BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Rotan Secara Umum
Rotan adalah salah satu tumbuhan yang secara alami tumbuh pada hutan primer maupun hutan sekunder termasuk di daerah bekas perladangan berpindah dan
belukar. Rotan tergolong dalam jenis tumbuhan pemanjat yang memerlukan pohon inang untuk proses pertumbuhan memanjang. Dalam dunia perdagangan, rotan
dikenal dengan nama ”rattan” yang dalam bahasa Melayu berarti mengupas, meraut, melicinkan Dransfield 1996.
Rotan merupakan tumbuhan khas tropika yang tumbuh di kawasan hutan tropika basah yang heterogen. Tempat tumbuh rotan pada umumnya di daerah yang
berawa, tanah kering, hingga tanah pegunungan. Tingkat ketinggian tempat untuk tanaman rotan dapat mencapai 2900 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat
tumbuh, maka rotan semakin jarang dijumpai. Rotan juga akan semakin sedikit di daerah yang berbatu kapur Januminro 2000.
Adapun ciri-ciri fisik dari rotan, antara lain berdaun majemuk dan mempunyai pelepah daun pada buku sehingga menutupi permukaan ruas batang, anak
daun tumbuh di atas pelepah, letak daun sejajarmenyirip atau berseling di sepanjang pelepah daun. Daun rotan memiliki duri dengan berbagai bentuk dan warna. Panjang
dan diameter batang rotan juga bervariasi. Tanaman rotan juga dilengkapi dengan alat perambat yang biasanya dikenal dengan nama sulur panjat. Secara umum taksonomi
rotan dalam dunia tumbuh-tumbuhan menurut Januminro 2000 sebagai berikut : Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae Ordo : Spacadiciflorae
Family : Arecaceae
2.2 Wilayah Penyebaran, Jenis dan Pemanfaatan Rotan
Berdasarkan ekologinya, rotan memiliki daerah penyebaran di Asia Selatan, Asia Tenggara, kawasan Amerika Latin, dan Madagaskar Afrika. Sementara itu,
pusat penyebaran rotan terbesar berada di kawasan hutan Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Papua New Guinea. Di Indonesia, rotan tumbuh hampir di
semua pulau. Pusat penyebaran rotan terbesar di Indonesia berada di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera Dransfield dan Manokaran 1996.
Jenis suku-suku rotan yang sampai saat ini telah dikenal di dunia yakni Calamus, Daemonorops, Khorthalasia, Plectocomia, Ceratolobus, Plectocomiopsis,
Myrialepsis, Calospatha,
Bejaudia, Cornera,
Schizospatha, Eremospatha,
Ancitrophylum, dan Oncocalamus. Dari jumlah suku rotan yang sudah ditemukan tersebut, telah diketahui sebanyak sembilan suku dengan jumlah jenisnya masing-
masing diantaranya Calamus 370 jenis, Daemonorops 115 jenis, Khorthalasia 31 jenis, Plectocomia 14 jenis, Ceratolobus 6 jenis, Plectocomiopsis 5 jenis,
Myrialepsis 2 jenis, Calospatha 2 jenis, dan Bejaudia 1 jenis Januminro 2000. Pada saat ini sudah ditemukan delapan suku rotan yang tumbuh di Indonesia,
yakni Calamus,
Daemonorops, Khorthalasia,
Plectocomia, Ceratolobus,
Plectocomiopsis, Myrialepsis, dan Calospatha. Dari 8 suku tersebut, total jenisnya di Indonesia mencapai tidak kurang dari 306 jenis. Penyebaran rotan tersebut meliputi
pulau Kalimantan sebanyak 137 jenis, Sumatera sebanyak 91 jenis, Sulawesi sebanyak 36 jenis, Jawa sebanyak 19 jenis, Irian sebanyak 48 jenis, Maluku sebanyak
11 jenis dan Sumbawa sebanyak 1 jenis Januminro 2000. Penyebaran rotan di Pulau Kalimantan hampir merata, yang paling terbesar adalah Kalimantan Barat dan Timur
sedangkan pusat pembudidayaan rotan yang paling dominan terdapat di Kalimantan Tengah. Penyebaran rotan di pulau Sulawesi terdapat di sekitar daerah Kendari,
Kolaka, Towuti, Donggala, Gorontalo, Poso, Palopo, Buton, dan Pegunungan Latimojong. Penyebaran rotan yang paling utama di pulau Sumatera terdapat di
daerah Lampung, Jambi, Bangka, Belitung, Riau, Sumatra Barat Widodo 1993. Berdasarkan cara pertumbuhannya, rotan dibedakan menjadi dua yaitu rotan
yang tumbuh secara berumpun dan yang tumbuh secara tunggal. Rotan yang tumbuh
secara berumpun biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dan tumbuh berkelompok di tepi sungai, seperti rotan Sega Calamus caesius, rotan Ahas
Korthalsia angustifolia BI, dan rotan Jermasin Calamus leocojolis. Sedangkan rotan yang tumbuh secara tunggal hanya menghasilkan satu batang selama hidupnya,
contohnya rotan Tunggal Calamus laevigatus dan rotan Besar Daemonorops angustifolia Rachman 1990, diacu dalam Pramudiarto 2006.
Rotan yang memiliki sifat dan memenuhi syarat serta berkualitas baik untuk berbagai keperluan industri berjumlah 128 jenis. Sementara itu, rotan yang sudah
umum diusahakan atau diperdagangkan dengan harga tinggi untuk berbagai keperluan baru mencapai 28 jenis saja. Jenis rotan lainnya belum begitu tersentuh karena
kecilnya potensi dan belum dikenal sifat-sifatnya Januminro 2000. Jenis rotan yang bernilai komersial di Indonesia biasanya ada yang dipungut dari hutan alam dan ada
juga yang berasal dari hasil budi daya petani rotan. Tabel 1 menyajikan jenis-jenis rotan yang bernilai komersial tinggi beserta wilayah penyebarannya di Indonesia.
Tabel 1. Asal, jenis, nama perdagangan, dan lokasi pemungutan 28 jenis rotan komersial Indonesia
Asal dan Jenis Nama Perdagangan
Lokasi Pemungutan Rotan Budi Daya
1. Calamus caesius Rotan Taman, Sega
1, 3 2. Calamus trachycoleus
Rotan Irit 1
3. Calamus manan Rotan Manau
3, 4, 10 4. Calamus Sp
Rotan Pulut 2, 1
Rotan Asal Hutan Alam
1. Calamus ornatus Rotan Sega Badak 3, 4, 5, 10
2. Calamus axillaris Rotan Sega Air
8, 3, 10, 4 3. Calamus caesius
Rotan Taman, Sega 1, 3, 6, 7
4. Calamus trachycoleus Rotan Irit
1 5. Calamus manau
Rotan Manau 3, 4, 10
6. Calamus tumindus Rotan Manau Tikus
5 7. Calamus oxleyanus
Rotan Manau Riang 5
8. Calamus marginanthus Rotan Manau Padi
5, 3 9. Calamus Sp
Rotan Pulut Merah 2, 1
10. Calamus sp Rotan Pulut Putih
2, 1 11. Calamus sp
Rotan Hijau 2, 1
12. Calamus inops Rotan Tohiti
4 13. Calamus scipionum
Rotan Semambu 1, 3
14. Calamus optimus Rotan Buyung
4 15. Calamus leocojolis
Rotan Jermasin 3
16. Calamus javensis Rotan Lilin
3, 4, 5 17. Daemonorops melanochaetes Rotan Seel
4 18. Daemonorops angustifolia
Rotan Getah 1, 3, 4
19. Daemonorops rubra Rotan Pelah
5 20. Korthalsia rigida
Rotan Dahan 3, 5
21. Korthalsia flagelaris Rotan Dahanan
3 22. Calamus crinitus
Rotan Lacak 4
23. Calamus sp Rotan Anduru
4 24. Daemonorops lamprolepis
Rotan Lita 5
25. Daemonorops histryx Rotan Sabutan
5 26. Calamus sp.
Rotan Datu 4
27. Calamus sp Rotan Tarumpo
4 28. Calamus laevigatus
Rotan Tunggal 3, 5
Sumber : Januminro 2000 Keterangan : 1. Kalimantan Tengah, 2. Kalimantan Timur, 3. Kalimantan, 4. Sulawesi, 5. Sumatera, 6.
Jambi, 7. Riau, 8. Sumatera Selatan, 9. Jawa Barat, 10. Jawa
Bagian dari tanaman rotan yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian batangnya, terutama batang yang sudah tua. Batang rotan yang sudah tua umumnya
dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan dan perabot rumah tangga. Disamping bagian batang, bagian lain seperti akar, buah, dan getah dari beberapa jenis rotan juga
dapat dimanfaatkan. Akar dan buah rotan digunakan sebagai bahan obat tradisional. Sementara getahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pewarnaan pada industri
keramik dan industri farmasi. Tabel 2 menyajikan pemanfaatan dari beberapa jenis rotan. Setiap batang rotan juga memiliki kegunaan yang beragam, tergantung pada
jenis hasil olahan, diantaranya: 1. Kulit rotan peel dimanfaatkan untuk berbagai jenis anyaman, lampit, tikar, tas,
keranjang, dan sebagai bahan pengikat. Pemanfaatan didasarkan pada warna, elastisitas kekuatan, dan kelurusan bukunya.
2. Hati rotan dimanfaatkan untuk berbagai bahan pembuatan keranjang dan tali pengikat. Penggunaanya didasarkan pada elastisitas, tingkat keawetannya,
kehalusan hasil serutan, dan ada tidaknya cacat. 3. Limbah kulit dan hati rotan dimanfaatkan untuk keperluan industri petasan,
pengisian jok mobil kursi, dan lainnya. Tabel 2. Pemanfaatan batang beberapa jenis rotan
Jenis Rotan Pemanfaatan
Tohiti
Umbul Datu
Tarampu, Tanah Taman, Irit, Cincin,
Pulut Merah, Pulut Putih, Pulut Hijau,
Manau, Batang
Sabutan, Ahas, Danan Bahan mebel, penahan pasir di gurun pasir, sandaran
kapal, pengisi batang sepeda, batang sapu lantai, pengganti kerangka baja, dan lainnya
Bahan anyaman untuk pembuatan keranjang Bahan anyaman untuk pembuatan keranjang dan bahan
pembuatan kursi Bahan baku mebel
Bahan kursi antik dan tali pengikat yang paling baik, bahan baku lampit rotan, tirai, dan lainnya
Bahan baku mebel yang tidak dilekuk maupun dilekuk Bahan pembuatan alat penangkap ikan, pengikat rakit, dan
lainnya
2.3 Potensi Produksi Bahan Baku Rotan Indonesia