I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waduk Saguling adalah waduk yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut. Waduk ini merupakan salah satu dari tiga
waduk yang membendung aliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Fungsi utama
Waduk Saguling dipergunakan untuk satu tujuan single purpose yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga air PLTA. Menurut International Lake Committee ILEC,
pada saat ini Waduk Saguling dimanfaatkan untuk beberapa keperluan multipurpose, yaitu transportasi, budidaya perikanan, dan pariwisata. Berbagai masalah lingkungan
muncul akibat kurangnya rencana pengelolaan waduk “multipurpose” ini, bahkan saat ini Waduk Saguling digunakan oleh penduduk sekitar untuk kegiatan domestik ILEC,
2008. Fungsi waduk yang diperuntukan untuk beberapa keperluan dipandang lebih menguntungkan dibandingkan dengan waduk yang dipergunakan untuk satu tujuan, akan
tetapi perlu diperhitungkan daya dukung lingkungan untuk masing-masing fungsi perairan tersebut agar tidak terjadi kerusakan ekosistem. Daya dukung suatu ekosistem
penting untuk dijaga, karena daya dukung dapat berkurang sejalan dengan berkembangnya aktivitas dan tehnologi yang digunakan manusia.
Masalah utama yang dialami Waduk Saguling adalah terjadinya eutrofikasi yang disebabkan oleh adanya masukan pencemar bahan organik yang berasal dari budidaya
pertanian, limbah domestik, dan karamba jaring apung yang berada didalam Waduk Saguling serta limbah industri yang berada di sekitar Waduk Saguling dan aliran Sungai
Citarum. Sumber-sumber pencemar bahan organik yang masuk ke Waduk Saguling akan mengakibatkan terjadinya eutrofikasi pada perairan yang selanjutnya akan menyebabkan
turunnya daya dukung Waduk Saguling jika tidak dikelola dengan tepat. Budidaya ikan di karamba jaring apung adalah tempat pemeliharaan ikan berupa jaring-jaring yang
menyebabkan air dapat keluar dan masuk secara bebas, sehingga pertukaran air dari dan ke perairan sekitarnya serta pembuangan limbah sisa pakan dan sisa proses
metabolisme dapat terbuang dengan mudah. Sisa pakan ikan dan sisa proses metabolisme ikan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan perairan waduk yang selanjutnya akan
menyebabkan menurunnya daya dukung perairan Waduk Saguling. Jumlah karamba jaring apung aktif di Waduk Saguling pada tahun 2008 berjumlah 7209 unit.
Keberadaan karamba jaring apung di Waduk Saguling dapat bermanfaat secara ekonomi bagi penduduk sekitar, akan tetapi perlu diperhatikan pengelolaannya agar keberlanjutan
fungsi waduk dapat terus dimanfaatkan. Penelitian tentang daya dukung perairan untuk kegiatan karamba jaring apung perlu dilakukan sebagai faktor penting dalam manajemen
perairan Waduk Saguling.
1.2 Kerangka Pemikiran