9
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Ampok jagung yang digunakan sebagai bahan dasar dalam penelitian ini berasal dari industri penggilingan jagung di Bojonegoro, Jawa Timur yang telah mengalami proses modifikasi secara
enzimatis menggunakan enzim selulase dan xilanase serta modifikasi fisik menggunakan drum dryer
. Bahan kimia untuk analisis adalah H
2
SO
4
0,325N, NaOH 1,25 N, kertas Whatman No. 40, heksan, etanol, asam sitrat, Na
2
HPO
4
.2H
2
O, larutan iod, indikator phenolphthalein, dan akuades. Bahan untuk pembuatan wafer diantaranya tepung terigu, telur, mentega, gula, garam,
baking powder , dan susu cair.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat cetak wafer AIGLE TH-L27, Texture Analyzer
TA-XT2, oven, desikator, blender, mixer, tanur, waterbath, soxhlet, wadah plastik, dan berbagai peralatan gelas.
B. METODE PENELITIAN
1. Karakteristik Ampok Termodifikasi
Ampok termodifikasi yang digunakan sebanyak enam jenis diperoleh dari kondisi proses yang berbeda, seperti tersaji pada Tabel 2. Proses penyiapan ampok termodifikasi disajikan
pada Gambar 2. Ampok termodifikasi yang diperoleh terlebih dahulu dikarakterisasi kandungan proksimatnya berdasarkan uji kadar air, abu, lemak, protein, serat, karbohidrat by
difference dan pati. Selain itu, bahan dasar ampok alami pun dilakukan analisis yang sama
sebagai kontrol dan pembanding. Prosedur analisis disajikan pada Lampiran 1. Tabel 2. Jenis ampok termodifikasi
Jenis ampok termodifikasi
Keterangan A1
ampok modifikasi enzimatis inkubasi t = 0 jam, pragelatinisasi ω = 4 rpm
A2 ampok modifikasi enzimatis inkubasi t = 0 jam, pragelatinisasi
ω = 8 rpm A3
ampok modifikasi enzimatis inkubasi t = 3 jam, pragelatinisasi ω = 4 rpm
A4 ampok modifikasi enzimatis inkubasi t = 3 jam, pragelatinisasi
ω = 8 rpm A5
ampok modifikasi enzimatis inkubasi t = 6 jam, pragelatinisasi ω = 4 rpm
A6 ampok modifikasi enzimatis inkubasi t = 6 jam, pragelatinisasi
ω = 8 rpm Pengujian statistik untuk hasil analisis proksimat ampok jagung termodifikasi dilakukan
untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap perubahan komponen proksimat ampok dengan menggunakan uji homogenitas pada taraf
α = 5.
10 Gambar 2. Diagram alir proses modifikasi ampok jagung secara enzimatis dan fisik
Sunarti et al., 2010
2. Proses Produksi Wafer
Pembuatan wafer dilakukan dengan mencampur ampok termodifikasi dan tepung terigu dengan perbandingan 1 : 3 dan 1 : 1. Bahan tambahan yang digunakan meliputi mentega,
telur, gula, baking powder, garam, dan susu. Komposisi bahan seperti disajikan pada Tabel 3.
Campuran ampok termodifikasi dan tepung terigu ditambahkan baking powder dan garam lalu diaduk hingga merata. Pada tempat terpisah diaduk mentega, gula, dan telur yang
sebelumnya telah dikocok. Kedua adonan ini dicampur hingga merata sambil ditambahkan susu sedikit demi sedikit hingga kekentalan tertentu sehingga memudahkan proses
homogenisasi adonan. Adonan yang telah homogen didiamkan selama 30 menit sebelum dicetak.
Pengecilan ukuran
Ampok jagung termodifikasi
Pengeringan dengan drum dryer T=80 ± 5°C, ω = 4 rpm dan ω = 8 rpm
Ampok tanpa penambahan enzim
Penambahan enzim selulase dan xilanase 10U g
Inkubasi t=6jam, T=50°C
Inkubasi t=3jam, T=50°C
Suspensi ampok 30 bb
Ampok alami
11 Tabel 3. Komposisi bahan adonan wafer ampok
Komposisi Jumlah
25 ampok 50 ampok
Terigu terigu 375 g
250 g Ampok termodifikasi
125 g 250 g
Mentega 150 g
150 g Gula
150 g 150 g
Telur utuh 200 g
200 g Baking powder
10 g 10 g
Garam 2 g
2 g Susu cair
500 g 500 g
Sumber : Bogasari 2010 Pembuatan wafer dilakukan dengan menggunakan alat cetak wafflemaker merek AIGLE
TH-L27. Adonan sebanyak 20 g dituangkan ke permukaan alat dan diratakan sedemikian dengan ketebalan yang relatif sama ± 3 mm hingga menutupi permukaan alat cetak. Waktu
pemanggangan ditentukan sebelumnya dengan metode trial and error pada waktu yang berbeda. Waktu pemanggangan yang diuji adalah 1 menit, 2 menit, 3 menit dan 4 menit.
Waktu pemanggangan yang terpilih pada penelitian ini adalah pemanggangan selama 4 menit. Diagram alir pembuatan wafer disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram alir pembuatan wafer Bogasari, 2010 Pencampuran
hingga merata
Didiamkan selama 30 menit
Susu cair Pencampuran bahan kering
terigu, ampok, garam, baking powder
Pencampuran bahan lain telur, mentega,
gula
Adonan wafer
Pencetakan pemanggangan
t = 4 menit
Wafer
12 Rancangan percobaan yang digunakan pada pembuatan wafer ini adalah Rancangan
Acak Lengkap RAL Faktorial 6 x 2 dengan 2 kali ulangan. Faktor yang digunakan meliputi:
A : jenis ampok Tabel 2 C : formula ampok
C1 : 25 ampok C2 : 50 ampok
Model matematika yang digunakan adalah : Y
ijk
= µ + A
i
+ C
j
+ AC
ij
+ ɛ
kij
Keterangan : Y
ijk
: nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B
µ :
nilai tengah populasi A
i
: pengaruh taraf ke-i faktor A C
j
: pengaruh taraf ke-j faktor C AC
ij
: pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor C ɛ
kij
: pengaruh galat dari satuan percobaan yang menyebar normal Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan software SPSS 15 untuk melihat
pengaruh perlakuan-perlakuan yang diberikan. Uji lanjut Duncan digunakan untuk menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan.
3. Karakterisasi Wafer