Berbagai jenis rotan yang digunakan oleh para pengrajin. Dari keseluruhan bagian rotan tidak sedikitpun yang terbuang kecuali daunnya untuk keperluan rangka atau tulang
biasanya menggunakan rotan manau, rotan semambau, atau rotan pitrit. Rotan-rotan ini termasuk rotan yang besar dengan diameter berkisar antara 2-6 cm dan untuk keperluan
rangka atau jari-jari mereka menggunakan rotan saga, rotan air dan rotan batu, rotan cacing yang digunakan sebagai “Lungsi”
17
Walaupun keseluruhan daerah Lingkungan X, sudah merupakan wilayah pemukiman dan tidak ditemukan lagi adanya tanah-tanah kosong, bukan menjadi suatu penghalang
untuk mereka meningkatkan jumlah produksi. Selain itu sarana-sarana umum yang terdapat di wilayah ini berupa 1 satu buah lapangan bola volly yang terdapat di Gang Pertama
ujung, sekolah Madrasah yang juga dimanfaatkan sebagai tempat menjemur rotan yang lokasinya berdampingan langsung dengan rumah-rumah penduduk.
. Rotan cacing ukurannya kecil yang biasanya dibeli secara perkilo rotan cacing ada bermacam-macam seperti rotan cacing warna putih, merah
dan semuperpaduan. Walaupun jenisnya berbeda namun penggunaanya sama. Semua jenis rotan tersebut merupakan bahan untuk keperluan pengayaman.
Para pengrajin anyaman selain memerlukan berbagai jenis rotan juga memerlukan bahan pembantu. Adapun bahan pembantu atau alat tersebut antara lain paku, kayu, lem cap
kambing, minyak pengkilat, minyak tiner, pewarna, sendi seler, dampul, melemin, kertas pasir, triplek, kaca cermin, busa fom, kain untuk bantalan, dan paku jamur.
3.5 Tahap Produksi
17
Lungsi dalam istilah kerajinan rotan adalah tiang pemisah antara anyaman yang satu dengan yang lain atau antara galah yang satu dengan galah yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Langkah pertama yang dilakukan oleh para pengrajin rotan adalah melunakkan memasak rotan supaya dalam proses pengolahannya lebih mudah. Melunakkan rotan ini
dilakukan untuk mencegah cepat rusak. Barang-barang hasil kerajinan tidak mudah diserang jamur dan serangga. Rotan yang diawetkan tersebut adalah rotan yang baru dibeli
dari para pengumpul rotan terutama rotan-rotan yang masih muda.
Mereka melunakkanmemasak rotan-rotan tersebut dengan cara merendam di air sungai. Sebelum direndam rotan-rotan itu diikat terlebih dahulu supaya tidak berserakan.
Kemudian diikatkan kembali ketambang yang ditancapkanpatokkan ke pinggir sungai. Setelah kira-kira 6-7 hari diangkat dari perendaman, dibersihkan dari kotoran yang
menempel sewaktu direndam. Kemudian dijemur di halaman rumah di bawah panas matahari. Penjemuran ini dimaksudkan untuk membuat rotan-rotan tersebut jadi kering dan
lebih awet serta mengkilat dengan warna yang lebih menarik dan indah.
Setelah cukup kering lalu dipindahkan kedalam rumah atau tempat yang teduh, digelarkan lagi supaya mutu rotan lebih baik. Selanjutnya mempersiapkan jenis-jenis rotan
tertentu dengan keadaan siap untuk diolah, yang mana yang akan dibelah dan dihaluskan dan yang mana yang akan dijadikan kerangkatulang masing-masing dipisah. Seterusnya
para pengrajin tersebut mulai membelah menghaluskan. Rotan yang sudah dibelah dijemur lagi ditempat yang teduh kemudian dilanjutkan dengan tahap pembuatan.
Jenis-jenis rotan yang ada disekitar kita maupun dipasarkan untuk kelancaran produksi sesuai dengan kebutuhan adalah:
- Rotan Manau
Universitas Sumatera Utara
. Rotan Manau menghasilkan batang yang berukuran besar dan berkualitas tinggi, untuk bahan prabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, penyekat ruangan dan dinding
kamar yang rangkanya di buat dari rotan manau.
- Rotan Semambu
Rotan dengan ruas yang panjang digunakan untuk pembuat tongkat, dan perabot rumah tangga.
- Rotan Saga
Salah satu jenis rotan yang ukurannya kecil. Termasuk juga rotan yang dipergunakan para pengrajin untuk aneka anyaman rotan, dan untuk pengikat rotan.
- Rotan Getah
Rotan Getah salah satu jenis rotan yang ukurannya besar tetapi tidak sebesar rotan manau dan di gunakan pengrajin untuk membuat rangka dan siku kursi, dan untuk
keranjang parsel
- Rotan Cacing
Rotan Cacing salah satu jenis rotan yang ukurannya kecil, yang biasanya digunakan pengrajin rotan sebagai Lungsi, bahan anyaman atau pengikat. Rotan cacing digunakan
untuk keranjang, parsel dan sandaran kursi.
Universitas Sumatera Utara
- Rotan Benang
Bahan-bahan tersebut banyak tersedia dipasaran tertentu untuk kita peroleh dan dapat dibeli di bagian penyediaan bahan rotan, selain bahan-bahan tersebut ada juga bahan
lainnya diperlukan untuk membuat suatu produk kerajinan dan membuat keranjang.
-Rotan Tabu- Tabu
Rotan yang ukurannya besar berasal dari Kalimantan dan digunakan untuk membuat Keranjang, kursi, dan gagang sapu. Adapun jenis-jenis bahan pembantu lainnya yang
diperlukan untuk kerajinan rotan diantaranya adalah:
- Rotan Fitrit
Bahagian kulit dari rotan manau rotan hati Biasanya digunakan pengrajin sebagai bahan baku untuk membuat rangka atau anyaman dan bola takraw.
- Rotan Polis
Rotan manausemambu yang dikupas kulitnya. Jenis rotan polis digunakan untuk membuat ayunan, kursi,lemari,meja.
- Rotan Belah
Rotan sega yang sudah ditipiskan digunakan pengrajin untuk mengikat kursi dan untuk menganyam kursi jenisnya sama seperti rotan saga.
Universitas Sumatera Utara
- Rotan Goreng
Rotan yang telah dimasak dalam satu wadah bak dan telah dioleskan dengan minyak solar minyak kelapa.
Peralatan tambahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan rotan tidak berbeda dengan peralatan yang digunakan oleh pengrajin dengan bahan baku kayu. Peralatan itu
antara lain parang berbagai ukuran, gergaji, dan pisau sebagai alat pemotong, martil berbagai ukuran, kakak tua atau tang sebagai alat pencabut paku, bor sebagai alat pelobang,
gunting sebagai alat pemotong, kompor api sebagai alat pemanas rotan supaya dapat dibengkokkan.lem untuk alat perekat dan triplek sebagai alas pelapis rotan, kertas pasir
untuk menghaluskan rotan.
Selain peralatan tersebut, para pengrajin juga menggunakan alat khususkhas seperti berbagai jenisukuran “catok, Tanggem dan Tarikan”. “catok” adalah alat untuk
membengkokkan rotan yang terbuat dari kayu broti dan bentuknya seperti kunci inggris, sedangkan “tanggem” juga sebagai alat bantu untuk membengkokkan rotan. Alat ini terbuat
dari beberapa buah bulatan besi yang ditempatkan pada sebilah papan, kemudian papan yang telah diletakkan besi bulat ditempelkan pada tiang broti yang sudah ditancapkan
ketanah. Tinggi tiangnya berkisar antara 1-1,5 meter. Adapun “tarikan” adalah berupa pisau yang dipasangkan sedemikian rupa pada sebatang kayu mirip alat penetam kayu yang
dapat digeser-geser posisinya sesuai dengan yang diinginkan. Alat ini digunakan untuk memisahkan bagian kulit rotan yang telah diletakkan pada pisau tersebut. Tebal tipisnya
kulit rotan yang hendak dipisahkan dari hatinya ditentukan oleh posisi pisaunya.
Universitas Sumatera Utara
Alat yang menggunakan peralatan mesin, peralatan tersebut ialah bor listrik, dan juga alat pembengkok rotan, sementara peralatan lainnya masih mengandalkan tangan.
Semua peralatan tersebut dibeli oleh pengrajin baik melalui pabrik pengadaan peralatan pertukangan maupun melalui toko-toko besi penjual peralatan pertukangan. Sementara
peralatan lainnya masih mengandalkan tangan. Sebagian peralatan kecilnya dapat dibuat dan dikerjakan sendiri. Sesuai dengan kebutuhan alat produksi yang akan dikerjakan oleh
para pengrajin. Alat khusus seperti “ tarikan, catok, dan tenggem” dapat dibuat sendiri oleh pengrajin.
Untuk proses pembuatan barang-barang rotan, ada dua cara yang umum ditempuh, cara pertama ialah mengolah atau membentuk rangka sesuai dengan warna asli rotan
kuning gadingkuning muda dan cara kedua ialah mengola bahan baku rotan dengan menghilangkan warna kulit rotan, yakni dengan membuang kulitnya kemudian diberi
pewarna, untuk mendapatkan warna asli rotan, biasanya rotan yang sudah dibeli tersebut digosokkan dalam air mengalir dengan pasir. Setelah cukup bersih, kemudian dilakukan
penyisikan, yaitu membersihkan bagian buku-buku rotan dengan pisau agar pelepah- pelepah daun rotan hilang dan terbuang, juga supaya buku-buku rotan tersebut kelihatan
bersih dan rata.
Kadang-kadang para pengrajin rotan membeli bahan baku yang sudah siap pakai, yaitu rotan yang telah dimasak dengan minyak digoreng dan telah diasap dengan
belerang. Pengrajin hanya mencucinya saja apabila dirasakan kurang bersih dan kilat. Selain bahan rotan yang telah digoreng dan diasap, para pengrajin kadang-kadang juga
Universitas Sumatera Utara
membeli rotan yang telah dilicinkan yakni rotan yang telah diperoses dengan mesin dan membuang kulitnya sehingga tinggal hatinya saja atau rotan fitrit.
Setelah bahan baku rotan siap untuk dibentuk, tahap pertama dalam proses pembuatan barang rotan adalah membentuk rotan sesuai dengan disain yang dirancang.
Untuk rangka biasanya digunakan rotan Manau, Simambu, dan rotan Getah disebut rotan tulang.
Sebelum rangka dibentuk, langkah awal yang dilakukan adalah memotong-motong rotan tulang dengan berbagai ukuran sesuai komponen rangka yang dikehendaki. Setelah di
potong-potong beberapa bagian yang perlu dipanaskan dengan kompor api. Cara memanaskannya harus hati-hati dan pelan-pelan, demikian juga proses pemanasannya
berangsur angsur, dengan tujuan supaya rotan tidak menjadi hitam dan supaya tidak terjadi kerutan-kerutan pada kulit rotan. Adapun tujuannya adalah untuk memudahkan pengrajin
membengkokkan rotan. Dalam hal ini diperlukan kesabaran dan ketelitian.
Setelah pemotongan dan pembengkokan selesai. Tahap selanjutnya adalah menyambungkan komponen-komponen rangka dengan menggunakan paku dari berbagai
ukuran sesuai dengan besarnya rotan yang hendak disambungkan. Biasanya dalam setiap unsur rangka terdapat komponen-komponen kecil sesuai dengan ukuran rotan. Jenis rotan
yang digunakan adalah rotan saga, rotan batu dan rotan air, yang secara umum disebut rotan jari rotan cacing. Besarnya diameter rotan jari ini berkisar antara 0,5 cm samapai 1,5 cm.
Setelah komponen-komponen rangka dihubungkan berarti proses pembuatan rangka telah selesai. Kemudian mengadakan pengayaman dan pengikatan. Bagian-bagian tertentu
Universitas Sumatera Utara
dari rangka, yaitu bekas-bekas pakuan dililit diikat dengan rotan pengikat. Rotan pengikat ini adalah kulit luar yang telah dibentuk menjadi tali pengikat dengan lebarnya berkisar
antara 2-5 mm. Akan tetapi kadang-kadang rotan pengikat itu direndam supaya jangan mudah putus.
Sebagian dari pengrajin yang ada di kelurahan Sei Sikambing D belum memiliki mesin sendiri, sehingga untuk membuang kulit rotan dengan proses yang cepat, mereka
membawa rotan ke pengrajin lain yang memiliki mesin sendiri. Selain itu ada juga yang membawa rotannya ke proyek bimbingan dan pengembangan industri kecil BIPIK yaitu
unit operasional pengelola rotan di Medan milik Departemen Perindustrian yang letaknya relatif dekat dari kelurahan Sei Sikambing D. Di tempat tersebut disediakannya alat untuk
membantu para pengrajin sehingga mutunya lebih baik.
Untuk hasil yang lebih baik sebelum di cat, pengrajin lebih dahulu menghaluskan rotan dengan menggunakan kertas pasir. Hal itu dilakukan supaya rotan lebih licin. Tahap
berikutnya adalah pengecetan dan pewarnaan. Pewarnaan ini ada dua macam, yang pertama menggunakan vernis apabila jenis barang rotan yang diinginkan adalah warna asli. Cara
kedua adalah mewarnainya dengan cat atau green cat, yaitu cat yang berwarna hijau atau hijau muda. Hal ini dapat dilakukan pada rangka yang kulitnya telah dibuang dengan
menggunakan mesin dan menggunakan tangan mengarit. Setelah pengecatan atau divernis, rotan-rotan dijemur supaya catnya kering.
Tahap selanjutnya adalah pengayaman. Bagian-bagian tertentu dianyam sehingga tercipta bentuk yang diinginkan. Untuk mengerjakan bermacam anyaman, terlebih dahulu
Universitas Sumatera Utara
bahan tali rotan perlu direndam air hangat 60 ◦c selama setengah jam agar mudah
dibekukditekuk dan dianyam. Sisi tali rotan yang mengkilap atau bagian kulitnya selalu dianyam dibagian luar. Menurut kedudukan tali-tali rotan yang saling menyilang dalam
anyaman, maka tali-tali rotan yang mendasar disebut “lungsi” dan tali-tali rotan sebagi pengayam disebut “pakan”.
Adapun Jenis-jenis Anyaman adalah sebagai berikut:
A. Anyaman Bidang sisi seperti mata itik dan bersisi silang
1. Anyaman satu langkah
Anyaman satu langkah, dilakukan dengan sebuah tali anyam melalui depan dan belakang galah-galah satu kali. Galah-galah disini berfungsi sebagai tiang dan harus ganjil,
agar dapat dianyam mengeliling.
2. Anyaman Belitan
Anyaman belitan dilakukan dengan dua buah tali anyam saling membelit dari bawah keatas, bergantian melalui depan dan belakang galah-galah.
3. Anyaman Penguat
Anyaman penguat dilakukan dengan tiga buah tali anyam. Semua tali anyam yang melalui depan dua galah, dan melalui belakang satu galah. Hasil anyaman ini kukuhkuat
dan rapat serta dipakai sebagai penguat anyaman.
Universitas Sumatera Utara
4. Versi Anyaman Belitan atau anyaman penguat
5. Berbagai Versi Anyaman Bidang sisi adalah anyaman yang memiliki sisi-sisi.
B. Anyaman Sisi Tepi
1. Anyaman Lengkung kecil
Galah 1 melalui belakang galah 2, dan disamping galah 3 ditusukkan kembali kedalam anyaman. Anyaman untuk kombinasi misalnya ada tambahan enceng gondong,bambu.
2. Anyaman Lengkung Besar
Galah 1 melalui depan galah 2 dan belakang galah 3 serta 4 disamping galah 5 ditusukkan kembali ke dalam anyaman. Galah 2 melalui depan galah 3 dan belakang galah
4 serta 5 di damping galah 6 ditusukkan kembali ke dalam anyaman seterusnya.
3. Anyaman sisi tepi sebuah baki untuk menghidangkan makanan tamu-tamu.
4. Anyaman-anyaman sisi tepi untuk tatakan bulat untuk mengatur bentuk bulat.
C. Anyaman Alas Bulat
D. Anyaman Alas Lonjong
E. Anyaman Penali jinjing terdiri dari:
1. Anyaman matian dengan tambahan kombinasi warna seperti dalam pembuatan tas.
Universitas Sumatera Utara
2. Anyaman dengan sebuah tali anyaman pembelit, tiga buah tali anyaman tambahan
dan sebuah tali anyaman berwarna pengikut batang rotan jinjing.
F. Anyaman Engsel dan Pengancing
1. Engsel-engsel tutup keranjang rotan dibuat dengan dua pasang anyaman mata tali
yang saling mengikat. 2.
Pengancing tutup dibuat dengan sebuah anyaman mata tali dan kayu lubang serta pen kancing.
18
Apabila penganyaman selesai ini berarti barang rotan telah siap dipasarkan. Rotan banyak dimanfaatkan menjadi bahan baku mebel seperti meja tamu, kursi serta rak buku
dan kerajinan lainnya, dan rotan memiliki beberapa keunggulan dari pada kayu, seperti ringan, kuat, elastis, mudah dibentuk dan murah. Selain itu rotan lebih cepat tumbuh dan
lebih mudah di panen sehingga dianggap lebih mudah mendapat keuntungan dibanding membuat prabot atau mebel dari kayu.
Diera perkembangan Jaman pada tahun 2000 dibuat aplikasi rotan dengan bahan- bahan lainnya terutama untuk bahan anyaman dengan memakai enceng gondok, depok
pisang, bambu maupun bahan lainnya terutama untuk anyaman. Adanya aplikasi tersebut supaya lebih menarik dan masyarakat tidak bosan dengan barang-barang kerajinan rotan,
sehingga orderan semakin bertambah karena minat masyarakat untuk membeli barang- barang dari rotan juga mengalami peningkatan.
18
Hartanto Soedjono, Mengelola rotan untuk barang kerajinan ekspor cet 2, Semarang: Dahara Prieze, tahun 1993, hal. 51
Universitas Sumatera Utara
Prabot atau furnitur dari rotan akan kelihatan klasik sehingga penggunaannya tidak hilang walaupun banyak bahan baku lain yang kini digunakan. Harga kerajinan rumah
tangga yang terbuat dari rotan tidak semahal dengan kerajinan atau prabot yang terbuat dengan bahan dasar kayu walaupun memiliki kualitasnya tidak jauh berbeda. Kursi atau
meja yang terbuat dari rotan lebih ringan dan sederhana sehinga cocok diletakkan di ruangan yang kecil serta mudah dipindahkan. Kerajinan yang terbuat dari rotan akan
bertahan lama, jika dilakukan perawatan seperti:
- Perbersihan seminggu sekali cukup dengan menggunakan lap kering untuk menghilangkan debu-debu yang menempel. Dengan tidak mengunakan cairan kimia karena
akan merusak rotan.
- Membersihkan debu dan kotoran yang menempel di sela-sela sekali dalam 1 bulan, dengan cara mencuci dan menggunakan cairan detergen, kemudian dilap dengan
menggunakan lap kering serta dikeringkan.
- Melakukan pengecatan ulang apabila rotan tersebut telah mengalami perubahan warna pudar
- Untuk menghindari rayap pemakai menggunakan larutan kamper kapur bagus dan minyak tanah, dengan cara menyemprotkan larutan tersebut pada rotan atau
memasukkannya pada lobang rayap pada prabot rotan.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Proses Produksi