak ekor tikusjarong Stachyiarpheta urticaefolia penyebaranya telah
mengokupasi habitat padang rumput di daerah Ukra dan Kankania. Tumbuhan lain yang berpotensi mengancam kelestarian flora fauna endemik
antara lain tebu rawa Hanguana sp, selada air Pitsia sp, salvima Salvinia sp, sidagori Sida acuta dan tahi ayam Lantana camara, serta acasia berduri
Acaccia nilotica.
4.2.3 Fauna
Taman Nasional Wasur memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat sekitar 80 jenis mamalia dan 399 jenis burung,
sehingga merupakan wilayah yang paling kaya akan jenis burung di Irian Jaya. Telah teridentifikasi 34 spesies dari 80 species yang diperkirakan ada dan 32
spesies diantaranya adalah satwa endemik Irian Jaya. Mamalia besar asli yang terdapat di kawasan Taman Nasional Wasur adalah tiga marsupial yaitu kanguru
lapang Macropus agilis, kanguru hutanbiasa Darcopsis veterun dan kanguru bus Thylogale brunii. Marsupial karnivora di dalam kawasan ini adalah musang
hutan Dasyurus spartocus yang merupakan satwa endemik untuk kawasan Trans-fly. Mamalia lainnya antara lain kuskus berbintik Spilocuscus maculatus,
Petaurus breviceps diketahui oleh masyarakat setempat sebagai tupai,
Dactylopsa trivirgata semuanya terdapat di sekitar hutan pantai, landak irian bermoncong pendek, tikus berkantung, kucing berkantung, kalong, dan kelelawar.
Burung; Taman Nasional Wasur memiliki keanekaragaman burung yang tinggi. Tercatat 403 species dan 74 species diantaranya endemik Irian Jaya dan
diperkiraan terdapat 114 species yang dilindungi. Jenis-jenis burung tersebut antara lain burung garuda irian Aquita gunisyei, cenderawasih Paradisea apoda
novaguineae , kakatua Cacatua sp, mambruk Crown pigeons, kasuari
Cassowary, elang Circus sp, alap-alap Accipiter sp, Namdur Ailuroedus sp, tetengket Alcedo sp, belibis Anas sp., dan cangak Ardea sp.
Taman Nasional Wasur merupakan daerah lahan basah dan merupakan tempat yang sangat penting untuk burung-burung air di Indonesia, khususnya
burung migran dari Australia dan New Zealand. Oleh karena itu, kawasan itu memiliki arti penting bagi kepentingan internasional sebagai tempat persinggahan
ribuan burung migran asal Australia dan Asia. Daerah-daerah yang sering menjadi habitat burung migran adalah padang rumput, savana, danau Rawa Biru dan pantai
Ndalir. Pantai Ndalir sering dihadiri sekelompok burung pantai migran setiap
tahunnya selama bulan Agustus sampai September seperti misalnya, burung red- necked stint
, terek, great knot and greater serta lesser sandplover. Koloni ibis, egreta dan tiga koloni besar dari burung kapal selam cormorant sering
menempati padang rumput rawa dekat Ukra, Rawa Biru, Mblatar dan Upaimbar. Sejumlah burung air seperti bangau abu-abuNdarau Cranes Trans-Fly, pelikan,
ibis straw-necked, Glossy dan White, Boha Magpie Geese melakukan perkawinan di kawasan Taman Nasional Wasur. Burung pantai Plovers,
Australian Pratincole , gajahan keciIlittle curlew Numenius rninutus dan paruh
sendok Royal Spoonhills semuanya merupakan burung migran yang mempunyai peranan penting dalam ekologi kawasan ini.
Pada daerah sungai Fly di bagian Utara kawasan, sering dijumpai sejumlah burung-burung Australia seperti elang Wedge-tailed Eagle. kasuari lapang
Australian Bustard, bangau abu-abuNdarau BroIga, Grey crowned Babbler dan Blue-winged Kookaburra.
Pada kawasan ini juga terdapat 5 lima species burung endemik di kawasan Trans-Fly yaitu Megalurus albolimbatus Fly-River Warbler, Lonchura emprit
2 species, Alcedo pusilla pusilla Little Paradise Kingfisher dan Dacelo tyro archboldi
Spangled Kookaburra. Burung-burung tersebut biasanya muncul di kawasan padang rumput di sekitar Rawa Biru.
Telah tercatat sebanyak 21 jenis reptil, yaitu 2 jenis buaya Crocodylus prosus
dan Crocodylus novaguineae, 3 jenis biawak Varanus sp, 4 jenis kura- kura, 5 jenis kadal Mabouya sp, 8 jenis ular Candoidae, Liasis, Phyton dan 1
jenis bunglon Calotus jutatus. Sedangkan jenis katak yang tercatat hanya 3 jenis yaitu katak pohon Hylla crureelea, katak pohon Irian Litoria infrafrenata dan
katak hijau Rana macrodon. Kawasan Taman Nasional Wasur merupakan lahan basah yang luas, dimana
banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Pada kawasan ini terdapat 39 jenis ikan dari 72 jenis yang
diperkirakan ada, dan 32 jenis diantaranya terdapat di danau Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di sungai Maro.
Banyak spesies ikan yang unik di kawasan ini seperti misalnya Scleropages jardinii, Cochlefelis, Doiichthys, Nedystoma, Tetranesodon, Iriatherina dan
Kiunga . Selain itu juga terdapat jenis-jenis ikan lain seperti Oxyeleotris firnbriata,
Glassornia aprian, Ambassis , dan Arius, serta ikan kakap Lates calcarifer yang
memiliki arti penting bagi perekonomian penduduk sekitar kawasan.
Informasi jenis-jenis serangga dalam kawasan Taman Nasional Wasur masih belum banyak diperoleh, namun telah tercatat sebanyak 48 jenis, diantaranya
rayap Tumulitermis. sp dan Protocapritermis sp, kupu-kupu Ornithopera priamus
, dan semut Fomicidae, Nyptalidae, Pieridae. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis eksotik, antara lain :
a. Sapi Bos indicus; keberadaannya di dalam Taman Nasional Wasur
terutama di sekitar Desa Tomerau. Sistem pengembalaan dengan cara melepas di luar zona pemukiman telah memberikan dampak negatif
terhadap perlindungan, pengawetan dan pelestarian flora fauna endemik, terutama tingkat persaingan konsumsi pakan dan air serta mempercepat
penyebaran biji-biji tumbuhan eksotik yang mengancam ekosistem taman nasional.
b. Rusa timor Cervus timorensis; keberadaan dan daerah jelajahnya yang
luas merupakan pesaing bagi satwa endemik terutama jenis mamalia berkantung kangguruwallaabi, serta kesukaannya terhadap jenis rumput
buluhkasim Phragmites karka disepanjang sungai dan badan air mengakibatkan ekosistem sungai menjadi dangkal sehingga mengurangi
debit air. Anjing Canis fainittaris; hidupnya semi liar dan menjadi hewan karnifora
pemakan satwa-satwa endemik. Keberadaannya didalam kawasan berasal dari para pemburu masyarakat tradisional yang menggunakan anjing sebagai sarana
bantu berburu. Awalnya anjing-anjing tersebut terpisah dari kawanannya dan akhirnya menjadi hewan yang liar dan buas Dirjen PHKA 1999..
4.3 Kependudukan