BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Hubungan Pusat dan Daerah terkait Peran dan Fungsi DPD RI
Dalam analisis logika, hasil penelitian “dapat saja” dikatakan bahwa ketertinggalan pembangunan di daerah-daerah salah satu indikatornya yang
sangat berpengaruh yang tidak disadari selama ini adalah karena para pengambil kebijakan penentu; tidak tinggal dan hidup di daerah tertinggal tapi
ada kecenderungan hidup dan tinggal di pusat ibukota jiwanya ada di pusat ibu kota, sehingga secara psikologis,insting kepekaan batinia untuk membangun
daerah membangun rumah sendiri tidak ada, kalaupun ada hanya karena tuntutan atas dorongan formalitas jabatannya saja, bukan timbul dari dorongan
kepekaan bathin, tapi timbul dari sekedar retorika sehingga yang terjadi berbagai macam konsep-konsepan‘membangun’ yang karena pemenuhan syarat
administrasi semata sebagai wakil rakyat. Kalau DPR konsentrasi kehidupannya di ibukota negara, seharusnya
DPD harus memili lebih banyak hidup dan bergaul di daerah utusannya.Anggota DPD dengan kehidupannya sehari-hari di daerah dapat langsung merekam
keberadaan daerah tersebut dan dibawah dalam sidang DPD tanpa melalui mekanisme tawar menawar untung rugi partai politik seperti yang terjadi lewat
perwakilan partai politik. Dalam penelitian ini, gambaran yang dapat diungkapkan mengenai
keberadaan DPD RI sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah adalah bahwa dengan kehadiran DPR RI, hubungan pusat dan daerah secara struktur
kelembagaan dipandang dapat menjangkau semua aspirasi dan kebutuhan seluruh daerah di wilayah NKRI. Tetapi menjadi kendala adalah
egoismeegosentris kelembagaan yang sesungguhnya hal itu datang dari kesadaran personal mentalitas SDM internal DPD itu sendiri dan lembaga lain
yang menganggap DPD hanya sebagai pemeran “figuran”.
48
Sebagaimana kutipan dari Ruslan Andy Chandra
6
dengan judul :Irman Gusman: Banyak Anggota DPR Tidak Mendukung Peranan DPD, seperti
kutipan berikut: “…… banyak teman-teman anggota DPR yang tidak mendukung
penguatan DPD tetapi banyak pula di antara mereka yang ingin bergabung di DPD.”
…lanjut Imran, banyak pihak yang pro-kontra. Bagi pengamat, misalnya, keberadaan orang-orang partai politik dengan agenda-
agendanya tidak sesuai dengan semangat kelahiran DPD. Tetapi, bagi partai politik, kehadiran pengurus dan atau anggota mereka
justru akan memperkuat keberadaannya. Menurutnya, kehadiran mereka harus dicermati. “Sejauh mana
teman-teman dari partai politik tersebut bisa menanggalkan atribut-atribut partai politiknya. Kita harus mengawasi ketat.”
Sebab, Irman mengkhawatirkan, kalau mereka tetap di partai politik padahal telah terpilih sebagai anggota DPD maka aspirasi
dan ideologi partai politiknya akan lebih kuat daripada aspirasi daerah yang diwakilinya.
Karena ketentuan telah membolehkan mereka menjadi anggota DPD, Irman menghimbau mereka secara moral untuk
menanggalkan atribut-atribut partai politiknya. “Supaya mereka bisa menaungi aspirasi dari berbagai kelompok dan aliran yang
berkembang di daerah masing-masing. Dengan itulah kita bisa mendapat jaminan.”
Konsep DPD sebagai organ negara dalam membangun daerah setelah reformasi merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat terutama di daerah-
daerah yang terkesan belum terpenuhi akan tuntutan pembangunan daerah tertinggal. Aplikasi dari konsep menunjukkan belum terlihat efektifitas dari
kehadiran dan fungsi DPD RI karena DPD RI yang disebut Senator tidak berfungsi sebagaimana yang diinginkan dalam reformasi.
Penelitian menunjukkan sejumlah pakar menganalisis ada keterbatasan dari peraturan perundang-undangan terhadap kehadiran “Senator” tidak sesuai
konsep yang diinginkandiharapkan mampu menyelesaikan ketimpangan pembangunan di daerah.
DPD dapat memposisikan institusinya sebagai lembaga negara yang rumahnya di daerah, sehingga ikatan emosional ada di daerah, sehingga naluri
membangun daerah itu ada. Tetapi barangkali dengan kondisi seperti itu dapat
6
http:www.kabarindonesia.comberita.php?pil=28jd=Irman+Gusman3A+Banyak+Anggota +DPR+Tidak+Mendukung+Peranan+DPDdn=20080806133338
49
saja DPD terlupakan oleh Pemerintah Pusat Eksekutif dan Legislatif karena tidak kelihatan.
Hubungan pusat dan daerah terlihat sudah bagus tapi itu masih berlaku di seputaran ibu kota RI. Peran DPD sebenarnya salah satu tuntutan reformasi agar
institusi DPD dapat mewadahi hubungan Pusat dan Daerah yang selama ini putus. DPD sesuai dengan substansi tuntutan reformasi dapat menjadi alat dari
daerah-daerah yang cukup jauh dari Pemerintah Pusat untuk membawa kondisi kemajuan, ketertinggalan, dari daerah. Selain itu DPD yang notabene perwakilan
daerah merupakan stand body pasang badan dalam memperjuangkan usulan- usulan rencana pembangunan didaerah untuk dapat diterima oleh legislatif dan
eksekutif. Reformasi menginginkan wadah penyeimbang terhadap DPR yang
belum berhasil memperjuangkan daerah-daerah yang sudah cukup lama tertinggal dan jauh dari gaung pemerataan pembangunan sejak Kemerdekaan
oleh karena itu banyak suara masyarakat yang mengatakan bahwa sesungguhnya ada bagian-bagian tertentu diwilayah kita NKRI belum menikmati kemerdekaan.
B. DPD RI dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif baru di Indonesia.