DPD RI dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif baru di Indonesia.

saja DPD terlupakan oleh Pemerintah Pusat Eksekutif dan Legislatif karena tidak kelihatan. Hubungan pusat dan daerah terlihat sudah bagus tapi itu masih berlaku di seputaran ibu kota RI. Peran DPD sebenarnya salah satu tuntutan reformasi agar institusi DPD dapat mewadahi hubungan Pusat dan Daerah yang selama ini putus. DPD sesuai dengan substansi tuntutan reformasi dapat menjadi alat dari daerah-daerah yang cukup jauh dari Pemerintah Pusat untuk membawa kondisi kemajuan, ketertinggalan, dari daerah. Selain itu DPD yang notabene perwakilan daerah merupakan stand body pasang badan dalam memperjuangkan usulan- usulan rencana pembangunan didaerah untuk dapat diterima oleh legislatif dan eksekutif. Reformasi menginginkan wadah penyeimbang terhadap DPR yang belum berhasil memperjuangkan daerah-daerah yang sudah cukup lama tertinggal dan jauh dari gaung pemerataan pembangunan sejak Kemerdekaan oleh karena itu banyak suara masyarakat yang mengatakan bahwa sesungguhnya ada bagian-bagian tertentu diwilayah kita NKRI belum menikmati kemerdekaan.

B. DPD RI dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif baru di Indonesia.

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia DPD RI adalah sebuah lembaga yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Para Anggota DPD RI tersebut terdiri atas wakil-wakil daerah propinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.Anggota DPD-RI periode 2004 – 2009 adalah individu yang independen dan bukan merupakan anggota dari partai politik. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPD RI disebutkan bahwa DPD RI dapat mengajukan kepada DPR RI rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran daerah, dan sumber daya ekonomi lain serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Penugasan konstitusi ini menunjukkan bahwa DPD RI berkewajiban untuk merancang pembangunan daerah dalam kerangka pembangunan nasional. Fungsi, tugas dan wewenang DPD RI sebagaimana tercantum dalam pasal 22D UUD 1945 adalah : 50 1. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang – undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Ini merupakan fungsi legislasi dari DPD RI. 2. DPD ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada DPR atas RAPBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama. Ini merupakan fungsi pertimbangan dari DPD RI. 3. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabngan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama, serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Ini merupakan fungsi pengawasan dari DPD RI. 4. Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat – syarat dan tata caranya diatur dalam UU. Terkait dengan fungsi, tugas dan wewenangnya tersebut, ada beberapa argumen rasional yang dapat dipertanggung jawabkan mengenai betapa pentingnya keberadaan DPD sebagai representasi daerah di tingkat pusat, yaitu : 1. Agar keterkaitan antara keterwakilan penduduk dengan daerah dan adanya penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata disetiap wilayah dimana saat ini 60 penduduk tinggal di sekitar 10 wilayah Indonesia, tercerminkan dalam sistem perwakilan dan proses legislasi. 2. Dalam rangka mewujudkan mekanisme checks and balances. Mekanisme ini dianut oleh negara yang demokratis untuk menghindari diri dari dominiasi salah satu lembaga dalam pembuatan perundang undangan, sehingga undang–undang yang dihasilkan oleh lembaga legislatur menjadi 51 lebih baik dan mengacu kepada kepentingan rakyat yang diwakilinya, bukan pada kepentingan kelompok. 3. Adanya keadilan dalam kebijakan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa secara berkesinambungan. Jika representasi politik hanya diwakili oleh DPR – RI, dapat dipastikan arah pembangunan hanya memusat di pulau Jawa atau hanya untuk kepentingan politik atau kalangan tertentu, mengingat bahwa anggota DPR merupakan anggota partai politik dan itu sudah terbukti dengan banyaknya kasus korupsi oleh anggota DPR – RI yang terbongkar saat ini. DPD RI mempunyai empat Panitia Ad Hoc PAH dengan ruang lingkup yang berbeda – beda dimana PAH I membidangi otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah. PAH II membidangi pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya. PAH III membidangi pendidikan dan aggama. Sedangkan PAH IV membidangi RAPBN, perimbangan keuangan pusat dan daerah, memberikan pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota BPK serta pajak. Sehubungan dengan fungsinya sebagai wakil rakyat dari daerah, yang dipilih, dan sebagai alat artikulasi kepentingan daerah, maka penyerapan aspirasi merupakan kegitan anggota DPD RI yang terpenting. Dalam pelaksanaannya, penyerapan aspirasi masyarakat bisa dilakukan dalam dua bentuk, secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dilakukan dalam berbagai kegiatan di daerah melalui dialog tatap muka, seminar, atau lokakarya, yang dilakukan saat kunjungan kerja, baik pada masa sidag maupun masa reses. Intinya adalah untuk menyerap, menghimpun, dan menampung aspirasi masyarakat daerah. Sedangkan penyerapan aspirasi secara tidak langsung dilakukan melalui konsultasi dengan DPRDPemda. DPD RI menampung aspirasi yang sudah disalurkan ke DPRDPemda. Mekanisme ini dapat dilakukan setiap saat dan tidak perlu menunggu reses atau kunjungan kerja. Aspirasi masyarakat sebagai sumber input inilah yang menjadi bahan pertimbangan utama bagi DPD – RI dalam penyusunan kebijakannya. 52

C. Pentingnya Keberadaan DPD-RI Sebagai Representasi Daerah Di Tingkat Pusat