Kondisi-Kondisi Permintaan T. Handoko laksana.tri.handokolipi.go.id
90
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014
merencanakan strategi untuk mendukung industri mobil listrik nasional dari tahap riset sampai
produksi dengan membentuk wadah Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif
PPTI-O. PPTI-O didukung oleh beberapa universitas seperti UI, ITB, UGM, UNS, dan ITS
serta Lembaga Riset Non Kementerian seperti LIPI dan BPPT. PPTI-O yang difasilitasi oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Teknologi memiliki
komitmen agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri, khususnya di bidang industri
otomotif. PPTI-O diharapkan dapat berperan dalam penelitian dan pengembangan terutama bagi
IKM yang memproduksi komponen otomotif maupun industri otomotif nasional. Dengan
adanya peran PPTI-O, kondisi otomotif saat ini yang lebih dikuasai oleh prinsipal asing,
diharapkan akan berubah menjadi industri nasional yang mandiri seperti yang terlihat pada
Gambar 5.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012 Gambar 5.
Skema Industri Otomotif Setelah PPTI-O
Mobil listrik dalam negeri tentu akan menghadapi persaingan dari produsen mobil yang
ada saat ini. Industri tersebut sudah sangat mapan karena sudah puluhan tahun berkiprah di industri
otomotif di Indonesia. Namun demikian, jika ada niat dan dukungan yang kuat dari pemerintah,
bukan menjadi hal yang tidak mungkin untuk mewujudkan industri mobil listrik nasional. Korea
dengan merek KIA dan Hyundai, India dengan Tata Motornya, serta Malaysia dengan Protonnya,
merupakan suatu bukti keberhasilan industri otomotif di masing-masing negara tersebut.
Selain empat determinan seperti yang telah diterangkan di atas, terdapat dua variabel lain
yang juga mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu bangsa yaitu peluang dan pemerintah.
Peluang pengembangan industri mobil listrik nasional lebih disebabkan oleh momentum
kerinduan bangsa ini akan produk hasil karya dalam negeri. Momentum yang pas, akan
memunculkan kesempatan yang baik untuk mengembangkan industri mobil listrik nasional,
apalagi bila ada dukungan dari seluruh elemen bangsa seperti pemerintah, universitas, lembaga
riset, perusahaan BUMN, dan swasta.
Peran pemerintah pada program mobil listrik nasional antara lain adalah merencanakan
dan menjadikan program mobil listrik nasional menjadi program utama atau unggulan. Untuk itu,
dibutuhkan grand
plan dan
roadmap pengembangan mobil listrik nasional. Penyiapan
industri utama, industri pendukung, pemberian insentif bagi industri mobil listrik nasional,
insentif bagi pengguna mobil listrik, dan pembuatan regulasi untuk melindungi pelaku
industri mobil listrik nasional juga harus difasilitasi oleh pemerintah.
Pada tahap
awal, pemerintah
harus menciptakan pasar mobil listrik sebagai pemicu
agar produk industri mobil listrik nasional dapat berkelanjutan. Pemerintah harus mempelopori
pembangunan infrastruktur pengisian listrik serta menjamin ketersediaan pasokan listriknya. Selain
itu, pemerintah juga harus menerbitkan peraturan legalitas mobil listrik di jalan raya, memfasilitasi
pengujian dan kelayakan mobil listrik, dan membuat Standar Nasional Indonesia mengenai
komponen dan pengujian mobil listrik. PENUTUP
Kajian mobil listrik nasional berdasarkan analisis metode
‘Diamond Porter’, dengan empat determinannya menunjukkan bahwa program
tersebut layak menjadi program nasional agar dapat membangun kemandirian industri otomotif
dalam negeri. Empat faktor ‘Diamond Porter’
yang dipaparkan menunjukkan berbagai faktor pendukung yang dapat menjadi kesuksesan
program mobil listrik nasional. Faktor-faktor pendukung tersebut meliputi sumber daya
manusia, sumber daya alam, infrastruktur, kondisi pasar, roadmap mobil listrik nasional, dan
beberapa industri pendukung mobil listrik telah ada di Indonesia.
Indonesia memiliki SDM yang kompeten yang tersebar di berbagai universitas, lembaga
riset, dan industri BUMN dan swasta. Sistem tenaga kerja di Indonesia akan bergeser ke zaman
tenaga kerja profesional yang tidak lagi murah, sehingga tenaga kerja yang profesional harus
diciptakan karena bukan merupakan anugerah. Untuk menunjang kompetitif suatu bangsa pada
program mobil listrik nasional, maka faktor kondisi SDM yang terdidik, terlatih, dan terampil
harus
terus diciptakan
dan ditingkatkan
kualitasnya.
91
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014
Permasalahan pengembangan mobil listrik nasional dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
masalah teknis dan non-teknis. Masalah teknis antara lain adalah TKDN yang rendah dan
sebagian besar komponennya impor sehingga harga mobil listrik menjadi mahal. Jarak tempuh
mobil listrik juga terbatas karena kapasitas baterai terbatas. Selain itu, ketiadaan infrastruktur
pengisian baterai mobil listrik juga menjadi masalah.
Untuk mengatasi masalah teknis tersebut, diperlukan kerjasama penelitian antar lembaga
riset, universitas, dan litbang industri untuk menguasai
teknologi mobil
listrik guna
meningkatkan TKDN dengan bahan baku yang berasal dari dalam negeri sehingga kemandirian di
industri mobil listrik nasional dapat terwujud. Keikutsertaan industri terkait dalam konsorsium
penelitian
sejak awal
dapat membantu
menentukan arah riset mobil listrik sehingga hasil penelitiannya dapat diaplikasikan oleh industri.
Infrastruktur mobil
listrik perlu
dibangun bersamaan dengan berjalannya program mobil
listrik nasional karena jika SPLU jumlahnya sedikit atau bahkan tidak ada, masyarakat tidak
akan tertarik membeli mobil listrik.
Selain masalah teknis, terdapat juga masalah
non-teknis yang
penanganannya membutuhkan dukungan dari pemerintah melalui
suatu kebijakan
yang nyata
untuk mengembangkan industri mobil listrik nasional.
Hal yang menjadi masalah mendasar dalam pengembangan mobil listrik nasional adalah
pangsa pasarnya masih belum jelas sehingga campur tangan pemerintah untuk membuka dan
menciptakan segmen pasar mobil listrik sangat penting. Di sisi lain, kebutuhan transportasi yang
terus meningkat menunjukkan masih terus berpeluangnya mobil listrik nasional sebagai salah
satu pilihan alat transportasi.
Pada tahap
awal, pemerintah
dapat mempelopori penggunaan mobil listrik untuk
kendaraan dinas dan kendaraan umum dalam kota seperti taksi dan angkot. Hal tersebut ditempuh
karena saat ini masyarakat umum tidak tertarik untuk membeli mobil listrik yang harganya lebih
mahal bila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak.
Harga mobil listrik yang saat ini masih mahal dapat ditekan melalui subsidi dari
pemerintah. Insentif dapat diberikan kepada pelaku usaha dan pemakai. Kebijakan ini akan
membuat harga mobil listrik menjadi lebih murah dan diharapkan masyarakat tertarik membeli
mobil listrik nasional. Analisis
‘Diamond Porter’ rencana program industri
mobil listrik
nasional telah
menginventarisir masalah-masalah,
peluang, faktor
kelemahan, dan
faktor pendukung
kompetitif bangsa agar dapat dijadikan acuan dalam mensukseskan program mobil listrik
nasional. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami haturkan kepada Bapak Agus Hartanto, kepada Kepala Puslit Telimek-LIPI,
anggota tim penelitian “Studi Pengembangan Startup Company untuk Produk Mobil Listrik dan
Konverter Gas ”, dan pihak-pihak yang telah
membantu dalam kegiatan dan penulisan KTI ini. DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, E. 2011. Dinamika Dana Riset Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Jangka Panjang. Seminar Pengembangan Iptek Nasional
pp. 6- 14. Jakarta: PAPPIPTEK-LIPI.
Baga, L. M. 2008. Analisis Daya Saing dan Teori
Berlian Porter.
Retrieved Agustus 08, 2014, from Ridja Le
Papillon Avicenna: Ir. Lukman M. Baga,
http:www.scribd.comdoc13601155 7Analisis-Daya-Saing-Dan-Teori-
Berlian-Porter
BPS. 2009.
Badan Pusat
Statistik Retrieved November 23, 2011, from
Perkembangan Jumlah
Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-
2009: http:www.bps.go.idtab_subview.ph
p?tabel=1daftar=1id_subyek=17 notab=12
Fizzanty, T., Simamora, N. G., Hidayat, D. 2012. Strategis Memacu Inovasi
Frugal Di
Indonesia: Kajian
Permintaan Efektif,
Kemampuan Teknologi,
dan Kewirausahaan
Inovatif. Forum
Tahunan Pengembangan
Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Inovasi Nasional pp.
12-31. Jakarta: P2 PAPPIPTEK-LIPI. Gaikindo. 2013. Domestic Auto Market
Exim . Retrieved 1 28, 2014, from
http:gaikindo.or.idindex.php?option