Karakteristik perpindahan panas pada cerobong

Distribusi Nusse tl numbe r dan koe ffisie n pe rpindahan panas dise panjang ke tinggian ruang pe nge ring 0.0000 20.0000 40.0000 60.0000 80.0000 100.0000 120.0000 140.0000 160.0000 0.35 0.55 0.85 Tinggi karakteristik ruang pengeringl m N u s sel t n u m be r da n k o e ff is ie n pe rpi nd a h a n pa na s Nus s etl nuber bagian tepi Nus s etl num be bagian tengah Koeffis ien perpindahan panas bagian tepi Koeffis ien perpindahan panas bagian tengah Gambar 4.26 Distribusi Nusselt number dan koeffisien perpindahan panas disepajang ketinggian ruang pengering.

4.4.3 Karakteristik perpindahan panas pada cerobong

Gambar. 4.27 Cerobong dengan sudut 15 o Pada Titik Pengukuran 1; Jarak vertikal, y = 0.71 m dan horizoltal, x = 0.05 m 1 1 3 4 6 Universitas Sumatera Utara Panjang karakteristi, L = 0,760 m Temperatur fluida, T ∞ = 94 o C Temperatur dinding, Tw = 40 o C Temperatur film, T f = 2 40 94 + +273.15 = 340.15 o C Sifat-sifat fisik udara pada T f : k = 0.02928 Wm. o C Pr = 0.6992 2 v g β = 7.38E+07 m 3 o C Maka angka Grashof, Gry = 2 3 . . v y g ΔΤ β = 7.38E+07 94-40.0,71 3 = 1.43E+09 Angka Rayleigh. Ray = Gry.Pr = 1.43E+09 x 0.6992 = 9.977E+08 Angka Nusselt, Universitas Sumatera Utara Nu 12 = 0,825 + 27 8 ] 16 9 Pr 492 , 1 [ 6 1 . 387 , + Ra Nu 12 = 0,825 + 27 8 ] 16 9 6992 . 492 , 1 [ 6 1 08 977 . 9 387 , + + E x Nu = 122.507 Koeffisien perpidahan panas konveksi, h c = y k Nu . = 5.0527 Wattm 2 . o C Besarnya perpindahan panas konveksi, Q = h c . A. ΔT = 9.686 Watt Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan titik 1 di atas dapat dihitung juga untuk Titik Pengukuran 3; Jarak vertikal, y = 0.51 m dan horizoltal, x = 0.05 m, Temperatur fluida, T ∞ = 81 o C, Temperatur dinding, Tw = 41 o C. Pada Titik Pengukuran 4; Jarak vertikal, y = 0.41 m dan horizoltal, x = 0.05 m Temperatur fluida, T ∞ = 89 o C Temperatur dinding, Tw = 40 o C Temperatur film, T f = 2 40 89 + + 273.15 = 337.65 o C Universitas Sumatera Utara Sifat-sifat fisik udara pada T f : k = 0.02898 Wm. o C 2 v g β = 7.79E+07 m 3 o C Pr = 0.7000 Maka angka Grashof, Gry = 2 3 . . v y g ΔΤ β = 7.79E+07 89-40.0,41 3 = 2.63E+08 Angka Rayleigh. Ray = Gry.Pr = 2.63E+08 x 0.7000 = 1.841E+08 Angka Nusselt, Nu = 0,56 Gr L .Pr cos θ 14 = 0,56 x 1.841E+08 x cos 60 14 = 64.668 Koeffisien perpidahan panas konveksi, h c = y k Nu . Universitas Sumatera Utara = 41 , 02898 , . 668 . 64 = 4.5709 Wattm 2 . o C Besarnya perpindahan panas konveksi, Q = h c . A. ΔT = 4.5709 x 0,41 x 0,05 89-40 = 4.591 Watt Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan titik 4 di atas dapat dihitung juga untuk Titik Pengukuran 6; Jarak vertikal, y = 0.05 m dan horizoltal, x = 0.05 m, Temperatur fluida, T ∞ = 74 o C, Temperatur dinding, Tw = 41 o C. Hasil perhitungan karakteristik perpindahan panas yang terjadi pada cerobong dengan jarak pengukuran x = 5 cm dari dinding cerobong dalam arah vertikal y, dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Karakteristik Perpindahan Panas pada cerobong L y x θ T∞ Tw hc Q m m m ˚C ˚C Grl Ral Nu Wm 2 . o C Watt 0.760 0.1 0.05 15 74 41 3.46E+05 2.428E+05 12.323 7.0400 0.581 0.760 0.4 0.05 15 89 40 2.63E+08 1.841E+08 64.668 4.5709 4.591 0.760 0.5 0.05 81 41 4.16E+08 2.913E+08 84.068 4.7708 4.866 0.760 0.7 0.05 94 40 1.43E+09 9.977E+08 122.507 5.0527 9.686 Gambar 4.28 menunjukkan distribusi Grashof number dan koeffisien perpindahan panas disepanjang ketinggian cerobong. Universitas Sumatera Utara Distribusi Grashof dan Rayleigh number disepanjang ketinggian cerobong 0.00E+00 2.00E+08 4.00E+08 6.00E+08 8.00E+08 1.00E+09 1.20E+09 1.40E+09 1.60E+09 0.05 0.41 0.51 0.71 Tinggi karakteristik cerobong m G ra s hof da n R a y le igh num be r Grashof number Rayleigh number Gambar 4.28 Distribusi Grashof number dan koeffisien perpindahan panas disepajang ketinggian cerobong. Dari grafik gambar 4.28, dapat dilihat bahwa ketinggian cerobong sangat berpengaruh pada besarnya angka Grashof Grashoff number . Angka Grashoff yang merupakan indikator jenis aliran yang terjadi pada perpindahan panas konveksi bebas, pada ketinggian cerobong 0,05 – 0,41 m naik secara perlahan, hal ini menunjukkan bahwa ada sebagian udara panas yang balik kembali ke ruang pengering akibat penguruh sudut atap cerobong yang dibuat. Dari ketinggian 0,41 – 0,51 m angka Grashof naik perlahan karena dipengaruhi oleh geometri sudut atap cerobong. Sedangkan dari ketigian 0,51 – 0,7 m, naik berbanding lurus dengan ketinggian cerobong. Dari grafik gambar 4.28, juga dapat dilihat bahwa dalam ruang cerobong aliran yang terjadi adalah aliran turbulen. Angka Rayleigh Rayleigh number yang merupakan fungsi Grl dan Pr, pada ketinggian cerobong 0,05 – 0,41 – 0,51 m angka Universitas Sumatera Utara Grashof naik secara perlahan. Sedangkan dari ketigian 0,51 – 0,7 m, naik tajam dan berbanding lurus dengan ketinggian cerobong. Gambar 4.29 menunjukkan distribusi Nusselt number dan koeffisien perpindahan panas disepanjang ketinggian cerobong. Distribusi Nusselt number dan koeffisien perpindahan panas disepanjang ketinggian cerobong 0.000 50.000 100.000 150.000 0.05 0.41 0.51 0.71 Tinggi karakteristik cerobong m N us e lt num be r da n koef fi si en pe rpi nda ha n pa na s Nusselt number Koeffisien perpindahan panas Gambar 4.29 Distribusi Nusselt number dan koeffisien perpindahan panas disepajang ketinggian cerobong Dari grafik gambar 4.29, dapat dilihat bahwa ketinggian ruang cerobong diikuti oleh kenaikan besarnya angka Nussetl Nusselt number . Angka Nusselt yang merupakan indikator besarnya laju perpindahan panas konveksi bebas, naik dan tidak linear dengan meningkatnya ketinggian cerobong. Hal ini menunjukkan bahwa beda temperatur di ruang cerobong dipengaruhi oleh geometri sudut atap cerobong. Dari grafik gambar 4.29, juga dapat dilihat bahwa pada cerobong bagian bawah atau pada ketinggian cerobong 0,05 – 0,41 m, terjadinya penurunan angka koeffisien perpindahan panas secara tajam disepanjang ketinggian tersebut Universitas Sumatera Utara disebabkan sebahagian panas yang menyentuh dinding cerobong bagian bawah balek ke ruang pengering sehinga didapatkan distribusi temperatur di ruang pengering bagian atas merata. Sedangkan pada cerobong bagian atas atau pada ketinggian cerobong 0,41 – 0,71 m, terjadinya kenaikan angka koeffisien perpindahan panas secara perlahan disepanjang ketinggian tersebut karena semua panas sisa pengeringan keluar dari cerobong.

4.5 Uji Coba PengeringanPengasapan Pisang