mereka ternyata tidak hanya sekedar formalitas tetapi juga dalam wujud kongkrit. Mereka membawa pengaruh yang positif dan dapat membuka wawasan pemikiran penduduk asli.
Keahlian mereka dalam mengolah rotan dari bahan baku menjadi bahan jadi secara perlahan tertularkan kepada penduduk setempat hal ini terjadi karena adanya kehidupan
sosial yang baik. Penduduk asli dapat menerima kehadiran mereka dengan alasan bahwa keberadaan orang Cirebon telah membuka peluang usaha serta mendorong mereka untuk
hidup lebih kreatif. Keadaan ini sehingga secara tidak langsung telah megurangi pengangguran.
Hubungan sosial yang baik itu bukan hanya dalam lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari tetapi juga sudah sampai pada tingkat perkawinan. Banyak orang-orang Cirebon
pendatang telah melakukan perkawinan dengan penduduk asli. Begitu pula sebaliknya banyak penduduk asli telah melakukan perkawinan dengan keturunan masyarakat Cirebon.
Hubungan yang erat tersebut menciptakan kebersamaan tanpa menonjolkan sikap kesukuan. Sikap akrab ini dapat terlihat ketika penduduk asli mengelenggarakan acara baik
itu acara adat ataupun acara-acara lain maka orang orang Cirebon sudah menjadi bagian didalamnya dengan adanya kerjasama dan sebaliknya.
B. Kehidupan ekonomi masyarakat
Kehidupan ekonomi merupakan aspek yang paling penting dan utama dalam kehidupan manusia, manusia selalu berusaha dengan berbagai cara agar kehidupan
ekonominya terus meningkat. Dengan semakin meningkatnya ekonomi seseorang maka
Universitas Sumatera Utara
status seseorang akan semakin tinggi. Karena aspek ekonomi sangat menentukan tingkat kehidupan manusia.
Begitu juga dengan kondisi masyarakat di lingkungan X kelurahan Sei Sikambing D Medan. Tingkat kehidupan masyarakat berbeda-beda. Perbedaan tingkat kehidupan itu
disebabkan antara lain sifat keaslian, tingkat keahlian, tingkat pengapdian dan tingkat pemapanan ekonomi.
Khusus di lingkungan X kelurahan Sei Sikambing D Medan perbedaan tingkat kehidupan yang lebih jelas terlihat pada bidang ekonomi dan bidang pendidikan. Sebagian
basar tingkat pendidikan masyarakat dikatakan rendah, itu dibuktikan banyaknya masyarakat yang tingkat pendidikannya hanya tamatan SD dan SMP sedangkan tamatan
SMA sampai Sarjana hanya sebagian kecil. Kondisi yang demikian dikarenakan pada saat itu, menurut mereka lebih bagus bekerja dari pada sekolah, dengan alasan kalau mereka
sekolah, mereka tidak bisa mendapat uang sendiri, sedangkan dalam tingkat keterampilan, dalam suatu masyarakat yang hanya mempunyai minat dan keahlian.
Hal-hal seperti itu dapat dengan mudah dijumpai dikalangan masyarakat secara umum. Banyak kehidupan ekonomi mereka yang hidup secara pas-pasan. Demikianlah kehidupan
masyarakat di lingkungan X kelurahan Sei Sikambing D Medan. Kehidupan masyarakat yang masih hidup dalam lingkaran kemiskinan. Masyarakat asli yang banyak bekerja
sebagai buruh baik sebagai tukang becak, tukang gali kuburan, buruh pabrik, tukang cuci pekerjaan lain-lain. Jika dibandingkan dengan tingkat kebutuhan maka pendapatan mereka
tidak akan sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan. Hal itulah yang menjadi pemicu tingkat pendidikan bagi masyarakat asli menjadi rendah.
Universitas Sumatera Utara
Banyak permasalahan yang dihadapi sehingga mereka tetap hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu melihat potensi yang ada pada lingkungan X kelurahan Sei
Sikambing D Medan maka jalan keluar satu-satunya adalah dengan menggali kreatifitas dibidang industri kerajinan karena kreatifitas tidak selamanya diukur dari tingakat
pendidikan. Keahlian yang mereka miliki baik itu bakat maupun perolehan dengan mengikuti
pelatihan mereka manfaatkan untuk memperbaiki ekonomi. Kreatifitas yang mereka miliki dipergunakan untuk menutupi tingkat pendidikan mereka yang rendah. Mereka mengambil
inisiatif untuk menggeluti bidang industri dan kerajinan. Seiring dengan waktu maka usaha tersebut dapat membuahkan hasil yang maksimal jika dibandingkan dengan pendapatan
yang mereka peroleh dari pekerjaan sebelumnya. Walaupun demikian setelah mereka menjadi pelaku industri banyak masalah yang
harus dihadapi. Salah satu masalah yang dihadapi adalah perolehan modal usaha. Modal sangat berpengaruh dalam sistem ekonomi pengrajin, karena tanpa adanya modal usaha
yang mereka inginkan tidak bisa berjalan dengan lancar, karena jika tidak adanya modal mereka tidak bisa membeli bahan baku. Beberapa pengrajin yang kekurang modal untuk
membeli bahan baku tidak mau meminjam ke Bank, karena menurut mereka jika meminjam ke Bank sangat besar resikonya. Maka antara masyarakat sekitar mereka saling
tolong-menolong dengan melakukan pinjaman modal dan bahan baku. Disinilah peranan ekonomi yang lebih baik dengan memberi bantuan kepada pengrajin. Selain itu untuk
meringankan para pengrajin dalam perolehan modal, maka pemerintah memberikan bantuan uang tunai bagi yang membutuhkannya melalui sistem Bapak angkat. Dan yang
berhak mendapat pinjaman modal tersebut adalah pengrajin yang mempunyai pengolahan
Universitas Sumatera Utara
kerajinan yang terbanyak. Bantuan itu disalurkan melalui Koperasi Pengrajin Rotan KOPTAN, Angsapura, Asai, dan Pertamina yang membantu memberikan dana pada para
pengrajin melalui koperasi, para pengrajin ini dapat membeli bahan penolong dengan cara kredit dan ketentuan paling lama tiga tahun. Dengan demikian kehidupan ekonomi para
pengrajin semakin meningkat hal itu dibuktikan bahwa tingkat pendidikan anak-anak mereka semakin tinggi, tingkat kesehatan dan juga taraf hidup yang lebih baik hal ini
berhubungan langsung dengan kepemilikan tanah dan bangunan
Universitas Sumatera Utara
BAB III PERTUMBUHAN KERAJINAN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI