Uji Kausalitas Granger HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.3. Hasil Uji Kointegrasi Hypothesized No. of CEs Eigenvalue Trace Statistics Critical Value 5 None 0.989539 353.3636 117.7082 At most 1 0.843640 175.5179 88.80380 At most 2 0.689075 103.1498 63.87610 At most 3 0.598746 57.58988 42.91525 At most 4 0.341337 21.97663 25.87211 At most 5 0.135807 5.692422 12.51798 Sumber: lampiran 6. Uji kointegrasi Johansen digunakan untuk mengetahui jumlah persamaan kointegrasi di dalam sistem. Penentuan jumlah persamaan yang terkointegrasi dilakukan dengan membandingkan estimasi trace statistics terhadap nilai kritisnya critical value pada tingkat kritis 5 persen. Sebuah persamaan dikatakan terkointegrasi apabila nilai trace statistics-nya lebih besar daripada nilai kritis yang digunakan. Pada tabel diatas diperoleh hasil bahwa terdapat empat persamaan yang terkointegrasi. Hal tersebut dilihat dari adanya empat nilai trace statistics -nya lebih besar daripada nilai kritis yang digunakan.

4.5. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas Granger dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas diantara variabel-variabel yang ada di dalam model. Hipotesis awal atau H o yang diuji adalah tidak adanya hubungan kausalitas. Sedangkan hipotesis alternatifnya atau H 1 adalah adanya hubungan kausalitas. Untuk menerima atau menolak H maka digunakan nilai probabilitas yang dibandingkan dengan nilai kritis yang digunakan. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai kritis yang telah ditentukan maka H ditolak atau dengan kata lain terdapat hubungan kausalitas pada variabel-variabel yang diuji. Tabel 4.4. Uji Kausalitas Granger Peubah tak Bebas Peubah bebas Probability LN_VXCPO LN_PCO 0,0185 LN_PCPOR 0,0312 LN_ERR 0,0038 LN_QCPO LN_VXCPO 0,0042 LN_PCO 0,0298 LN_ERR 0,0330 LN_PCPOR LN_VXCPO 0,0059 LN_QCPO 0,0092 LN_PCO LN_VXCPO 0,0071 LN_QCPO 0,0016 LN_ERR LN_VXCPO 0,0107 LN_QCPO 0,0044 Sumber: lampiran 3. Keterangan: tanda menunjukkan signifikan pada taraf 5 Hasil uji kausalitas Granger diatas dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi 5 persen terdapat beberapa hubungan kausalitas atau saling memengaruhi antara variabel-variabel. Berikut adalah gambar hubungan antara enam variabel diatas. Sumber : Lampiran 3. Keterangan : garis = hubungan dua arah kausalitas garis = hubungan satu arah Gambar 4.1. Hubungan Antar Variabel Berdasarkan Uji kausalitas Granger Pembahasan hasil uji Kausalitas Granger dibatasi hanya pada hubungan volume ekspor dengan nilai tukar dan minyak bumi internasional. Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai tukar dengan volume ekspor CPO memiliki hubungan dua arah. Nilai tukar dijadikan acuan dalam memperkirakan besarnya volume komoditi yang diekspor. Apabila mata uang rupiah bernilai rendah terhadap dollar Amerika, berarti harga CPO Indonesia relatif lebih murah di negara pengimpor. Hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya permintaan negara-negara pengimpor terhadap CPO Indonesia sehingga volume ekspor CPO Indonesia akan meningkat. Nilai tukar salah satunya dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan internasional. CPO merupakan komoditi unggulan ekspor nonmigas di Indonesia dimana pada tahun 2009 kontribusi ekspor CPO terhadap ekspor nonmigas sebesar 10,6 persen. Saat ini Indonesia juga menguasai pasar ekspor CPO dunia sekitar 45 persen dan ekspor CPO Indonesia pun semakin meningkat tiap QCPO PCPOR PCO VXCPO ERR tahunnya. Permintaan ekspor CPO dari negara importir yang semakin meningkat akan berdampak pada peningkatan permintaan rupiah dari negara importir. Oleh sebab itu ekspor CPO pun memengaruhi pergerakan nilai rupiah. Hubungan kausalitas antara ekspor CPO dengan harga minyak bumi dapat dijelaskan sebagai berikut. Saat ini sentimen pemanfaatan minyak sawit CPO sebagai bahan baku biodiesel telah menyebabkan permintaan terhadap CPO semakin meningkat. Hal ini terkait dengan meningkatnya harga minyak bumi dan keinginan konsumen untuk menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Oleh sebab itu harga minyak bumi berpengaruh terhadap ekspor CPO Indonesia. Indonesia merupakan produsen CPO terbesar dunia telah menjadi market leader bagi komoditi CPO. Permintaan CPO di pasar internasional yang semakin meningkat untuk kebutuhan pangan maupun produksi biodiesel membuat ekspor CPO Indonesia meningkat. Harga minyak bumi yang semakin meningkat membuat negara-negara mengalihkan konsumsi minyak bumi kepada CPO. Hal tersebut dapat membuat ekspor CPO Indonesia memengaruhi permintaan dan harga minyak bumi.

4.6. Hasil Estimasi VECM