5.2 Analisis Biaya Produksi Furniture Bahama dan Agent di Perusahaan
Komponen biaya produksi Furniture Bahama dan Agent di CV Chandra Rattan Cirebon terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya produksi tersebut
dihitung per bulan sesuai dengan tahapan proses produksinya. Biaya tetap total pada setiap tahapan produksinya terdiri dari biaya depresiasi penyusutan, bunga modal,
pemeliharaan, asuransi bangunan, gaji pegawai tetap, pajak, listrik, air, telepon, biaya komisi penjualan, dan administrasi kantor. Sedangkan untuk biaya variabel per
tahapan produksinya terdiri atas biaya pengadaan bahan baku pembelian rangka, anyaman, rotan batang, core rotan, filtrit 3mm, ikat, dan jok kursi, biaya service
dasar upah service dasar dan cabut bulu, biaya amplas dasar upah amplas dasar, biaya finishing upah finishing, dan pembelian bahan penolong, biaya service akhir
upah servis akhir dan upah amplas sending, pengepakan dan pemasaran upah pengepakan, biaya bahan pengepakan, sewa jasa angkutan, dan fumigasi.
Berdasarkan perhitungan biaya produksi furniture rotan Bahama dan Agent, dapat diketahui besarnya biaya produksi untuk memproduksi masing-masing produk
sebesar Rp.196 jutabulan dan Rp. 212 jutabulan atau Rp.936 ribuset Bahama dan Rp. 248 ribuset Agent. Perbedaan besarnya biaya produksi kedua produk tersebut
dapat disebabkan oleh perbedaaan kebutuhan bahan baku, kebutuhan bahan penolong, dan jumlah yang diproduksi. Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan
lebih besar dibandingkan dengan biaya tetap. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi Bahama dan Agent masing-masing
sebesar Rp. 842 ribuset Bahama dan Rp. 238 ribuset Agent. Biaya pengadaan bahan baku merupakan komponen biaya variabel yang paling besar, karena dalam
pengadaan bahan baku perusahaan melakukan pembelian bahan baku dan membeli rangka dan anyaman dari pengrajin. Besarnya biaya bahan baku untuk produk
Bahama dan Agent masing-masing sebesar Rp. 616 ribuset Bahama dan Rp. 176 ribuset Agent. Biaya pengadaan bahan baku untuk produk Bahama lebih besar
dibandingkan dengan produk Agent karena kebutuhan bahan baku untuk produk Bahama lebih banyak dan biaya pembelian rangka dari pengrajin juga lebih mahal
daripada Agent. Akan tetapi, apabila ditotalkan per bulan biaya pengadaan bahan
baku untuk produk Bahama lebih kecil dibandingkan produk Agent karena jumlah produksi Bahama lebih sedikit jika dibandingkan dengan produk Agent. Sedangkan
untuk biaya tetap produk Bahama dan Agent, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 19,7 jutabulan dan Rp. 8,9 jutabulan dari jumlah biaya tetap totalnya sebesar
Rp. 63 jutabulan. Biaya tetap Bahama dan Agent per setnya masing-masing sebesar Rp. 93 ribu dan Rp. 10 ribu. Penyusun biaya tetap pada produk Bahama dan Agent
yang terbesar adalah biaya gaji karyawan tetap, yaitu masing-masing sebesar Rp. 6,7 jutabulan dan Rp. 3 jutabulan dari jumlah biaya gaji totalnya per bulan sebesar Rp.
21,6 juta. Pada penelitian Rury 2007 di CV Dimo Putera Jaya Cirebon juga ditemukan hal yang sama, dimana biaya variabelnya lebih besar yaitu sebesar Rp.
551,7 jutabulan dan biaya tetapnya sebesar Rp. 55 jutabulan. Biaya variabel didominasi oleh biaya pengadaan bahan baku sebesar Rp. 362 jutabulan. Sedangkan
penyusun biaya tetap di CV Dimo Putera Jaya Cirebon juga didominasi oleh biaya gaji karyawan tetap sebesar Rp. 27 jutabulan.
Biaya pengadaan bahan baku dan gaji karyawan merupakan biaya yang paling dominan dari biaya variabel dan biaya tetap. Oleh karena itu, dalam kegiatan
produksinya perusahaan perlu memberikan perhatian yang baik pada kedua komponen biaya tersebut karena biaya-biaya tersebut memberikan pengaruh langsung
pada biaya produksi. Selain itu diperlukan juga pengawasan yang baik dalam kegiatan pemilihan bahan baku untuk mengurangi resiko kerusakan produk, seperti
yang pernah dialami oleh CV Chandra Rattan Cirebon pada bulan September 2008. Kerusakan produk yang dialami oleh CV Chandra Rattan tentu saja mengakibatkan
kerugian yang besar, dimana perusahaan harus menanggung seluruh biaya produksi yang telah dikeluarkan sebelumnya dan harus mengeluarkan biaya produksi lagi
untuk mengganti produk yang rusak. Berdasarkan tahapannya, biaya pengadaan bahan baku untuk produk Bahama
dan Agent masih menjadi biaya terbesar yaitu Rp. 129 jutabulan dan Rp. 150 jutabulan. Sedangkan pada biaya tetapnya, perusahaan tidak mengeluarkan biaya
pada tahap pengadaan bahan baku. Hal ini disebabkan karena adanya sistem kontrak dengan pengrajin. Biaya terbesar kedua berdasarkan tahapannya adalah pada proses
finishing yang didominasi oleh biaya untuk pembelian bahan penolong atau pewarna. Proses finishing merupakan rangkaian proses produksi paling utama yang dilakukan
di perusahaan. Harga jual untuk produk Bahama dan Agent juga berbeda, yaitu masing-
masing sebesar Rp. 1.008 jutaset dan Rp. 354 ribuset. Perbedaan harga jual disebabkan oleh perbedaan jenis produk yang dijual. Produk Bahama berupa
perangkat kursi tamu yang dalam satu setnya terdiri dari satu kursi double, dua kursi single, dan satu meja. Sedangkan produk Agent merupakan perangkat kursi tamu
yang dalam satu setnya terdiri dari satu kursi single dan satu meja. Perbedaan biaya produksi dan harga jual pada produk Bahama dan Agent juga mempengaruhi
besarnya keuntungan yang diperoleh dari kedua produk tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari produk Bahama dan Agent yaitu masing-masing sebesar Rp. 14,9
jutabulan dan Rp. 89,9 jutabulan atau Rp. 71 ribuset dan Rp. 105 ribuset. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari produk Agent lebih besar dibandingkan
dari produk Bahama atau dengan kata lain perusahaan lebih diuntungkan dari produk Agent. Besarnya persentase dari komponen biaya per set yang dikeluarkan CV
Chandra Rattan untuk menghasilkan produk Bahama dan Agent dapat dilihat pada Tabel 10. Biaya produksi, harga jual, dan keuntungan dari penjualan kedua jenis
produk dapat dilihat pada Tabel Lampiran 11. Data investasi perusahaan, biaya tetap dan biaya variabel per tahapan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2, 7, 8, 9, dan 10.
Tabel 10. Perhitungan biaya produksi per set dan persentase biaya produksi produk Bahama dan Agent
Komponen Satuan
Bahama Persentase
Agent Persentase
Total Produksi Setbulan
210 855
kursi double unitbulan
210 kursi single
unitbulan 420
855 meja
unitbulan 210
855
Harga beli dari pengrajin
kursi double Rp.1000unit
87 kursi single
Rp.1000unit 55
34 meja Rp.000unit
Rp.1000unit 37,5
20 anyaman kursi single
Rp.1000unit 32,5
anyaman meja Rp.1000unit
27,5
Biaya Variabel Rp.1000set
842,81 89,97
238,31 95,80
Biaya bahan baku Rp.1000set
616,85 65,85
176,55 70,97
Bahan penolong Rp.1000set
160,18 17,10
46,10 18,53
Upah kerja Rp.1000set
51,49 5,50
13,91 5,59
kontainer dan ongkos angkut Rp.1000set
11,43 1,22
1,40 0,56
Biaya fumigasi Rp.1000set
2,86 0,30
0,35 0,14
Biaya Tetap Rp.1000set
93,97 10,03
10,44 4,20
Depresiasi Rp.1000set
8,42 0,90
0,94 0,38
Bunga modal Rp.1000set
5,11 0,55
0,57 0,23
Asuransi Rp.1000set
0,86 0,09
0,10 0,04
Pemeliharaan Rp.1000set
5,02 0,54
0,56 0,22
Gaji karyawan Rp.1000set
32,08 3,42
3,56 1,43
Pajak Rp.1000set
4,15 0,44
0,46 0,19
Listrik Rp.1000set
7,09 0,76
0,79 0,32
Telepon Rp.1000set
2,64 0,28
0,29 0,12
Air Rp.1000set
0,05 0,01
0,01 0,00
Biaya kantor Rp.1000set
10,34 1,10
1,15 0,46
Biaya komisi penjualan Rp.1000set
18,22 1,94
2,02 0,81
Harga jual Rp.1000set
1008 354
Total penjualan Rp.1000set
1008 354
Biaya produksi Rp.1000set
936,78 248,75
Keuntungan Rp.1000set
71,22 105,25
Total 100
100
5.3 Analisis Harga Pokok