membagikan dividen per share yang konstan. Hal ini terletak pada perlakuan dividen sebagai indikator prospek perusahaan. Dividen dianggap mempunyai
kandungan informasi informasi content of dividend. Para investor pemodal mempunyai keterbatasan informasi tentang kondisi perusahaan, maka mereka
dapat menggunakan kebijakan dividen sebagai indikator prospek perusahaan. Pada saat perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, maka hal ini
bisa ditafsirkan bahwa manajemen memperkirakan prospek perusahaan dimasa yang akan datang membaik. Apabila perusahaan mengurangi pembayaran dividen
maka hal ini dapat ditafsirkan sebagai indikator bahwa manajemen meperkirakan prospek perusahaan kurang menguntungkan antara lain karena kesulitan
keuangan. Tentu saja hal tersebut belum tentu benar. Ada kemungkinan perusahaan mengurangi pembagian dividen dikarenakan perusahaan dihadapkan
pada serangkaian kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga dampaknya akan mengakibatkan meningkatknya harga saham.
e. Clientele Effect
Menurut Sartono 2001: 290 bahwa banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan. Ada investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatan
saat ini dalam bentuk dividen seperti halnya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang
tinggi. Namun ada juga investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka, karena kelompok investor ini berada dalam tarif
pajak yang cukup tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Jika perusahaan menahan laba setelah pajak yang diperoleh, maka investor yang menyukai pembayaran dividen akan kecewa. Para investor tersebut
memperoleh capital gain, tetapi untuk memenuhi kebutuhan para investor tersebut terpaksa menjual sebagian sahamnya. Sementara itu investor yang memilih untuk
menginvestasikan kembali pendapatannya menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang rendah, karena bagi mereka pembagian dividen yang
besar berarti pajak yang harus dibayar juga semakin besar. Ini terjadi karena mungkin kenaikan dividen mengakibatkan kenaikan tarif pajak pendapatan
sehingga pembayaran dividen tidak begitu menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan pajak yang harus dibayar. Dengan demikian paling tidak terdapat dua
kelompok investor dengan dua kepentingan yang bertentangan. Dengan adanya dua kelompok tersebut, perusahaan dapat menentukan
kebijakan dividen yang oleh manajemen dianggap paling baik. Kemudian perusahaan membiarkan para investor menjual saham, dengan kata lain
membiarkan para investor tersebut melakukan pemindahan investasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hal penting yang perlu diingat bahwa transaksi ini
berlangsung secara tidak efisien karena adanya biaya transaksi dan pembayaran capital gain sebagai akibat penjualan saham. kecenderungan perusahaan enggan
melakukan perubahan kebijakan dividen, Karena perubahan kebijakan mengakibatkan bebarapa investor akan menjual sahamnya dan akibatnya dapat
menurunkan harga saham. Seperti halnya bidang lain, masih terdapat perbedaan pendapat tentang adanya perbedaan kepentingan ini dan tidak satupun kelompok
yang dapat membuktikan kebenarannya.
Universitas Sumatera Utara
5. Bentuk Kebijakan Pemberian dividen