Analisis Harga Pokok Analisis Break Even Point

5.3 Analisis Harga Pokok

Analisis harga pokok dilakukan untuk mengetahui besarnya harga pokok dari suatu produk. Menurut Kuswadi 2005, harga pokok adalah semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa selama periode yang bersangkutan. Metode penentuan harga pokok menurut Kartadinata dalam Purnama 2005 ada tiga, yaitu metode kalkulasi dimana harga pokok dihitung dengan membagi semua biaya yang dikeluarkan dengan jumlah satuan yang dihasilkan, metode angka pembanding dimana harga pokok dihitung dengan cara menetapkan angka-angka pembanding antara jenis atau tipe-tipe yang berbeda, dan metode kalkulasi tambahan dimana harga pokok dihitung dengan cara terlebih dahulu dibuat perkiraan atau taksiran biaya-biaya yang perlu dikeluarkan untuk produksi dalam periode yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode kalkulasi untuk analisis harga pokok. CV Chandra Rattan Cirebon menetapkan besarnya keuntungan yang ingin dicapai adalah sebesar 10 dari biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi Bahama dan Agent. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan Bahama dan Agent per set masing-masing sebesar Rp. 1.330.140 dan Rp.345.370. Sedangkan harga jual Bahama dan Agent per set masing-masing sebesar Rp. 1.008.000 dan Rp. 354.000. Berdasarkan perbandingan antara harga pokok dan harga jual produk, maka dapat terlihat bahwa harga pokok produk Bahama lebih besar dari harga jual sebenarnya. Hal ini berarti bahwa keuntungan perusahaan dari penjualan produk Bahama belum optimal. Sedangkan harga pokok produk Agent nilainya lebih kecil dari harga jual sebenarnya. Hal ini berarti keuntungan perusahaan dari penjualan produk Agent lebih besar atau optimal.

5.4 Analisis Break Even Point

Analisis Break Even point bertujuan untuk mengetahui kondisi perusahaan atau suatu usaha saat tidak memperoleh keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian atau kondisi yang seimbang antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan Break Even Point untuk produk Bahama dan Agent yang dihasilkan oleh CV Chandra Rattan Cirebon, maka dapat diketahui jumlah produk Bahama dan Agent yang harus diproduksi per bulan masing-masing sebanyak 119 set dan 77 set agar tidak mengalami kerugian. Akan tetapi jumlah produksi Bahama dan Agent per bulannya masing-masing sebanyak 210 set dan 855 set sehingga dapat dipastikan CV Chandra Rattan Cirebon mengalami keuntungan atau tidak mengalami kerugian. Perhitungan break even point juga dilakukan pada pengrajin Bahama dan Agent. Jumlah produk yang harus diproduksi oleh pengrajin Bahama sebanyak 14 set pada kondisi break even point, dengan jumlah produksi biasanya per bulan sebanyak 60 set. Sedangkan Jumlah rangka dan anyaman Agent yang harus diproduksi oleh pengrajin pada kondisi break even point masing-masing sebanyak 76 set dan 46 set, dimana jumlah produksi jumlah produksi rangka Agent sebanyak 570 set dan jumlah produksi anyaman Agent sebanyak 570 set. Apabila nilai break even point dibandingkan dengan jumlah produksi masing-masing produk per bulannya, maka dapat diketahui bahwa jumlah produksi pengrajin tiap bulannya jauh melebihi nilai break even pointnya sehingga pengrajin dapat dikatakan mengalami keuntungan yang besar. Perhitungan analisisis break even point pada pengrajin dan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perhitungan nilai break even point pada pengrajin dan perusahaan serta perhitungan harga pokok perusahaan pengrajin Perusahaan Komponen Satuan Bahama Rangka Agent Anyaman Agent Bahama Agent Jumlah produksi Setbulan 60 570 570 210 855 Harga jual Rp.1000set 234,5 54 60 1008 354 Investasi Rp.000 25 23,5 20 826059 826059 Biaya produksi Rp.1000set 92,75 17,67 24,44 936,78 248,75 Biaya tetap Rp.1000bulan 2641 3168 1782 19734,28 8927,41 Biaya tetap Rp.1000set 44,02 5,56 3,13 93,97 10,44 Biaya variabel Rp.1000set 842,81 238,32 Upah Rp.1000set 51,49 13,91 Bahan baku Rp.1000set 777,03 222,65 Biaya pemasaran Rp.1000set 14,29 1,75 Keuntungan Rp.1000set 71,22 105,25 N BEP unitbulan 14 76 46 119 77 Harga pokok Rp.1000set 1330,14 345,37

5.5 Analisis Rugi-laba