Uji Lag Optimal Uji Stabilitas Uji Kointegrasi

digunakan adalah VAR FD atau VECM. Oleh sebab itu uji stasioneritas sangat penting dilakukan pada sebelum estimasi VAR.

3.2.2. Uji Lag Optimal

Penentuan panjang lag optimal sangat penting untuk memperoleh model VAR yang baik, karena dalam model VAR suatu variabel juga dipengaruhi dirinya sendiri selain variabel lain. Menurut Pratika 2007, lag yang terlalu panjang akan membuang dengan percuma derajat bebas, sedangkan lag yang terlalu pendek akan mengakibatkan spesifikasi model yang salah. Panjang lag yang optimal dapat dicari dengan menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kriteria informasi tersebut antara lain, Likehood Ratio LR, Akaike Information Criterion AIC, Schwarz Information Criterion SC, Final Prediction Error FPE dan Hannan-Quinn Criterion HQ.

3.2.3. Uji Stabilitas

Arsana 2006 menjelaskan bahwa stabilitas model VAR dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR polinominalnya. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai modulus di tabel AR roots-nya, jika seluruh nilai AR roots dibawah satu maka model VAR tersebut stabil. Uji stabilitas penting dilakukan sebelum analisis Impulse Response Function IRF dan Variance Decomposition VD. Jika model VAR tidak stabil maka hasil analisis IRF dan VD tidak valid.

3.2.4. Uji Kointegrasi

Menurut Nachrowi 2006, hubungan kointegrasi terjadi akibat variabel- variabel yang digunakan tidak stasioner secara individual tetapi, kombinasi linear antara dua atau lebih variabel tersebut merupakan time series yang stasioner. Kombinasi linier dapat diinterpretasikan sebagai hubungan keseimbangan jangka panjang. Pada penelitian ini uji kointegrasi yang digunakan adalah uji kointegrasi Johansen. Uji tesebut akan menguji apakah kombinasi variabel yang tidak stasioner terkointegrasi. Hipotesis-nya adalah, H = non kointegrasi dan hipotesis alternatifnya H 1 = terkointegrasi. Jika trace statistics lebih besar dari critical value maka tolak H o yang artinya variabel-variabel tersebut terkointegrasi.

3.2.5. Metode Analisis VAR