Kurva Proses PengeringanPengasapan TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.4 Saluran Vertikal dengan pelat isothermal Sumber : Adrian Bejan [13], hal. 365.

2.5 Kurva Proses PengeringanPengasapan

Jika sejumlah bahan dikeringkan pada tingkat udara tertentu dan kandungan air dicatat setiap selang waktu tertentu, maka akan didapat kurva seperti diperlihatkan pada gambar 2.5. Dari kurva pengeringan dapat dilihat bahwa selama proses pengeringan terdapat tiga periode pengeringan yang berlainan yaitu : - Daerah [A – B], merupakan periode laju permukaan dimana penguapan air pada permukaan bahan masuk pada kesetimbangan termodinamik dengan udara. - Daerah [B – C], merupakan periode laju konstan, dimana penguapan air hanya terjadi pada permukaan bahan dan bersifat seperti pada penguapan permukaan air bebas. Saat kejadian ini jumlah air dari bahan yang naik ke lapisan atas oleh aksi- aksi kapiler sama banyaknya dengan air yang hilang karena penguapan pada permukaan bahan. - Daerah [C – E] , merupakan periode laju jatuh dimana penguapan air bahan berbeda dengan penguapan air bebas. Daerah ini terbagi atas daerah [C – D] dimana penguapan air terjadi pada seluruh permukaan yang merupakan periode laju jatuh pertama dan daerah [D – E] dimana penguapan hanya terjadi pada Saluran Lebar Saluran Sempit Universitas Sumatera Utara sebagian permukaan bahan karena laju difusi air dari dalam bahan kepermukaannya sangat lambat. Daerah ini merupakan periode laju jatuh kedua. Menurut Winarno [18] kandungan kadar air suatu bahan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan bahan basah wet basis dan berdasarkan bahan kering dry basis. Kadar air kering adalah jumlah air yang diuapkan per berat bahan setelah pengeringanpengasapan. Jumlah air yang diuapkan adalah berat bahan sebelum pengeringanpengasapan dikurangi berat bahan setelah pengeringan pengasapan atau dapat ditulis sebagai berikut : 100 x b b a MC db − = 2-20 Sedangkan kadar air basah wet basis dinyatakan sebagai jumlah air yang diuapkan per berat bahan sebelum pengeringanpengasapan atau, 100 x a b a MC wb − = 2-21 M A B C D M Θ E Universitas Sumatera Utara Periode pengeringan, t jam Gambar 2.5 Kurva Periode pengeringan.

2.6 Proses pengeringanPengasapan pada Diagram Psikometrik