Penentuan Uji Stabilitas Uji Kointegrasi

Hasil pengujian stasioneritas untuk masing-masing data menunjukkan bahwa tidak semua variabel stasioner pada tingkat level. Variabel harga internasional CPO LN_PCPOR, harga internasional minyak bumi LN_PCO dan nilai tukar riil LN_ERR tidak stasioner pada level. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai statistik ADF masing-masing data tersebut yang lebih besar daripada Mackinnon critical value pada tingkat level Tabel 4.1. Selanjutnya variabel yang tidak stasioner pada tingkat level perlu dilakukan uji unit root pada tingkat first difference . Berdasarkan pengujian pada tingkat first difference diperoleh hasil bahwa semua data variabel stasioner pada taraf 5 persen Tabel 4.1. Penggunaan data first difference dapat menghilangkan informasi jangka panjang sehingga model yang digunakan untuk penelitian ini adalah VECM.

4.2. Penentuan

Lag Optimum Penentuan lag yang optimum sangat penting dalam analisis VAR. Lag yang terlalu panjang akan mengurangi derajat bebas, sedangkan lag yang terlalu pendek akan mengakibatkan spesifikasi model yang salah. Penentuan lag optimal yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada nilai Akaike Information Criteria AIC yang terkecil. Hasil pengujian lag optimal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Pengujian Lag Optimal AIC Lag AIC 6,615047 1 3,155742 2 2,835931 3 3,137823 4 1,293084 Sumber: Lampiran 5. Keterangan: Tanda menunjukkan lag optimal. Berdasarkan hasil pengujian lag optimal dengan nilai AIC, diketahui nilai AIC terkecil sebesar 1,293084 yang berada pada lag empat. Dengan demikian lag optimal yang akan digunakan dalam dalam model VECM adalah lag empat.

4.3. Uji Stabilitas

Uji stabilitas VAR perlu dilakukan sebelum untuk menghasilkan analisis IRF dan VD yang valid. Jika modulus dari seluruh roots of characteristic polynominal kurang dari satu maka model VAR tersebut stabil. Berdasarkan hasil uji stabilitas VAR dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan stabil. Hal tersebut dibuktikan dengan seluruh modulusnya yang kurang dari satu yaitu sebesar 0,994844 sampai dengan 0,462425 Lampiran 4.

4.4. Uji Kointegrasi

Kointegrasi merupakan hubungan ekuilibrium jangka panjang antara variabel tidak stasioner tetapi memiliki kombinasi linier yang stasioner. Hasil uji kointegrasi menggunakan uji kointegrasi Johansen dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Uji Kointegrasi Hypothesized No. of CEs Eigenvalue Trace Statistics Critical Value 5 None 0.989539 353.3636 117.7082 At most 1 0.843640 175.5179 88.80380 At most 2 0.689075 103.1498 63.87610 At most 3 0.598746 57.58988 42.91525 At most 4 0.341337 21.97663 25.87211 At most 5 0.135807 5.692422 12.51798 Sumber: lampiran 6. Uji kointegrasi Johansen digunakan untuk mengetahui jumlah persamaan kointegrasi di dalam sistem. Penentuan jumlah persamaan yang terkointegrasi dilakukan dengan membandingkan estimasi trace statistics terhadap nilai kritisnya critical value pada tingkat kritis 5 persen. Sebuah persamaan dikatakan terkointegrasi apabila nilai trace statistics-nya lebih besar daripada nilai kritis yang digunakan. Pada tabel diatas diperoleh hasil bahwa terdapat empat persamaan yang terkointegrasi. Hal tersebut dilihat dari adanya empat nilai trace statistics -nya lebih besar daripada nilai kritis yang digunakan.

4.5. Uji Kausalitas Granger