Distribusi temperatur Penurunan kadar air akhir Bentuk, warna, bau, dan rasa

Gambar 4.30 Proses berlangsungnya pengasapan.

4.5.1 Distribusi temperatur

Dari data hasil penelitian pada pengukuran temperatur di dalam alat pengasapan yang diambil setiap selang waktu 30 menit dan setiap 5 jam sekali dilakukan pergantian bahan bakar. Grafik distribusi temperatur dapat dilihat pada gambar 4.31 berikut. Pada grafik tersebut, terlihat distribusi temperatur yang kurang stabil. Supaya temperatur bekerja stabil normal perlu dilakukan pengontrolan terhadap bahan bakar. Universitas Sumatera Utara Distribusi Temperatur Vs Waktu pengeringan pisang di tiap Rak pengeringan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 30 90 15 21 27 33 39 45 51 57 63 69 Wa ktu penge ringan da la m menit Te m per a tu r p e ng er in g a n da la m de rj a t C el s ius Rak 1 Rak 2 Rak 3 Rak 4 Rak 5 Rak 6 Gambar 4.31 Grafik distribusi temperatur pengeringan pisang pada tiap rak.

4.5.2 Penurunan kadar air akhir

Pada penelitian ini telah diperoleh data laju penurunan kadar air dengan temperatur rata-rata pemanasan 85, 75, 60 o C. Sebelum pengasapan berat awal pisang adalah sebesar 96,961 gr. Dari data hasil pengasapan yang dilakukan pada pengukuran kadar air setiap 2 jam sekali, maka didapatkan laju penurunan kadar air untuk setiap 2 jam adalah sekitar 9. Data tersebut diplotkan ke dalam gambar 4.32. Pada gambar 4.32, dapat kita lihat bahwa kadar air akhir proses pengeringan sekitar 10 dan penurunan kadar air mendekati seragam, ini terjadi karena temperatur pada setiap rak seragam pada kedua bagian ruang pengasapan. Sedangkan penurunan yang kurang seragam terjadi pada awal proses pengasapan. Hal ini juga disebabkan oleh karena temperatur yang bekerja di dalam ruang pengasapan dan terdistribusi dengan sempurna. Universitas Sumatera Utara Penurunan Kadar air pisang selama 12 jam pemanasan 68.8 50.098 43.366 35.964 31.082 24.278 9.742 20 40 60 80 1 2 4 6 8 10 12 Waktu pemanasan jam K a da r a ir pi s a ng kadar air Gambar 4.32 Grafik penurunan kadar air terhadap waktu pengasapan dengan bahan bakar serbuk gergaji.

4.5.3 Bentuk, warna, bau, dan rasa

Bentuk dan warna hasil pengasapan dari pisang sale dengan menggunakan bahan bakar serbuk gergaji dapat dilihat pada gambar 4.33 dibawah ini. Adapun mengenai warna pisang sale hitam mengkilat, bau harum, manis, lunak dan enak rasanya. Gambar 4.33 Pisang sale yang dihasilkan dari proses pengasapan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Peralatan pengering dengan cerobong bersudut 15 o dapat menghasikan distribusi temperatur yang lebih stabil dan seragam dibandingkan sudut 25 dan 35 . 2. Distribusi temperatur pada saluran pemanas dengan pengarah awal berlubang dan tidak berlubang sangat berbeda, ini disebabkan oleh pola aliran yang terjadi terutama pada sudut atap cerobong. 3. Untuk sudut atap cerobong 25 o , pola aliran yang terjadi pada saluran pemanas lebih laminar sehinga distribusi temperatur cendrung membentuk garis lurus. 4. Pada sudut atap cerobong 25 o perbedaan kedua jenis pengarah awal hanya pada distribusi temperatur, saluran dengan pengarah awal tidak berlubang beda temperatur antara titik 1 ke titik 6 lebih lebar dibandingkan dengan distribusi temperatur pada saluran dengan pengarah awal berlubang. 5. Distribusi temperatur pada saluran pemanas dengan sudut atap cerobong 35 o jauh berbeda dengan distribusi temperatur dengan sudut atap cerobong 15 o , untuk saluran pemanas dengan sudut atap cerobong 35 o menunjukkan gejala aliran laminar pada saluran dengan kedua pengarah awal. 6. Untuk distribusi temperatur dalam lemari pengering dengan sudut atap cerobong 15 o bahwa keseragaman tenperatur pada pada posisi 5 cm dari dinding antara rak 1 sampai rak 6 dengan pengarah awal tidak berlubang dicapai setelah pemanasan Universitas Sumatera Utara