Pembangkit Listrik Tenaga Coal Bed
77
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014
Contohnya terjadi pada industri pembuat panel surya pada pembangkit PLTS. Panel surya bila
diimpor secara utuh dari luar negeri tidak akan dikenakan pajak impor pajak impor 0 .
Tetapi bila sebuah perusahaan perakit panel surya mengimpor komponen berupa sel surya
akan dibebani oleh pajak bea masuk. Hal ini menyebabkan tidak dapat bersaingnya industri
perangkat pembangkit EBT di dalam negeri jika karena produk yang dijual masih kalah saing
dengan produk impor.
Tantangan utama
dalam kebijakan
pemerintah adalah koordinasi antar sektor dalam bidang EBT. Demikian juga kebijakan akan
subsidi energi listrik yang menurunkan pasar energi listrik EBT merupakan tantangan yang
cukup berat. Hal ini dapat diatasi dengan memindahkan subsidi listrik dari bahan bakar
HSD dan batubara ke perangkat listrik. Selain itu produsen perangkat pembangkit listrik lebih
menyukai kontrak tetap untuk jangka panjang sebagai jaminan pasar sehingga produsen
memiliki
dasar untuk
mengembangkan pabriknya menjadi lebih ke hulu untuk menekan
biaya dan membuat produknya lebih murah dan kompetitif.
PENUTUP Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa: 1. Penggunaan tenaga listrik EBT di Indonesia
sangat dibatasi oleh murahnya harga listrik subsidi PLN kecuali di daerah pedalaman
dimana PLN tidak ada dan penerapan kebijakan yang tidak harmonis antara sektor.
2. Karena pasar yang tidak besar, maka industri perangkat pembangkit EBT tidak
begitu berkembang.
Apalagi yang
menggunakan teknologi tinggi, terbatas hanya di perakitan saja
3. Inovasi yang terjadi hanya terbatas saja, kebanyakan inovasi untuk tujuan efisiensi
proses dan pemasaran. Adapun di industri pembangkit, inovasinya kebanyakan berupa
inovasi pembiayaan dari masyarakat pada pembangkit listrik tenaga EBT di daerah
pedalaman
Saran yang perlu dilakukan ialah bahwa pemerintah harus mendorong pengembangan
EBT dengan menciptakan iklim inovasi pada sektor
energi dan
para pelaku
swasta pengembang energi. Strateginya, pemerintah
harus membangun infrastruktur publik untuk menarik minat investor agar menanamkan
modalnya di sektor EBT dan melakukan pengembangan inovatif di EBT. Selain itu,
pemerintah dapat memberikan insentif kepada para pelaku swasta maupun BUMN dalam
pengembangan EBT melalui keringanan beban pajak yang dikenakan oleh perusahaan atau
pemberian subsidi untuk kegiatan produksi yang menggunakan salah satu sumber EBT.
UCAPAN TERIMA KASIH Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada
Pappiptek LIPI yang membiayai studi ini. Tulisan ini menjadi bagian dari studi dengan
tema kebijakan EBT di Indonesia yang tengah dijalankan di tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
British Broadcasting Corporation BBC. 2014. Pembangkit nuklir Jepang meledak lagi.
Diakses dari
http:www.bbc.co.ukindonesiadunia2011 03110315_japannuke.shtml
14 September 2014.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT. 2012. Outlook Energi Indonesia.
Jakarta: BPPT Birkland, Thomas A. An Introduction to the
Policy Process, Theories, Concepts, and Models of Public Policy Making
. New York-USA: M.E.Sharpe.
Cooper, R. G. 2001. Winning at New Product. New York: Perseus Publishing.
Fizzanty, T., Kusnandar. .2013. Analisis Sistem Kolaborasi Riset Internasional Dalam
Mendukung Inovasi: Studi Kasus di Sektor Kesehatan.
PAPPIPTEK-LIPI Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
ESDM . 2008. Potensi Energi Baru dan Ter-barukan EBT Indonesia
. Dipetik September 14, 2008, dari Indonesia:
http:www.indonesia. go.ididindex.php?option
= com_contenttask
=viewid=8157Itemid=687 Lemhanas. 2012. Pengembangan Energi Baru
dan Terbarukan Guna Penghematan Bahan Baku Fosil Dalam Rangka Ketahanan
Nasional. Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 14: 12-19.
Godin, B. 2008. Innovation : The History of a Category.
Canadian Social Sciences and Humanities Research Council.
Mani, Sunil. 2002. Government, Innovation and Technology
Policy: An
International Comparative Analysis.
Cheltenham-UK: Edward Elgar.