Biaya produksi di pengrajin Biaya produksi di perusahaan

Kegiatan wawancara dan pengamatan dilakukan pada pengrajin yang memiliki ikatan kerjasama dengan perusahaan dan sedang melakukan kegiatan produksi pada saat penelitian. Pengrajin yang dipilih sebagai responden adalah pengrajin rangka yang menghasilkan produk Bahama dan Agent serta pengrajin anyam yang menghasilkan anyaman untuk produk

3.3.1.1 Biaya produksi di pengrajin

Analisis biaya produksi pengrajin dilakukan karena pengrajin terlibat langsung dalam proses produksi furniture yang dilaksanakan oleh perusahaan. Pengrajin berperan dalam memproduksi rangka dan anyaman produk furniture. Biaya produksi pada pengrajin terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Komponen yang menyusun biaya tetap pengrajin, antara lain depresiasi peralatan yang digunakan, bunga modal, biaya pemeliharaan alat produksi, listrik dan uang makan pekerja. Sementara itu, komponen penyusun biaya variabel pengrajin, antara lain biaya bahan penolong, bahan bakar, dan upah tenaga kerja. Besarnya biaya bahan penolong yang dikeluarkan pengrajin untuk memproduksi pesanan perusahaan disesuaikan dengan jumlah orderan yang diberikan. Biaya bahan penolong diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan pengrajin. Biaya bahan bakar untuk mesin atau peralatan yang dipakai oleh pengrajin dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini. B bj = a bj x H b Dimana : B bj = Biaya bahan bakar ke-b untuk produk ke-j Rpunit a bj = Keperluan bahan bakar ke-b untuk produk ke-j Rpunit H b = Harga bahan bakar Rplt Sementara upah untuk setiap unit produk rotan ditentukan sesuai dengan kesepakatan pemimpin kelompok pengrajin dengan pekerjanya yang dirumuskan dengan persamaan berikut. B uj = U uj x P j Dimana : B uj = Biaya untuk upah produk rotan ke-j Rpbulan U uj = Biaya upah tiap produk sesuai dengan kesepakatan Rpunit P j = Jumlah alokasi produksi untuk produk ke-j dari perusahaan unitbulan

3.3.1.2 Biaya produksi di perusahaan

Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Komponen biaya tetap perusahaan terdiri dari depresiasi mesin dan peralatan, bunga modal, pemeliharaan alat, dan listrik, asuransi, gaji tetap, biaya air, telepon, pajak, dan biaya administrasi kantor. Biaya depresiasi merupakan nilai penyusutan suatu barang atau peralatan selama alat tersebut digunakan. Depresiasi dan bunga modal meliputi gedung, mesin dan peralatan, inventaris kantor, dan kendaraan produksi. Besarnya biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Te Ae De Dimana: D e = Depresiasi dari mesin-mesin dan peralatan ke-e Rpbulan A e = Harga beli dari mesin-mesin dan peralatan ke-e Rp T e = Masa pakai dari mesin-mesin dan peralatan ke-e Bulan Untuk dapat menghitung biaya depresiasi tiap unit produk digunakan persamaan seperti di bawah ini. Qj Q Bp Bpj Dimana : Bpj = Biaya penyusutan untuk tiap unit produk ke-j Rpunit Bp = Biaya penyusutan Rpbulan Q = Rata-rata produksi rotan unitbulan Qj = Proporsi produk ke-j Biaya bunga modal dapat dihitung berdasarkan penyusutan bunga rata-rata. Untuk memperoleh bunga modal per bulan dan bunga modal setiap unit produk, maka dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini. r Te Te Ae Pe 2 1 Dimana : P e = Bunga modal dari mesin-mesin dan peralatan ke-e Rpbulan A e = Harga beli dari mesin-mesin dan peralatan ke-e Rp T e = Masa pakai dari mesin-mesin dan peralatan ke-e Bulan r = Tingkat suku bunga bulan Qj Q Bm Bmj Dimana : B mj = Biaya bunga modal untuk tiap unit produk ke-j Rpunit B m = Biaya bunga modal tiap bulan Rpbulan Q = Rata-rata produksi produk rotan unitbulan Q j = Proporsi produksi produk ke-j Biaya gaji tetap diberikan kepada karyawan yang menangani administrasi dan umum. Tenaga kerja ini tidak terlibat langsung dalam proses produksi. Perhitungan biaya gaji tetap dapat dilakukan dengan cara berikut. Qj Q Bt Btj Dimana : B tj = Biaya gaji tetap untuk tiap unit produk ke-j Rpunit B t = Biaya gaji tetap tiap bulan Rpbulan Q = Rata-rata produksi produk rotan Unitbulan Q j = Proporsi produksi produk ke-j Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai keperluan listrik, air, telepon, asuransi dan biaya administrasi kantor dapat diperoleh dari laporan perusahaan. Untuk menghitung besar biaya-biaya tersebut per unitnya dapat digunakan persamaan berikut. Qj Q Bo Boj Dimana : B oj = Biaya listrik, air, telepon, asuransi dan administrasi umum untuk tiap produk ke-j Rpunit B o = Biaya listrik, air, telepon, dan administrasi umum tiap bulan Rpbulan Q = Rata-rata produksi produk rotan unitbulan Q j = Proporsi produk ke-j Sementara itu, komponen biaya variabel perusahaan terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya sewa kontainer dan pengangkutan, dan upah langsung. Biaya bahan baku dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran perusahaan untuk membeli rangka dan anyaman produk setengah jadi dari pengrajin dan biaya untuk membeli bahan baku seperti persamaan berikut. B j = R j + N j + B uj B uj = a uj x H r Dimana : B j = Biaya bahan baku untuk produk ke-j Rpunit R j = Harga pembelian rangka untuk produk ke-j Rpunit B uj = Biaya bahan baku ke-u untuk produk rotan ke-j Rpunit N j = Harga pembelian anyam untuk produk ke-j Rpunit a uj = Keperluan bahan baku ke-u untuk produk rotan ke-j kgunit H r = Harga bahan baku ke-r Rpkg r = rotan batang, filtrit, core, ikat j = 1, 2, 3...n produk rotan yang dihasilkan Besarnya biaya bahan penolong jenis tertentu untuk setiap unit produk rotan ke-j dapat dihitung berdasarkan keperluan bahan penolong masing-masing dengan cara: B dj = a dj x H d Dimana : B dj = Biaya bahan penolong ke-d untuk produk ke-j Rpunit a dj = Keperluan bahan penolong ke-d untuk produk ke-j ltunit H d = Harga bahan penolong Rplt d = 1, 2, 3... n jenis bahan penolong yang digunakan Besarnya upah langsung yang dibayarkan kepada karyawan borongan sesuai dengan ketentuan harga yang telah dibuat oleh perusahaan yang disesuaikan dengan jumlah borongan dan jenis produk yang telah dikerjakan, misalnya pekerja finishing. Upah langsung untuk karyawan satuan dibayarkan sesuai dengan jumlah barang per unit yang telah dikerjakan, misalnya pekerja dalam proses pengepakan.

3.3.2 Analisis harga pokok perusahaan