Kredibilitas Agen Perubahan T. Handoko laksana.tri.handokolipi.go.id
122
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014
PENDAHULUAN Faktor ketersediaan air bersih memegang peranan
yang sangat penting didalam perencanaan dan pembangunan wilayah. Hampir seluruh aktivitas
manusia baik yang bersifat domestik memasak dan mencuci maupun non-domestik industri dan
konstruksi membutuhkan air dalam jumlah yang tidak sedikit. Saat ini kebutuhan air bersih semakin
meningkat bukan hanya karena bertambahnya jumlah
penduduk, tetapi
karena aktivitas
penggunaan air juga meningkat, seperti kawasan industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan
sebagainya Linsley
dan Franzini,
1986. Peningkatan permintaan ini tentunya perlu
diimbangi dengan upaya penyediaan air bersih yang cukup dan merata secara kualitas dan
kuantitas.
Kondisi sumber daya air di Indonesia yang semakin memburuk membuat semakin minimnya
ketersediaan air yang layak dikonsumsi. Selain itu untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan air
serta kompetisi penggunaaan air, maka diperlukan bukan hanya pengelolaan sumber daya air tetapi
juga pengolahan air yang memadai. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum
berpandangan bahwa perlu dikembangkan inovasi- inovasi teknologi air lokal agar Indonesia mampu
bersaing dan bukan hanya menjadi pasar bagi teknologi dari negara-negara lain
7
. Ada banyak teknologi baru yang digunakan dalam pengolahan
air terutama untuk wilayah perkotaan dan pedalaman, diantaranya adalah reverse osmosis
RO dan ultrafiltrasi UF. Penggunaan teknologi ini sendiri belum bisa dilakukan dengan baik
karena masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Berbagai macam tantangan itu antara
lain:
1. Tingginya biaya penggunaan karena komponen belum diproduksi dalam
negeri. 2. Tingginya biaya operasional dan
pemeliharaan. 3. Belum adanya Standar Spesifikasi
Teknis.
Sumber: Kementerian
Pekerjaan Umum,
Workshop PAPPIPTEK LIPI “Kemampuan Inovasi Industri Teknologi
Air di Indonesia”, 2014.
Untuk menghadapi
tantangan tersebut,
strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
pengembangan dan
rekayasa engineering
baik yang dilakukan oleh lembaga- lembaga litbang, perguruan tinggi, terutama oleh
industri teknologi air itu sendiri Laporan
7
Sambutan Menteri Pekerjaan Umum dalam pembukaan Water Expo di Jakarta 2013
Kemajuan Proyek
Kompetitif “Model
Pengembangan Kemampuan Inovasi Teknologi Untuk Penciptaan Industri Air Bersih Di
Indonesia”, 2014. Namun pengembangan dan rekayasa engineering itu sendiri tidak akan
bermanfaat dan menjadi inovasi tanpa adanya dukungan dari faktor-faktor lainnya. Pilihan
strategi inovasi teknologi ini perlu didukung oleh studi tentang faktor-faktor yang menjadi kendala
bagi industri teknologi air itu sendiri dalam berinovasi, sehingga kedepannya kendala-kendala
tersebut dapat diketahui, dipahami dan diatasi dengan tujuan industri teknologi air dalam negeri
dapat menjadi tonggak utama kemandirian pengolahan dan pelayanan air bersih di Indonesia.
KERANGKA TEORIKERANGKA KONSEP 1. Inovasi
Inovasi umumnya
merupakan aktifitas
memperkenalkan sesuatu yang baru dan belum pernah ada sebelumnya, dapat berupa modifikasi,
peningkatan suatu produk, implementasi dari peningkatanperbaikan proses, termasuk mekanis-
me metode logistik dan distribusi serta manajemen organisasi. Inovasi juga dapat diartikan sebagai
kegiatan
menyeluruh yang
dimulai dari
terbentuknya ide,
proses, sampai
dengan terciptanya sebuah produk De Castro et al, 2010.
Inovasi terjadi dalam kondisi yang tidak tetap non-steady dan selalu berkembang dari interaksi
antara tiga pendorong utama yaitu riset, pengembangan, dan aplikasi. Inovasi teknologi
berkembang didalam suatu lingkungan dimana produsen knowledge memiliki interaksi dan kerja
sama dengan dunia bisnis atau industri sebagai pengguna knowledge dan pemerintah sebagai
perumus kebijakan policy maker. Kondisi dan situasi yang saling mendukung antar pelaku dalam
melakukan inovasi disebut dengan ekosistem inovasi Zuhal, 2010.
Sumber: Zuhal, Knowledge Innovation Platform Kekuatan Daya Saing
Gambar 1. Ekosistem Inovasi.
Industri itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian memiliki
inovasi