maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit leveraged.
Rasio leverage dapat diukur dengan bebrapa rasio. Namun, penelitian ini hanya berfokus pada Debt to Total Assets. Debt to Total Assets menunjukkan
beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang atau
beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Menurut Brigham 2006: 104 Kreditur lebih menyukai rasio ini, maka semakin besar
perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Disisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat
memperbesar ekspektasi keuntungan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Debt to Total Asset =
Asset Total
Kewajiban Total
c. Profitabilitas
Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham dan para calon investor dalam suatu perusahaan adalah profitabilitas. Dalam kontes ini
profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen terhadap dana yang diinvestasikan pemilik dan investor. Semakin besar tingkat laba atau
profitabilitas yang dihasilkan perusahaan akan mengakibatkan semakin besar dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya.
Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Namun, dalam penelitian ini membatasi hanya dengan menggunakan rasio Net
Profit Margin. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Semakin besar
Universitas Sumatera Utara
rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang tinggi. Investor dalam hal ini juga dapat memperoleh
dividen yang cukup besar seiring dengan meningkatnya laba yang dihasilkan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPM = Bersih
Penjualan Pajak
setelah Bersih
Laba
d. Pemanfaatan Aktiva
Rasio ini juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai
aktivanya. Rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap- tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi,
atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya
modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga keuntungannya akan tertekan. Di lain pihak, jika aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan
hilang. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi penelitian ini dengan menggunakan rasio Total Asset Turn Over. Total Asset Turn Over
menggambarkan efektivitas penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk aktiva perusahaan. Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara
finansial. Semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya. Sebaliknya semakin
rendah perputaran aktiva perusahaan maka semakin rendah kemampuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam membagikan dividennya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
TATO = Aktiva
Total Bersih
Pejualan
e. Ukuran Pasar