Proses Produksi PERTUMBUHAN KERAJINAN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI

3.6 Proses Produksi

Hasil kerajinan rotan yang diproduksi pengrajin rotan di kelurahan Sei Sikambing D lingkungan X adalah berbagai jenis kursi, keranjang, kap lampu, lemari, vas bunga, keranjang buah, alat olahraga seperti hulahop bola takraw, keranjang musiman seperti tempat parsel dan mereka juga menjual rotan batangan, rotan batangan untuk sebagian masyarakat berguna sebagai alat yang bisa membantu melacarkan saluran air pembuangan yang macet, karena sifat rotan yang lentur jadi mudah dimasukan ke sela parit atau saluran air. Akan tetapi jumlah dan jenis produksi itu sangat tergantung pada permintaan pasar. Jika suatu jenis barang rotan tertentu paling banyak diminati maka para pengrajin berusaha memproduksinya sesuai permintaan pasar. Apabila pemasaran barang-barang produksi lancar, mereka semakin semangat dan semakin meningkatnya hasil produksinya. Sedangkan apabila pasaran sunyi, mereka kurang gairah untuk berproduksi. Jika produksi sebelumnya belum laku terjual para pengrajin tidak mau membuat produksi baru. Kadang-kadang karena kesulitan modal kerja yang mereka butuhkan kurang mendukung. Hal itu disebabkan karena pengrajin umumnya memiliki modal yang kecil, sehingga mereka mengharapkan hasil penjualan produksi mereka banyak terjual dan pengrajin bisa memulai produksi yang baru dengan jumlah yang lebih banyak. Apalagi jika ditawarkan bentuk barang yang akan dibuat kepada konsumen dan konsumen sangat tertarik, maka mereka merasa semangat membuatnya dan mereka ingin meningkatkan mutu barang produksinya dengan selalu memikirkan dan mencari informasi Universitas Sumatera Utara tentang model-model baru yang sedang diminati konsumen. Dari situ para pengrajin anyaman rotan mencoba membuat atau menciptakan desain-desain baru. Dalam usaha dagang penjual tidak selamanya mendapat keuntungan tetapi ada kalanya konsumennya sedikit sehingga penjualan barang-barang produksi kerajinan dalam sehari hanya terjual 2 pasang kursi, bahkan kadang tidak ada yang terjual sama sekali. Sehingga para pengrajin sulit untuk membuat jadwalrencana produksi. Walaupun penjualan barang-barang produksi menurun tetapi sebagian pengrajin tetap mencari cara dengan menjual barang-barangnya secara berkeliling, dan ada saja pembeli eceran yang memborongmembeli tetapi dengan harga yang lebih murah dari harga biasa. Sehingga ada modal dari pengrajin, dan barang-barang kerajinan yang lama tidak bertahan lama. Apabila pada saat menjelang masuk ajaran baru, tingkat penjualan sangat berkurang sekali, karena konsumen lebih mementingkan kebutuhan anak-anaknya dari pada peralatan rumah tangga, tetapi menjelang hari-hari besar seperti bulan puasa menjelang lebaran, hari natal, tahun baru serta imlek, produksi mereka meningkat dengan jumlah rata-rata produksi setiap pengrajin mencapai 8-10 pasang kursihari dan pembuatan keranjang mencapai 1000 buahhari. Begitu juga dengan barang-barang hasil kerajinan lainnya. Pada hari-hari besar tersebut para pengrajin kewalahan untuk memenuhi permintaanpesanan para konsumen. Dan kadang pengrajin membutuhkan tambahan pekerja harian untuk membantu pengolahan. Pesanan yang lebih banyak berupa anyaman keranjang bingkisankado, keranjang tempat buah, membuat bunga dan vas bunga. Para Universitas Sumatera Utara pemesan dari luar kota banyak berdatangan untuk memesan barang-barang kerajinan dan pada saat banyaknya pesanan para pengrajin hampir tidak memiliki waktu istirahat baik siang maupun malam mereka berusaha menyelesaikan pekerjaannya sesuai permintaanpesanan konsumen supaya konsumen tidak kecewa. Para pengrajin akan berusaha mengikuti bagaimana model-model barang rotan sesuai minat konsumen. Karena itu para pengrajin berusaha untuk menciptakan jenis-jenis produk baru. Seperti barang- barang yang mereka lihat digemari konsumen, dan mereka akan berusaha meniru dan membuatnya dan untuk menarik selera konsumen dengan memberi hiasan. Hampir keseluruhan hasil produksi pengrajin rotan di kelurahan Sei Sikambing D Lingkugan X ini untuk dijual. Jarang sekali jenis produksinya dimanfaatkan sendiri. Adapun peralatan rumah tangga yang ada di rumah mereka hanyalah seadanya dalam arti peralatan itu adalah mutu yang kurang bagus karena barang tersebut merupakan hasil praktekpercobaan dari masyarakat yang belajar dan belum paham. Rotan-rotan yang digunakan pun hanyalah jenis rotan yang kualitasnya kurang baik atau barang yang tidak laku mereka jual. Ini membuktikan bawa jenis usaha kerajinan yang mereka kelola merupakan mata pencaharian utama. Itulah sebabnya keseluruhan jenis produksi mereka, orientasinya untuk dijual. Kalaupun para pengrajin membutuhkan barang tertentuprabot rumah tangga mereka dapat membuatnya sendiri sesuai dengan bentuk yang mereka inginkan. Universitas Sumatera Utara

3.7 Hasil Produksi