Pengaruh Peluang Usaha Lain Terhadap Produksi Lada

152 lada di tingkat petani menjadi tidak signifikan pengaruhnya terhadap produksi lada. Ketika responden ingin mendapatkan harga jual lada yang lebih baik, maka seharusnya mereka menunggu sampai pembeli mengajukan penawaran harga yang tertinggi, baru kemudian menjual ladanya. Akan tetapi, saat diamati di lapangan, hal ini sulit terjadi, terutama bagi responden yang memiliki kebutuhan mendesak, seperti biaya hidup dan modal usaha. Apalagi sebagian besar responden telah memiliki keluarga yang harus dihidupi. Selain itu, tidak sedikit diantara responden dan pembeli lada mereka yang memiliki hubungan saling percaya, sehingga walaupun ada pembeli lain yang menawarkan harga lada yang sedikit lebih tinggi, mereka tetap menjual lada kepada pembeli kepercayaan mereka. Oleh sebab itu, responden hanya menjadi penerima harga saat menjual lada mereka dan berapa pun produksi lada yang mereka miliki, akan dibayar dengan harga yang sudah ditentukan oleh pembeli. Faktor-faktor ini menyebabkan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi lada. Produksi lada sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh harga jual lada itu saja, tetapi juga harga jual komoditi-komoditi lain yang diusahakan oleh responden petani lada peluang usaha lainnya, baik pertanian, maupun nonpertanian. Fakta di lapangan menggambarkan bahwa selama tahun 2009, harga-harga dari hasil karet dan kelapa sawit, sebagai alih usaha lain utama yang dilakukan oleh responden petani lada, sangat membantu perekonomian mereka. Petani respoden mengakui bahwa pengusahaan karet ataupun kelapa sawit lebih mudah dilakukan dan menjamin sumber pendapatan mereka, dibandingkan dengan mengusahakan lada. Hal ini menyebabkan harga jual lada di tingkat petani menjadi tidak signifikan berpengaruh terhadap produksi lada.

6.3.4.2. Pengaruh Peluang Usaha Lain Terhadap Produksi Lada

Pengaruh dari variabel peluang usaha lain terhadap produksi lada pada model regresi linear berganda memiliki arah yang negatif berlawanan arah, sesuai dengan kerangka pemikiran teoritis yang dibangun. Variabel peluang usaha lain mengukur dampak dari korbanan opportunity cost yang dilakukan oleh petani lada karena memilih alternatif pilihan peluang usaha lain yang mereka 153 anggap lebih menguntungkan, yaitu berkurangnya prioritas atas pengusahaan kebun lada dan luas areal lahan yang tersedia untuk mengusahakan tanaman lada. Jika prioritas petani lada untuk mengusahakan tanaman lada menurun, maka tenaga energi yang dicurahkan ataupun modal yang dialokasikan petani lada atas usaha tersebut pun menurun, sehingga pada akhirnya menurun pula produksi lada mereka. Sementara itu, berkurangnya luas areal tanam juga berdampak pada berkurangnya produksi lada. Hal ini disebabkan karena tenaga, modal, dan areal tanam merupakan input-input yang digunakan dalam proses untuk memproduksi lada, dalam suatu sistem, sehingga saat penggunaan input-input produksi menurun, maka tentunya produksinya pun menurun. Usaha lain yang paling dominan diusahakan oleh responden masih di bidang pertanian, yaitu usaha kebun karet dan kelapa sawit, sehingga secara umum, pengusahaan kedua jenis tanaman inilah yang menjadi pesaing utama pengusahaan lada. Seluruh responden yang memiliki usaha lada dan karet menyatakan bahwa pengusahaan karet berdampak terhadap ketersediaan areal tanam mereka. Walaupun demikian, sebagian besar dari mereka tetap memprioritaskan usaha ladanya, karena pengusahaan karet tidak sesulit pengusahaan lada. Sebagian besar responden yang memiliki usaha lada dan kelapa sawit menyatakan bahwa mereka lebih memprioritaskan usaha kelapa sawit mereka. Akan tetapi, hanya sebagian responden yang menyatakan bahwa kelapa sawit mempengaruhi ketersediaan areal tanam lada mereka. Artinya, walaupun responden mendiversifikasikan usaha lada mereka dengan usaha lain, khususnya dengan karet dan kelapa sawit, mereka tetap memiliki produksi lada untuk dijual ditawarkan. Hal ini membuat peluang usaha lain tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi lada. Akan tetapi, ini hanya berlaku dalam jangka pendek, karena kajian data dalam penelitian ini adalah data cross section satu tahun saja. Jika dikaji secara time series atau jangka panjang, maka peluang usaha lain menjadi signifikan pengaruhnya secara negatif terhadap produksi lada. Pada masa yang akan datang, saat tanaman lada sudah tua dan mati tidak produktif lagi, maka tanaman yang muncul sebagai tanaman utama menggantikan lada adalah karet dan kelapa sawit, yang ditumpangsarikan dengan lada. Akibatnya, produksi lada yang dimiliki 154 responden menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi. Jika tanaman karet atau kelapa sawit tersebut ditanam di areal baru yang sebenarnya sesuai untuk ditanamai lada, maka di masa yang akan datang, saat tanaman karet dan kelapa sawit tersebut dewasa dan telah menghasilkan, maka lahan tersebut tidak dapat ditanami lada lagi oleh responden, sehingga produksi lada mereka pun akan menurun, bahkan tidak ada lagi.

6.3.4.3. Pengaruh Teknologi Budidaya Lada Petani Terhadap Produksi