Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengusahakan Karakteristik Responden Berdasarkan Usaha

129 Sebagian besar responden petani lada, yaitu berjumlah 28 orang atau 93,33 persen, menyatakan diri telah menikah atau berkeluarga. Hanya dua orang atau 6,67 persen saja yang menyatakan diri belum menikah atau belum berkeluarga. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tanggungjawab untuk menghidupi keluarganya, selain dirinya sendiri.

6.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Responden memiliki karakteristik pendidikan yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan No Pendidikan Jumlah Orang Persentase 1. SD Setingkat 11 36,67 2. SMP Setingkat 9 30 3. SMA Setingkat 9 30 4. Diploma 1 3,33 Total 30 100 Tabel 34 menunjukkan bahwa jenjang pendidikan terakhir yang pernah dienyam petani adalah mulai dari SD hingga Diploma. Tingkat pendidikan terakhir yang paling banyak dienyam oleh petani adalah SD setingkat, yaitu 11 orang atau 36,67 persen. Jika dilihat dari program wajib belajar sembilan tahun, maka 60 persen dari responden atau 18 orang telah menyelesaikan program tersebut.

6.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengusahakan

Lada Pengalaman mengusahakan lada ditentukan berdasarkan waktu yang telah dihabiskan oleh petani untuk mengenal dan mengusahakan lada. Semakin lama waktu yang dihabiskan petani, maka mereka akan semakin mengenal dan berpengalaman dalam mengusahakan lada, khususnya pengalaman teknis mereka di lapangan. Hasil pengolahan data mengenai karakteristik responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalamannya dalam mengusahakan lada dapat dilihat pada Tabel 35. 130 Tabel 35. Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Mengusahakan Lada No Pengalaman Tahun Jumlah Orang Persentase 1. 5-14 8 26,67 2. 15-24 10 33,33 3. 25-34 9 30 4. ≥35 3 10 Total 30 100 Tabel 35 menggambarkan bahwa umumnya pengalaman responden terdapat pada kelompok 15-24 tahun, yaitu sebanyak 10 orang atau 33,33 persen. Selain itu, 40 persen responden 12 orang memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah mengenal dan memiliki cukup pengalaman dalam mengusahakan tanaman lada.

6.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usaha

Petani lada yang dipilih menjadi sampel adalah yang berdiversifikasi usaha, selain mengusahakan lada. Hal ini didukung oleh pendapat para Penyuluh Pertanian Lapang PPL yang ditemui di lapangan. Mereka berpendapat bahwa umumnya petani lada tidak hanya mengusahakan lada saja, tetapi juga memiliki usaha lainnya, karena sangat sulit jika petani lada hanya bergantung kepada usaha lada saja. Terlebih lagi dengan kondisi seperti saat ini. Pendapat tersebut juga telah dibuktikan di lapangan, melalui wawancara dengan responden petani lada dan observasi di kebun petani. Responden mengatakan bahwa karakteristik tanaman lada dan kondisi pengusahaannya saat ini mengharuskan mereka mencari atau mengerjakan peluang usaha yang lain berdiversifikasi usaha. Karakteristik tanaman lada yang merupakan tanaman perkebunan tahunan, dimana panen pertama baru dapat dilakukan saat tanaman berusia 2-3 tahun dan panen berikutnya hanya dapat dilakukan setiap satu tahun, menyebabkan pendapatan dari tanaman lada juga bersifat tahunan. Dengan kata lain, pendapatan dari tanaman lada baru dapat diperoleh dalam jangka waktu tahunan. Di lain pihak, mereka membutuhkan sumber pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dalam jangka waktu harian, mingguan, atau bulanan di bawah satu tahun. Untuk mengatasi hal tersebut mereka umumnya menyadap karet, menanam sayuran, menanam kelapa sawit, membuka toko 131 perdagangan, menambang timah, dan sebagainya, selain tetap mengusahakan lada. Perilaku responden petani lada yang melakukan usaha lain di luar mengusahakan lada juga disebabkan oleh beberapa faktor lain. Para responden menuturkan bahwa harga jual lada yang rendah dan banyaknya serangan hama dan penyakit pada tanaman lada, membuat mereka tidak lagi menanam lada dengan pola tanam bergilir bertahap dan dalam jumlah yang besar, sehingga produksi tanaman lada pun tidak lagi diperoleh secara kontinu dan dalam jumlah yang lebih sedikit. Akan tetapi mereka tetap mengusahakan lada. Alasannya karena mengusahakan lada sudah menjadi budaya masyarakat petani pekebun yang ada di Bangka dan sudah dilakukan turun-temurun. Selain itu, mereka tetap berjaga-jaga untuk mengantisipasi jika suatu saat terjadi kenaikan harga, seperti yang pernah terjadi di tahun 1997, dimana harga jual lada pernah mencapai Rp 100.000 per kg. Prinsip yang dipegang oleh petani dalam mengusahakan lada adalah Biak Sedikit, yang Penting Ade, yang artinya walaupun sedikit, tanaman lada harus tetap diusahakan. Karakteristik responden berdasarkan jumlah usaha diversifikasi usaha yang mereka lakukan dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 36. Tabel 36. Karakteristik Responden Menurut Diversifikasi Usaha No Usaha Jumlah Orang Persentase 1. Kebun lada dan nenas 1 3,33 2. Kebun lada dan karet 5 16,67 3. Kebun lada, karet, dan kelapa sawit 11 36,67 4. Kebun lada, karet, dan peternakan ayam 1 3,33 5. Kebun lada, karet, dan penambangan timah 1 3,33 6. Kebun lada, karet, sayuran, dan penampung karet 1 3,33 7. Kebun lada, karet, kelapa sawit, dan peternakan ayam 2 6,67 8. Kebun lada, karet, kelapa sawit, dan sayuran 1 3,33 9. Kebun lada, karet, kelapa sawit, dan perdagangan 2 6,67 10. Kebun lada, karet, kelapa sawit, dan padi ladang 2 6,67 11. Kebun lada, karet, kelapa sawit, dan penambangan timah 1 3,33 12. Kebun lada, karet, perdagangan, dan penambangan timah 1 3,33 13. Kebun lada, karet, kelapa sawit, nenas, dan peternakan ayam 1 3,33 Total 30 100 Keterangan: Data di Tahun 2009 132 Tabel 36 menggambarkan bahwa kombinasi peluang usaha yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah mengusahakan lada, karet, dan kelapa sawit secara bersamaan, yaitu yang dilakukan oleh 11 orang atau 36,67 persen dari seluruh responden sampel. Selain itu, terdapat satu orang responden yang menjalankan lima usaha sekaligus, yaitu usaha kebun lada, karet, kelapa sawit, nenas, dan peternakan ayam. Berdasarkan data juga dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian besar responden, yaitu 96,67 persen dari seluruhnya 29 orang, memiliki usaha kebun lada dan karet.

6.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan