Analisis Biaya Produksi Bahama dan Agent di Pengrajin

jenis furniture rattan dan merupakan produk yang dominan diproduksi karena permintaan konsumen terhadap kedua jenis produk tersebut tinggi. Produk Bahama dan Agent diproduksi oleh pengrajin yang berbeda, sehingga pengamatan dan wawancara juga dilakukan pada tiga kelompok pengrajin. Proses pembuatan produk Bahama dan Agent sedikit berbeda. Produk Bahama tidak menggunakan anyaman sehingga lebih ringkas sedangkan pada produk Agent lebih rumit karena menggunakan anyaman sehingga biaya produksi kedua jenis produk tersebut juga berbeda. Oleh karena itu, analisis biaya yang diteliti dalam penelitian ini mencakup analisis biaya pembuatan Bahama di pengrajin, analisis biaya pembuatan rangka Agent di pengrajin rangka, analisis biaya pembuatan anyaman Agent di pengrajin anyaman, dan analisis biaya pembuatan furniture rotan di perusahaan. Selain analisis biaya pada pengrajin dan perusahaan, dalam penelitian ini juga dilakukan analisis harga pokok, analisis break even point, dan analisis profitabilitas perusahaan.

5.1 Analisis Biaya Produksi Bahama dan Agent di Pengrajin

Perhitungan biaya pada pengrajin perlu dilakukan karena pengrajin secara langsung terlibat dalam proses produksi di CV Chandra Rattan Cirebon, yaitu berperan dalam menghasilkan rangka dan anyaman produk furniture. Selain itu, pengrajin juga mengeluarkan biaya untuk memproduksi rangka dan anyaman, diantaranya biaya bahan penolong, biaya upah pekerja, biaya makan pekerja, biaya listrik, dan lain sebagainya. Sistem kontrak yang terjalin antara pihak CV Chandra Rattan Cirebon dengan para pengrajin biasanya dihitung per unit untuk setiap jenis produknya. Masing-masing pengrajin biasanya menerima jumlah pesanan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan jumlah pesanan tersebut disesuaikan perusahaan dengan kemampuan dari masing-masing pengrajin dalam menghasilkan suatu jenis produk tertentu dalam kurun waktu yang telah disepakati. Ketepatan waktu dalam berproduksi biasanya didukung oleh sarana atau peralatan produksi yang dimiliki oleh pengrajin dan jumlah tenaga kerjanya. Selain ketepatan waktu, perusahaan juga menilai kemampuan pengrajin berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan karena masing-masing pengrajin memiliki keterampilan yang berbeda. Dalam penelitian ini analisis biaya pengrajin tidak dilakukan pada semua pengrajin yang telah terlibat kontrak kerja sama dengan perusahaan. Analisis biaya pengrajin hanya dilakukan pada pengrajin produk Bahama dan Agent yang sedang memproduksi produk tersebut pada saat penelitian dilaksanakan di lapangan. Pengrajin-pengrajin yang berhasil diwawancarai tersebut dinilai pihak perusahaan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang besar. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan dengan pengrajin Bahama, pengrajin tersebut mampu menghasilkan rata-rata sebanyak satu kontainer produk atau 60 set Bahama dalam sebulan. Sedangkan pada pengrajin rangka Agent dalam sebulan dapat menghasilkan rata-rata 570 unit rangka. Demikian juga dengan pengrajin anyaman Agent dalam sebulan dapat menghasilkan 570 unit anyaman. Biaya produksi per bulan pada pengrajin Bahama, pengrajin rangka Agent, dan pengrajin anyaman Agent yaitu masing-masing sebesar Rp. 5,5 juta, Rp. 10 juta, dan Rp. 13,9 juta. Sementara itu, biaya produksi sebesar Rp. 70.000set Bahama, Rp. 17.670set rangka Agent, Rp. 24.440set anyaman Agent. Bila dibandingkan biaya produksi pada ketiga pengrajin, maka dapat terlihat bahwa biaya produksi pada pengrajin Bahama lebih besar dibandingkan dengan pengrajin rangka dan pengrajin anyaman Agent. Hal ini disebabkan karena pengrajin Bahama mengeluarkan biaya upah, biaya bahan bakar, dan biaya uang makan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh kedua pengrajin Agent. Berdasarkan perhitungan biaya yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa biaya variabel di pengrajin lebih besar daripada biaya tetapnya. Biaya variabel ditingkat pengrajin tidak memperhitungkan biaya pembelian bahan baku karena bahan baku dibeli oleh perusahaan. Besarnya biaya variabel dan biaya tetap pada pengrajin Bahama yaitu Rp. 36.990set dan Rp. 33.010set. Sementara itu, besarnya biaya variabel dan biaya tetap pada pengrajin rangka dan anyaman Agent masing- masing sebesar Rp. 12.120set dan Rp. 5.560set, Rp. 21.310set dan Rp. 3.130set. Pengrajin Bahama mengeluarkan biaya variabel yang paling besar diantara tiga pengrajin yang diamati. Hal ini disebabkan karena besarnya upah yang dikeluarkan oleh pengrajin Bahama. Selain itu, proses pembuatan produk Bahama lebih rumit jika dibandingkan dengan pembuatan rangka Agent. Upah pekerja merupakan komponen biaya terbesar yang menyusun biaya variabel pengrajin. Besarnya upah pekerja yang dikeluarkan oleh masing-masing pengrajin berbeda satu sama lain, tergantung jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh pengrajin dan besarnya kisaran upah per tahapan produksi yang telah ditetapkan oleh masing-masing pengrajin. Sementara itu, biaya makan merupakan komponen terbesar yang menyusun biaya tetap pengrajin. Besarnya uang makan di tiap pengrajin juga berbeda, tergantung pada besarnya tarif makan yang diberikan oleh masing-masing pengrajin. Keuntungan yang diperoleh pengrajin Bahama, pengrajin rangka Agent, dan pengrajin anyaman Agent yaitu masing-masing sebesar Rp. 109.500set Bahama, Rp. 36.330set rangka Agent, dan Rp. 35.560set anyaman Agent. Sementara itu, total keuntungan per bulan yang diterima oleh masing-masing pengrajin yaitu Rp. 8,5 juta, Rp. 20,7 juta, dan Rp. 20,2 juta. Harga jual dari masing-masing produk yaitu sebesar Rp. 234.500set Bahama, Rp. 54.000set rangka Agent, dan Rp. 60.000set anyaman Agent. Jika dilihat dari harga jual dan keuntungan per set masing-masing produk, maka seharusnya pengrajin Bahama dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pengrajin Agent. Akan tetapi pada kenyataannya, pengrajin Bahama justru memperoleh keuntungan yang lebih kecil dari pengrajin Agent. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan besarnya biaya produksi dan perbedaan jumlah pesanan di masing-masing pengrajin. Pengrajin Bahama mengeluarkan biaya produksi per set yang lebih besar dari pengrajin Agent, tetapi jumlah pesanan yang diterima oleh pengrajin tersebut lebih sedikit daripada jumlah pesanan yang diterima oleh pengrajin Agent. Sementara itu, pengrajin rangka dan pengrajin anyaman Agent mengeluarkan biaya produksi yang kecil dan menerima jumlah pesanan dalam jumlah yang besar sehingga keuntungan yang diperoleh per bulannya lebih besar dari pengrajin Bahama. Sementara itu bila dilakukan perbandingan antara pengrajin rangka Agent dan pengrajin anyaman Agent, maka dapat terlihat bahwa keuntungan yang diperoleh pengrajin rangka lebih besar dari keuntungan pengrajin anyaman walaupun harga produk rangka lebih murah daripada harga produk anyaman. Perbedaan tersebut disebabkan oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengrajin anyaman Agent untuk membayar upah pekerja lebih besar daripada pengrajin rangka Agent. Upah pekerja pada pengrajin anyaman lebih mahal karena proses pembuatan anyaman lebih lama dan rumit daripada proses pembuatan rangka. Hal yang sama juga dapat terlihat pada penelitian Rury 2007 di CV Dimo Putera Jaya Cirebon, dimana biaya upah kerja pada pengrajin anyaman lebih besar daripada pengrajin rangka. Kondisi tersebut disebabkan karena waktu pengerjaan untuk produk anyaman lebih lama dan rumit sehingga biaya upah kerja untuk menganyam lebih mahal daripada upah membuat rangka. Selain itu diperlukan keterampilan, kesabaran dan keuletan yang lebih dari pekerjanya agar dihasilkan produk anyaman yang baik dan berkualitas. Perhitungan biaya variabel di tingkat pengrajin dilakukan dengan menjumlahkan biaya bahan penolong, bahan bakar, dan upah pekerja. Sedangkan biaya bahan baku pada masing-masing pengrajin tidak termasuk ke dalam biaya variabelnya karena bahan baku dibeli oleh pihak perusahaan. Rincian biaya produksi, harga jual, dan keuntungan per unit dan per bulan di tingkat pengrajin dapat dilihat pada Tabel 9, Tabel Lampiran 3 dan Tabel Lampiran 4. Tabel 9. Biaya produksi, pendapatan, keuntungan, dan persentase biaya pada pengrajin Bahama dan Agent per unit Item Pengrajin Bahama Pengrajin Rangka Agent Pengrajin Anyam Agent Kursi Single Kursi double Meja Total Kursi Single Meja Total Kursi Single Meja Total Jumlah produksi unit 120 60 60 240 570 570 1140 570 570 1140 Biaya Variabel Rp.1000unit 11,75 51,60 15,70 58,764 9,55 46,42 36,99 6,11 68,62 6,01 68,26 12,12 10,66 87,23 10,66 87,23 21,31 Bahan baku Rp.1000unit 66,40 105,55 49 220,95 22,95 20,25 43,20 11,25 3,75 15 Bahan penolong Rp.1000unit 2,08 9,14 2,08 7,7903 2,08 10,12 6,25 0,39 4,39 0,39 4,44 0,79 0,35 2,86 0,35 2,86 0,70 Bahan bakar Rp.1000unit 3,86 16,97 3,86 14,457 3,86 18,78 11,59 0,81 9,11 0,81 9,22 1,63 0,31 2,54 0,31 2,54 0,61 Upah Rp.1000unit 5,8 25,49 9,75 36,517 3,6 17,52 19,15 4,9 55,118 4,8 54,61 9,7 10 81,833 10 81,833 20 Biaya Tetap Rp.1000bulan 11 48,40 11 41,24 11 53,58 33,01 2,78 31,271 2,78 31,63 5,56 1,56 12,77 1,56 12,77 3,13 Depresiasi Rp.1000bulan 1,09 4,79 1,09 4,08 1,09 5,304 3,26 0,2 2,2497 0,2 2,28 0,39 0,16 1,31 0,16 1,31 0,31 Bunga modal Rp.1000bulan 0,44 1,93 0,44 1,65 0,44 2,141 1,31 0,09 1,01 0,09 1,02 0,17 0,07 0,57 0,07 0,57 0,15 Pemeliharaan Rp.1000bulan 1,31 5,76 1,31 4,91 1,31 6,375 3,94 0,34 3,82 0,34 3,87 0,68 0,28 2,29 0,28 2,29 0,56 Listrik Rp.1000bulan 0,67 2,95 0,67 2,51 0,67 3,26 2 0,26 2,92 0,26 2,96 0,53 0,13 1,06 0,13 1,06 0,26 Uang makan Rp.1000bulan 7,5 32,97 7,5 28,09 7,5 36,5 22,5 1,89 21,26 1,89 21,50 3,79 0,92 7,53 0,92 7,53 1,84 Biaya Produksi Rp.1000bulan 22,75 26,7 20,55 70 8,89 8,79 17,67 12,22 12,22 24,44 Harga jual produk Rp.1000unit 55 87 37,5 234,5 34 20 54 32,5 27,5 60 Pendapatan penjualan Rp.1000bulan 55 87 37,5 234,5 34 20 54 32,5 27,5 60 Penerimaan pengrajin Rp.1000bulan 121,4 192,55 86,5 400,45 56,95 40,25 97,2 43,75 31,25 75 Keuntungan Rp.1000 32,25 60,3 16,95 109,5 25,11 11,21 36,33 20,28 15,28 35,56

5.2 Analisis Biaya Produksi Furniture Bahama dan Agent di Perusahaan