Analisis harga pokok perusahaan Analisis break even point Analisis laba-rugi perusahaan

Besarnya biaya bahan penolong jenis tertentu untuk setiap unit produk rotan ke-j dapat dihitung berdasarkan keperluan bahan penolong masing-masing dengan cara: B dj = a dj x H d Dimana : B dj = Biaya bahan penolong ke-d untuk produk ke-j Rpunit a dj = Keperluan bahan penolong ke-d untuk produk ke-j ltunit H d = Harga bahan penolong Rplt d = 1, 2, 3... n jenis bahan penolong yang digunakan Besarnya upah langsung yang dibayarkan kepada karyawan borongan sesuai dengan ketentuan harga yang telah dibuat oleh perusahaan yang disesuaikan dengan jumlah borongan dan jenis produk yang telah dikerjakan, misalnya pekerja finishing. Upah langsung untuk karyawan satuan dibayarkan sesuai dengan jumlah barang per unit yang telah dikerjakan, misalnya pekerja dalam proses pengepakan.

3.3.2 Analisis harga pokok perusahaan

Analisis harga pokok dihitung dengan menggunakan metode pembagian. Analisis harga pokok dilaksanakan untuk mengetahui perbandingan biaya produksi terhadap kegiatan usaha yang telah dilakukan sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan P merupakan besarnya keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan berdasarkan perhitungan biaya produksi dan jumlah unit produk utama yang dihasilkan dengan mengikuti nilai mata uang yang berlaku. Analisis harga pokok dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. Q K P Q F Vcmk Vcm Vcl HP Dimana : HP = Harga Pokok produk mebel Rp unit Vcl = Biaya untuk upah Rpunit Vcm = Biaya bahan baku Rpunit Vcmk = Biaya harga pemasaran Rpunit F = Total biaya tetap Rp Q = Jumlah unit yang dihasilkan Unit P = Persen keuntungan yang ingin diperoleh tahun K = Total investasi Rp

3.3.3 Analisis break even point

Analisis titik impas atau Break Even Point BEP dilakukan untuk melihat produksi minimum yang harus dihasilkan sehingga pendapatan yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan Nugroho 2002. Perhitungan break even point dilakukan dengan menggunakan persamaan di bawah ini. N BEP = C H F Dimana : N BEP = Tingkat produksi produk furniture pada titik impas Unittahun F = Biaya tetap per satuan unit waktu Rptahun C = Biaya variabel per satuan unit waktu Rpunit H = Harga per satuan unit Rpunit

3.3.4 Analisis laba-rugi perusahaan

Analisis profitabilitas dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba dan kelayakan pengusahaan furniture rotan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilihat dari nilai ROI yang dihasilkan. Semakin besar nilai ROI yang dihasilkan, maka semakin besar pula laba bersih yang dihasilkan perusahaan. 100 x AV NI ROI Dimana : ROI = Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba return on investment NI = Laba bersih perusahaan per tahun Rptahun AV = Semua asetmodal yang dimiliki perusahaan Rptahun

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

CV Chandra Rattan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture, salah satunya berbahan baku rotan. Perusahaan ini didirikan pada bulan februari tahun 1989 oleh Bapak H. Lani B. Salim. Pada awalnya perusahaan didirikan di jalan Tohiti No. 69 Desa Tegal Wangi Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon. Pada saat pertama kali berdiri perusahaan ini memproduksi produk furniture berbahan baku rotan yang pemasarannya masih dalam skala lokal saja. Seiring dengan perjalanan waktu dan meningkatnya permintaan konsumen akan produk furniture rotan, maka perusahaan ini dapat memasarkan produk furniturenya sampai ke luar negeri, misalnya ke Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. Jenis produk dan bahan baku furniture yang digunakan juga lebih bervariasi. Pada saat ini tujuan pemasaran produk furniture di CV Chandra Rattan hanya berorientasi untuk ekspor saja karena dinilai lebih menguntungkan bagi perusahaan.

4.2 Lokasi Perusahaan

CV Chandra Rattan pada awalnya didirikan di jalan Tohiti No. 69 Desa Tegal Wangi Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon. Kemudian pada tahun 1997 pindah lokasi ke Jalan Raya Desa Marikangen No. 105 Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Hal ini disebabkan karena lokasi industri yang pertama terkena kegiatan pembangunan jalan tol Cirebon. Perusahaan ini memiliki dua gedung dalam satu lokasi, yaitu gedung kantor yang didirikan di atas tanah seluas 3.645 m 2 dengan luas bangunan 3000 m 2 , dan gedung pabrik yang didirikan di atas tanah seluas 4.990 m 2 dengan luas bangunan 4.200 m 2 .

4.3 Investasi Perusahaan

Dalam memulai usaha, seorang pemilik usaha pasti akan menginvestasikan modal yang dimilikinya untuk mendirikan usahanya. Invetasi yang dikeluarkan