Harga Jual Lada di Tingkat Petani dan Produksi

50 diproduksi dan berapa jumlahnya, cara memproduksi produk-produk tersebut, dan peruntukan dari produk yang diproduksinya. Dalam memandang hal tersebut, petani lada dilihat sebagai suatu perusahaan bisnis di dalam industri lada di Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka, yang menghasilkan produk lada. Aktivitas produksi dianggap sebagai bagian dari penawaran yang dilakukan oleh petani lada. Oleh sebab itu pengkajian terhadap produksi lada oleh petani lada dilandaskan pada teori penawarannya, sebagai individu. Aktivitas produksi proses yang dilakukan oleh petani lada dalam memproduksi lada merupakan bagian dari suatu sistem, yang disebut sebagai sistem produksi lada. Proses tersebut terkait dengan input produksi lada dan lingkungan di mana petani lada melakukan usahanya. Sebagai suatu sistem yang terintegrasi, saat terjadi perubahan pada aspek input produksi lada ataupun lingkungan usaha yang mempengaruhi sistem produksi lada, maka akan mempengaruhi proses produksi lada. Selanjutnya, perubahan dalam proses produksi lada akan mempengaruhi output produksi lada. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan pada input lada ataupun lingkungan usaha yang mempengaruhi sistem produksi lada, akan berpengaruh pula pada output produksi lada. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa harga jual lada dan usaha lain yang menjadi pesaing pengusahaan lada.

3.1.2. Harga Jual Lada di Tingkat Petani dan Produksi

Hubungan antara harga jual dengan produksi didasarkan pada hukum penawaran. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan sifat perkaitan diantara harga suatu barang atau dapat pula jasa dan jumlah barang yang ditawarkan oleh para produsen. Di dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para produsen untuk menawarkan barangnya, apabila harganya tinggi, dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut, apabila harganya rendah. Penawaran dari suatu pasar selalu berhubungan dengan para produsen pelaku bisnis dalam menghasilkan dan menjual produk-produknya Samuelson dan Nordhaus 2003. Penawaran dari pelaku bisnis tersebut, secara lebih tepat digambarkan pada kurva penawaran, yang menghubungkan jumlah yang ditawarkan dari sebuah barang dengan harganya di pasar, sementara hal-hal 51 lain dianggap konstan ceteris paribus. Dalam mempertimbangkan penawaran, hal-hal lain yang dianggap konstan tersebut diantaranya biaya produksi, harga barang terkait, dan kebijakan pemerintah. Kurva penawaran untuk sebuah komoditi akan memperlihatkan hubungan antara harga pasarnya dengan kuantitas dari komoditi tersebut, yang diinginkan diproduksi dan dijual oleh produsen, sementara hal-hal lain dianggap konstan Samuelson dan Nordhaus 2003. Hukum penawaran pada dasarnya menyatakan semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual Sukirno 1985, ceteris paribus . Penjual dapat pula diartikan sebagai produsen yang menawarkan barang atau jasa yang dihasilkannya. Dampak dari perubahan harga jual barang atau jasa, baik kenaikan, maupun penurunan, menyebabkan terjadinya pergerakan di sepanjang kurva penawaran, tetapi tidak sampai menggeser kurva penawaran tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 7. Keterangan: P = Harga produk komoditi Q = Jumlah output produk yang dihasilkan Gambar 7. Pergeseran di Sepanjang Kurva Penawaran, dari Titik A ke T itik A’, Akibat Adanya Kenaikan Harga Barang Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga jual lada di tingkat petani lada atau harga jual lada yang diterima oleh petani lada berhubungan dan akan mempengaruhi jumlah produksi yang dijual dan dihasilkan petani lada tersebut. Semakin tinggi harga jual lada, maka jumlah produksi yang dijual petani lada semakin banyak. Karena petani lada bertindak sebagai produsen yang S Q Q 2 Q 1 P 2 P 1 P A’ A 52 memproduksi sendiri outputnya yaitu lada putih, maka saat jumlah produksi yang dijual petani lada semakin banyak, mereka akan bergairah untuk meningkatkan produksi per areal tanam ataupun melalui perluasan areal tanam. Sebaliknya, semakin menurun harga jual lada, maka jumlah produksi yang dijual petani lada pun menurun, sehingga keinginan untuk meningkatkan produksi per areal ataupun melalui perluasan areal tanam juga menurun.

3.1.3. Peluang Usaha Lain dan Produksi