apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.
Menurut Miller dalam Penelitian Listyantara 2005 memberikan argumentasi bahwa pembagian laba dalam bentuk dividen tidak relevan. Miller
menyatakan bahwa, dividen payout ratio DPR hanya merupakan bagian kecil dari keputusan pendanaan perusahaan. Dividen Payout Ratio DPR tidak
mengetahui kekayaan pemegang saham. Miller beragumentasi bahwa nilai perusahaan ditentukan tersendiri oleh kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba atau kebijakan investasi. Jadi dalam rangka membagi laba perusahaan menjadi dividen dan laba yang ditahan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. Dalam hal ini Miller berasumsi bahwa adanya pasar modal sempurna di mana tidak ada biaya transaksi, biaya pengambangan floatation cost dan tidak
ada pajak.
b. Bird In The Hand Theory
Menurut J, Keown 2000: 611 kepercayaan bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal, sejak
dividen lebih pasti dari pada pendapatan modal. Menurut Litner dalam penelitian Listyantara 2005 mengemukakan
bahwa para pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran
dividen merupakan penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung
di udara. Teori inilah yang kemudian disebut sebagai bird in the hand theory.
Universitas Sumatera Utara
c. Tax Differential Theory
Menurut Brigham 2001: 67 ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen
yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu 1 pendapatan dividen dikenakan tarif pajak lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak keuntungan modal. investor
yang kaya yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan mungkin lebih suka perusahaan menahan dan
menanamkan kembali laba dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang
pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. 2 Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Hal ini disebabkan Karena
adanya efek nilai waktu, satu dollar pajak yang dibayarkan dimasa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah dari pada satu dollar yang dibayarkan
hari ini. 3 Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terhutang. Ahli
waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar diri dari
pajak keuntungan modal.
d. Information Content of Dividen
Menurut Sjahrial 2007: 265 menjelaskan bahwa pada saat ada kesempatan investasi yang menguntungkan, pembagian dividen akan cenderung
besar. Pada saat tidak banyak kesempatan investasi yang menguntungkan pembayaran dividen akan cenderung rendah. Kebanyakan perusahaan cenderung
Universitas Sumatera Utara
membagikan dividen per share yang konstan. Hal ini terletak pada perlakuan dividen sebagai indikator prospek perusahaan. Dividen dianggap mempunyai
kandungan informasi informasi content of dividend. Para investor pemodal mempunyai keterbatasan informasi tentang kondisi perusahaan, maka mereka
dapat menggunakan kebijakan dividen sebagai indikator prospek perusahaan. Pada saat perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, maka hal ini
bisa ditafsirkan bahwa manajemen memperkirakan prospek perusahaan dimasa yang akan datang membaik. Apabila perusahaan mengurangi pembayaran dividen
maka hal ini dapat ditafsirkan sebagai indikator bahwa manajemen meperkirakan prospek perusahaan kurang menguntungkan antara lain karena kesulitan
keuangan. Tentu saja hal tersebut belum tentu benar. Ada kemungkinan perusahaan mengurangi pembagian dividen dikarenakan perusahaan dihadapkan
pada serangkaian kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga dampaknya akan mengakibatkan meningkatknya harga saham.
e. Clientele Effect