Uji Hipotesis Analisis Korelasi dan Regresi Linear Berganda

148 Hasil uji multikolinearitas pada model regresi berganda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. 2. Uji normalitas Hasil perhitungan Uji Jarque-Bera menghasilkan nilai statistik Jarque- Bera sebesar 0,655635 dengan nilai probabilitas 0,720494. Saat dibandingkan, nilai probabilitas tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata α yang digunakan, dimana 0,720494 0,1. Hal tersebut menghasilkan kesimpulan residual pada model berdistribusi dengan normal atau asumsi normalitas pada model regresi linear terpenuhi. Hasil Uji Jarque-Bera selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. 3. Uji heteroskedastisitas Hasil perhitungan Uji White menghasilkan nilai ObsR-squared sebesar 8,959030 dengan nilai probabilitas 0,441065. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata α yang digunakan, dimana 0,441065 0,1, sehingga disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas di dalam model. Hasil Uji White selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. 4. Uji autokorelasi Hasil perhitungan Uji Breusch-Godfrey menghasilkan nilai ObsR- squared sebesar 2,584652 dengan nilai probabilitas 0,274631. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata α yang digunakan, dimana 0,274631 0,1. Hal tersebut menghasilkan kesimpulan tidak terdapat autokorelasi di dalam model. Hasil Uji Breusch-Godfrey selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

6.3.3. Uji Hipotesis

Hasil analisis regresi linear berganda yang dijadikan acuan untuk melakukan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 45. 149 Tabel 45. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Linear Berganda Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,962a ,925 ,917 45,37719 a Predictors: Constant, X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 662280,551 3 220760,184 107,213 ,000a Residual 53536,324 26 2059,089 Total 715816,875 29 a Predictors: Constant, X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -345,022 222,425 -1,551 ,133 X1 ,005 ,007 ,056 ,741 ,465 X2 -10,959 9,062 -,083 -1,209 ,237 X3 1105,508 92,254 ,906 11,983 ,000 a Dependent Variable: Y Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 581,5730 1047,0969 824,7500 151,12002 30 Residual -98,8135 96,7370 ,0000 42,96603 30 Std. Predicted Value -1,609 1,471 ,000 1,000 30 Std. Residual -2,178 2,132 ,000 ,947 30 a Dependent Variable: Y Berdasarkan uji t dua arah yang dilakukan, dinyatakan bahwa konstanta, variabel harga jual lada di tingkat petani X 1 , dan variabel peluang usaha lain X 2 tidak berpengaruh signifikan masuk ke persamaan regresi linear, pada taraf nyata α 10 persen, karena: 1. Untuk konstanta, nilai t hitung t 0,1 2 DF=26 -1,551 1,706 dan Sig. α 0,133 0,1. 2. Variabel harga jual X 1 , nilai t hitung t 0,1 2 DF=26 0,741 1,706 dan Sig. α 0,465 0,1. 3. Variabel peluang usaha lain X 2 , nilai t hitung t 0,1 2 DF=26 -1,209 1,706 dan Sig. α 0,237 0,1. 150 Oleh sebab itu, untuk variabel harga jual dan peluang usaha lain, hipotesis nol H diterima pada taraf nyata α 10 persen. Variabel yang berpengaruh signifikan masuk ke persamaan regresi linear hanya teknologi budidaya lada petani X 3 , dengan nilai t hitung t 0,1 2 DF=26 11,983 1,706 dan Sig. α 0,000 0,1, sehingga disimpulkan hipotesis nol H ditolak pada taraf nyata α 10 persen. Koefisien regresi variabel teknologi budidaya lada petani, saat dikaji bersama-sama dengan harga jual lada di tingkat petani dan peluang usaha lain, adalah sebesar positif + 1.105,508. Dengan melihat bahwa skor indeks maksimum variabel teknologi budidaya lada adalah 2 dua, maka koefisien regresi variabel tersebut menunjukkan untuk setiap kenaikan teknologi budidaya lada petani 0,1 satuan, maka rata-rata produksi lada akan meningkat sebesar 110,5508 kgha. Sebaliknya, saat teknologi budidaya lada petani menurun 0,1 satuan, maka rata-rata produksi lada akan menurun sebesar 110,5508 kgha. Uji F dua arah menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan model Y = -345,022 + 0,005 X 1 − 10,959 X 2 + 1.105,508 X 3 pada taraf nyata 10 persen relatif memuaskan dalam menerangkan data, karena nilai F hitung F 0,1v1=3;v2=26 326,383 2,31 dan Sig. α 0,000 0,1. Dengan demikian, disimpulkan bahwa hipotesis nol H ditolak pada taraf nyata α 10 persen. Nilai R 2 yang didapat adalah sebesar 92,5 persen, yang menunjukkan bahwa sebesar 92,5 persen dari seluruh variasi produksi lada Y dapat dijelaskan oleh harga jual X 1 , peluang usaha lain X 2 , dan teknologi budidaya lada petani X 3 , sedangkan sisanya sebesar 7,5 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model persamaan. Atau dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi cukup baik menerangkan data. Apabila hasil analisis uji F dikaitkan dengan hasil uji t, maka dapat dikatakan bahwa meskipun model persamaan regresi Y = -345,022 + 0,005 X 1 − 10,959 X 2 + 1.105,508 X 3 cenderung memuaskan, namun hanya koefisien variabel teknologi budidaya lada petani X 3 yang signifikan masuk ke dalam persamaan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, baik uji t-student, maupun uji F, disimpulkan bahwa, diantara variabel harga jual, peluang usaha lain, dan teknologi budidaya lada petani, yang paling berpengaruh terhadap produksi lada adalah teknologi budidaya lada petani. 151

6.3.4. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Linear Berganda