78 operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur
suatu variabel Singarimbun dan Effendi 2006. Menurut Silalahi 2009, definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau
kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris.
Definisi operasional pada penelitian ini memberi arti yang lebih jelas batasan kepada setiap variabel-variabel penelitian yang digunakan dan cara
pengukurannya. Pembuatan definisi operasional didasarkan pada penelitian terdahulu, maupun teori yang telah dikaji dalam kerangka pemikiran, serta
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Adapun variabel-variabel tersebut, yaitu produksi lada Y, sebagai
variabel dependen. Sedangkan variabel-variabel independen dalam penelitian ini, yaitu harga jual lada di tingkat petani X
1
, peluang usaha lain X
2
, dan teknologi budidaya lada petani X
3
.
4.8.1. Produksi Lada Y
Produksi lada adalah keseluruhan buah lada yang dihasilkan dan dipanen oleh petani lada, dari areal kebun usahatani nya. Data produksi yang dicari dan
dianalisis adalah produksi per satu satuan luas areal, yaitu kgha. Hal ini dimaksudkan agar dari setiap sampel responden, yaitu petani lada, diperoleh
data yang sama tidak bias. Selain itu, ditetapkan bahwa data produksi yang dikaji adalah data di tahun 2009. Variabel produksi lada didefinisikan sebagai
keseluruhan jumlah lada putih yang dihasilkan oleh petani dengan mengolah buah lada masak yang dihasilkan dari areal kebun usahatani nya. Produksi lada
ini secara khusus mengacu kepada produksi yang ada di Kabupaten Bangka.
4.8.2. Harga Jual Lada di Tingkat Petani X
1
Harga jual lada di tingkat petani adalah harga jual lada yang diterima oleh petani tingkat petani, atau dapat pula dikatakan harga jual yang diberikan
pedagang pengumpul kepada petani. Data harga yang menjadi kajian adalah data harga jual rata-rata lada di tingkat petani per tahun, khususnya harga-harga di
tahun 2009.
79
4.8.3. Peluang Usaha Lain X
2
Peluang usaha lain adalah alternatif usaha, di luar selain usaha kebun lada, yang dapat diperoleh dan dilakukan oleh petani lada, khususnya selama
tahun 2009. Adanya alternatif usaha lain, baik dari usaha pertanian, maupun nonpertanian, yang dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha
kebun lada, menyebabkan petani lada melakukan pilihan dan korbanan. Hal ini berdampak pada prioritas pengusahaan kebun lada yang dimiliki oleh petani lada
dan juga ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang usaha lain dibagi menjadi dua
dimensi, yaitu peluang usaha pertanian dan usaha nonpertanian. Masing-masing dimensi, dilihat dari dua indikator, yaitu prioritas pengusahaan kebun lada dan
ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani. Pengukuran indikator-indikator untuk melihat peluang usaha ini didasarkan pada literatur-
literatur, informasi-informasi, dan data yang telah dikumpulkan. Prioritas pengusahaan kebun lada menggambarkan pilihan petani lada
dalam memposisikan usaha ladanya terhadap alternatif peluang usaha lain yang dirasa lebih menguntungkan dan telah dilakukan. Untuk usaha pertanian, dalam
hal ini perkebunan lada, ciri-ciri memprioritaskan usaha, diantaranya dengan memelihara usaha semaksimal mungkin, seperti menggunakan teknologi yang
baik untuk meningkatkan produksi lada; mencurahkan modal dan tenaga lebih banyak untuk mengusahakan lada; dan upaya lainnya yang diperuntukkan untuk
mengintensifkan dan mengembangkan usaha lada tersebut. Semakin petani lada memprioritaskan usaha lain, maka petani lada kurang atau bahkan tidak lagi
memelihara usaha ladanya semaksimal mungkin, seperti ciri-ciri yang telah disebutkan.
Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani adalah luasan areal yang dapat digunakan untuk menanam tanaman lada ataupun
untuk perluasannya, dari keseluruhan total areal pertanian perkebunan yang dimiliki atau dikelola oleh petani lada tersebut. Petani lada yang memiliki areal
tanam lahan luas, yang diperuntukkan untuk membudidayakan lada, memungkinkan petani tersebut untuk memproduksi lada dalam jumlah yang lebih
besar. Sebaliknya, jika areal tanam lada yang dimiliki petani lada semakin sempit,
80 karena sebab tertentu, maka kesempatan meningkatkan produksi lada semakin
kecil, bahkan produksi lada dapat menurun. Variabel peluang usaha lain, yang dilihat diukur melalui indikator
prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, merupakan salah satu variabel independen, yang secara
teoritis, berpengaruh berhubungan kausal atau fungsional negatif terbalik terhadap produksi lada. Oleh sebab itu, semakin besar ukuran yang diberikan,
artinya semakin besar dampaknya menurunkan produksi lada. Adapun indikator dari setiap dimensi yang digunakan untuk mengukur peluang usaha lain adalah
sebagai berikut: 1. Usaha pertanian
Usaha pertanian ini terdiri atas usaha kebun kelapa sawit, kebun karet, dan usaha-usaha pertanian lainnya seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu
mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya. Hal tersebut didasarkan pada data statistik dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jenis tanaman yang dominan diusahakan untuk perkebunan,
terutama perkebunan rakyat, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah tanaman karet 44.550 ha dan kelapa sawit 24.600 ha. Untuk tanaman lada
sendiri, diusahakan pada areal seluas 33.739 ha. Selain itu terdapat pengusahaan pertanian lain, tetapi tidak terlalu dominan, seperti kelapa,
cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya.
A. Kebun kelapa sawit Peluang usaha dari kebun kelapa sawit ini dilihat dari indikator
prioritas pengusahaan kebun lada dan pengaruh pengusahaan kebun kelapa sawit tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau
dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:
A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran.
Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:
81 a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun
kelapa sawit, dan memprioritaskan kebun kelapa sawit tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun
lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun
kelapa sawit, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1.
A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Adapun ukuran-ukuran untuk mengukur indikator ini antara
lain:
a
Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada.
Skor 3
a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan menanam tanaman kelapa sawit
pada bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola.
b
Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2
b.1 Menumpangsarikan tanaman lada dengan tanaman kelapa sawit pada areal yang sama.
b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola.
c
Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1
c.1 Membuka kebun kelapa sawit pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut
sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi.
d
Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0
B. Kebun karet Peluang usaha dari kebun karet ini juga dilihat dari indikator
prioritas pengusahaan kebun lada karena dilakukannya alternatif usaha kebun lada dan pengaruh pengusahaan kebun karet tersebut terhadap
82 ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani,
dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu: B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada
Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun karet, dan memprioritaskan kebun karet tersebut dalam
pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada Skor 2.
b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun karet, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam
pengusahaannya Skor 1. B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani
Adapun ukuran-ukuran pada indikator ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani adalah sebagai berikut:
a
Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3
a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan menanam tanaman karet pada bekas
areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola.
b
Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2
b.1 Menumpangsarikan tanaman lada dengan tanaman karet pada areal yang sama.
b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola.
c
Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1
c.1 Membuka kebun karet pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut
sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi.
83
d
Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0
C. Usaha pertanian lainnya seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya
Peluang usaha dari usaha pertanian lainnya ini juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada tersebut, dibandingkan dengan
usaha pertanian lain yang dilakukan dan pengaruh pengusahaan pertanian lain tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau
dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:
C.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran.
Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha
pertanian lain, dan memprioritaskan usaha pertanian lainnya tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha
kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha
pertanian lainnya, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1.
C.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Untuk mengukur hal tersebut ditentukan beberapa ukuran.
Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a
Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3
a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan mengusahakan komoditi pertanian
lainnya pada bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola.
b
Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2
b.1 Menumpangsarikan tanaman lada dengan mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada areal yang sama.
84 b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki
dikelola.
c
Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1
c.1 Mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru
tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi.
d
Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0
2. Usaha nonpertanian A. Penambangan timah
Peluang usaha dari penambangan timah ini dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan pengaruh pengusahaan tambang
timah tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:
A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran.
Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha
penambangan timah, dan memprioritaskan usaha penambangan timah tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan
usaha kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha
penambangan timah, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1.
A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Ukuran-ukuran yang digunakan dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
a
Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3
a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan usaha penambangan timah pada
85 bekas areal tanam lada tersebut.
a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola.
b
Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2
b.1 Mengusahakan tanaman lada dengan penambangan timah pada areal yang sama.
b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola.
c
Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1
c.1 Membuka usaha penambangan timah pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut
sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi.
d
Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0
B. Usaha lain seperti perdagangan, kerajinan, dan lainnya Peluang usaha dari usaha lain, seperti perdagangan, kerajinan, dan
lainnya, juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani
dengan adanya pengusahaan usaha lain tersebut, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu sebagai berikut:
B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran.
Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha
lain, dan
memprioritaskan usaha
lain tersebut
dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada
Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha
lain, tetapi
masih memprioritaskan
kebun lada
dalam pengusahaannya Skor 1.
86 B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam indikator ini adalah sebagai berikut:
a
Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3
a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya sebagai tempat usaha usaha lain pada bekas
areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola.
b
Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2
b.1 Mengusahakan tanaman lada dengan usaha lain pada areal yang sama.
b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola.
c
Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1
c.1 Membuka tempat usaha lain pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut
sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi.
d
Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0
Variabel peluang usaha lain, dimensi-dimensi, indikator-indikator, dan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 15.
87
Tabel 15.
Kisi-kisi Instrumen Variabel Peluang Usaha Lain X
2
Variabel Dimensi
Indikator Pilihan Jawaban
Skor
Peluang Usaha Lain
1. Usaha tanaman pertanian lain A. Kebun kelapa sawit
A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a
2 b
1
A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh
petani a a.1 atau a.2
3 b b.1 atau b.2
2 c c.1
1 d
Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya
88
Lanjutan Tabel 15 Variabel
Dimensi Indikator
Pilihan Jawaban Skor
Peluang Usaha Lain
1. Usaha tanaman pertanian lain B. Kebun karet
B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a
2 b
1
B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh
petani a a.1 atau a.2
3 b b.1 atau b.2
2 c c.1
1 d
Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya
89
Lanjutan Tabel 15 Variabel
Dimensi Indikator
Pilihan Jawaban Skor
Peluang Usaha Lain
1. Usaha pertanian lain C. Usaha pertanian lainnya seperti
kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura,
peternakan, dan lainnya C.1. Prioritas pengusahaan kebun lada
a 2
b 1
C.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh
petani a a.1 atau a.2
3 b b.1 atau b.2
2 c c.1
1 d
Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya
90
Lanjutan Tabel 15 Variabel
Dimensi Indikator
Pilihan Jawaban Skor
Peluang Usaha Lain
2. Usaha nonpertanian A. Penambangan timah
A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a
2 b
1
A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh
petani a a.1 atau a.2
3 b b.1 atau b.2
2 c c.1
1 d
Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya
91
Lanjutan Tabel 15 Variabel
Dimensi Indikator
Pilihan Jawaban Skor
Peluang Usaha Lain
2. Usaha nonpertanian B. Usaha
lain seperti
perdagangan, kerajinan, dan lainnya
B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a
2 b
1
B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh
petani a a.1 atau a.2
3 b b.1 atau b.2
2 c c.1
1 d
Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya
92
4.8.4. Teknologi Budidaya Lada Petani X