QqKY3nAPkYMQQ9ag Forum IPTEKIN 2016

(1)

ISSN 2088

-

2645

PROSIDING FORUM TAHUNAN PENGEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN INOVASI

NASIONAL KE VI , TAHUN 2016

MEMBANGUN KAPASITAS IPTEK DAN INOVASI

UNTUK MEMPERKUAT POSISI INDUSTRI

NASIONAL DALAM RANTAI NILAI GLOBAL

DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA


(2)

(3)

PROSIDING FORUM TAHUNAN PENGEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN INOVASI NASIONAL KE VI

TAHUN 2016

Tema:

“Membangun Kapasitas Iptek dan Inovasi Untuk Memperkuat Posisi Industri Nasional Dalam Rantai Nilai Global di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Sub tema:

1. Pengelolaan rantai nilai dan inovasi jejaring 2. Entrepreneurship dan daya saing IKM

3. Sistem inovasi sektoral dan kebijakan industri

4. Kolaborasi ABGC dalam memperkuat sistem inovasi daerah, nasional, dan internasional 5. Strategi teknologi: Dari imitasi kreatif sampai inovasi disruptif

6. Membangun budaya inovatif dan kompetitif

7. Penguatan kapasitas lembaga litbang publik dan industri 8. Mobilitas dan penguatan sumber daya manusia iptek 9. Kebijakan iptekin dalam meningkatkan daya saing

Semua makalah yang terdapat dalam Prosiding ini telah melalui proses seleksi dan penilaian oleh Tim Komite Ilmiah dan telah diperbaiki oleh Penulis, termasuk masukan yang diusulkan pada saat presentasi makalah.

Tim Penyunting: 1. Nur Laili, M.T

2. Dian Prihadyanti M.T 3. Dr. Ikbal Maulana, M.Ud. 4. Karlina Sari M.A

5. Sigit Setiawan, M.Psi.

6. Qinan Maulana Binu Soesanto, M.Si. Tim Komite Ilmiah:

1. Prof. Dr. Erman Aminullah 2. Prof. Dr. Lukman Hakim 3. Dudi Hidayat, M.Sc. 4. Wati Hermawati, MBA 5. Dr. Marcellino Pandin

PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN IPTEK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Jl. Jend. Gatot Subroto No.10, Gedung PDII Lt.4, Jakarta Selatan-12710 Telepon (021) 5201602, 5225206 Fax (021) 5201602 Email: pappiptek@pappiptek.lipi.go.id


(4)

© 2017 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Prosiding Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi Nasional ke-VI Tahun 2016

ISSN 2088-2645

Desainer Sampul : Zarnita

Diterbitkan oleh: PAPPIPTEK – LIPI

Jl. Jend. Gatot Subroto 10, Gedung A Lt.4, Jakarta 12710 Telp. (021) 5201602, 5225206, Fax (021) 5201602 e-mail: pappiptek@pappiptek.lipi.go.id


(5)

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN IPTEK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya atas seizinNya-lah Prosiding seminar nasional FORUM IPTEKIN ke VI ini dapat diselesaikan. FORUM IPTEKIN ke VI tahun 2016 telah diselenggarakan di Auditorium Utama LIPI, Jakarta pada tanggal 8-9 November 2016 dengan mengusung tema besar “Membangun Kapasitas Iptek dan Inovasi untuk Memperkuat Posisi Industri Nasional dalam Rantai Nilai Global di Era MEA”.

FORUM IPTEKIN ke VI tahun 2016 ini dilaksanakan dengan di hadiri sejumlah pakar, akademisi dan praktisi dari Kementerian/Lembaga, universitas, lembaga litbang dan industri. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang konkret, realistis, bermanfaat dan mampu menjadi jalan keluar permasalahan bangsa dan regional ASIA. Pembicara kunci yang kompeten dari dalam dan luar negeri telah diundang agar mampu memberikan pemaparan yang sesuai dengan seminar kali ini, serta proses review para pemakalah dilakukan agar dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bervariatif dalam memberikan ide-ide positif untuk dijadikan simpulan maupun rekomendasi yang akan disampaikan bagi para pemangku kepentingan atau pengambil kebijakan, dalam hal ini kebijakan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

Dalam prosiding ini dimuat 55 makalah presentasi oral. Semua makalah ini telah melalui proses seleksi dan telah dikoreksi berdasarkan hasil diskusi yang kemudian dilakukan proses editing oleh tim editor. Pada FORUM IPTEKIN VI tahun 2016 juga telah dipilih 2 (dua) makalah terbaik, dimana salah satunya diterbitkan di STI Policy and Management Journal (STIPM Journal). Prosiding ini turut memuat susunan panitia, jadwal acara dan jadwal presentasi paralel makalah oral.

Pada kesempatan yang membahagiakan ini kami PAPPIPTEK-LIPI selaku penyelenggara FORUM IPTEKIN VI tahun 2016 mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para pembicara utama, moderator, pemakalah, serta para peserta seminar yang telah menyumbangkan pemikiran-pemikiran melalui makalah-makalah yang ditulis dalam prosiding ini. Kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, oleh karena itu kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan seminar nasional ini. Untuk itu, dengan tulus kami atas nama panitia dan penyelenggara menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga hadirnya buku prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulisnya

Akhir kata, selamat membaca dan teruslah berkarya Jakarta, Mei 2017,

Kepala PAPPIPTEK-LIPI Dr. Trina Fizzanty

i


(6)

SEKILAS PENYELENGGARAAN FORUM TAHUNAN PENGEMBANGAN IPTEK DAN INOVASI NASIONAL KE VI

Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional (FORUM IPTEKIN) merupakan wadah yang diinisiasi oleh Pusat Penelitian Perkembangan Iptek – LIPI, yang diperuntukkan bagi para pelaku dan pemerhati iptek dan inovasi dari lembaga litbang pemerintah, akademisi, dan industri. Forum ini merupakan ajang komunikasi dan knowledge sharing

seputar isu-isu kebijakan, manajemen dan pengukuran perkembangan iptek nasional dan internasional. Hal inilah yang menjadikan bahasan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat layak diperbincangkan.

Sejak tahun 2011, PAPPIPTEK – LIPI telah menyelenggarakan FORUM IPTEKIN sebanyak enam kali. Pada tahun 2011 mengusung tema “Peran Jejaring dalam Meningkatkan Inovasi dan Daya Saing Bisnis”. Pada tahun 2012 mengusung tema “Inovasi Frugal: Tantangan dan Peluang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta Bisnis di Indonesia”. Pada tahun 2013 mengusung tema “Mengurai Stagnansi Inovasi Berbasis Litbang di Indonesia”. Pada tahun 2014 mengusung tema “Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi, dan Kinerja Industri Menuju Pasar Bebas ASEAN”. Pada tahun 2015 mengusung tema “Inovasi Industri Berbasis Sumber Daya Alam”.

FORUM IPTEKIN VI Tahun 2016 mengangkat tema “Membangun Kapasitas Iptek dan Inovasi untuk Memperkuat Posisi Industri Nasional dalam Rantai Nilai Global di Era MEA”. Tema besar tersebut dikerucutkan menjadi sepuluh sub tema, yaitu: 1) Pengelolaan rantai nilai dan inovasi jejaring; 2) Entrepreneurship dan daya saing IKM; 3) Sistem inovasi

sektoral dan kebijakan industri; 4) Kolaborasi ABGC dalam memperkuat sistem inovasi daerah, nasional dan internasional; 5) Strategi teknologi: dari imitasi kreatif sampai inovasi disruptif; 6) Membangun budaya inovatif dan kompetitif; 7) Penguatan kapasitas lembaga litbang publik dan industri; 8) Mobilitas dan penguatan sumber daya manusia iptek; 9) Sistem mutu dalam memperkuat daya saing industri; 10) Kebijakan iptekin dalam meningkatkan daya saing.

Acara FORUM IPTEKIN VI Tahun 2016 diselenggarakan selama dua hari yaitu pada tanggal 8-9 November 2016, bertempat di Auditorium Utama LIPI, Jakarta. Selama dua hari, FORUM IPTEKIN VI menghadirkan empat pembicara kunci, serta sesi seminar paralel dimana telah dipresentasikan sebanyak 55 makalah ilmiah.

Jakarta, 3 Mei 2017


(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Kepala PAPPIPTEK-LIPI i

Sekilas Penyelenggaraan FORUM IPTEKIN VI ii

Daftar Isi iii

Susunan Panitia viii

Laporan Kepala PAPPIPTEK-LIPI ix

Pengarahan Kepala LIPI xii

Pengarahan dan Pembukaan Menristekdikti xv

Bagian I Pembicara Kunci

1 Dr. Jusman Syafii Djamal 1

2 Mr. Dietmar Lampert 16

3 Prof. Dr. Lukman Hakim 29

4 Dr. Chi-Ung Song 50

Bagian II Makalah Seminar

Sub Tema: Pengelolaan Rantai Nilai Dan Inovasi Jejaring

1 Kesiapan Ekspor Perusahaan Low Tech Di Indonesia Dalam Menghadapi

Masyarakat Ekonomi Asean 2015 Rizka Rahmaida Dan Lutfah Ariana

69 2 Manajemen Rantai Nilai Dalam Adopsi Teknologi Kentang Di Sentra Produksi

Kabupaten Kerinci

Adhitya Marendra Kiloes, Puspitasari Dan M. Jawal Anwarudin Syah

83

3 Analisis Pengembangan Rantai Pasok Tungku Sehat Hemat Energi Di Yogyakarta

Wati Hermawati, Hartiningsih, Dan Ishelina Rosaira

91

4 Karakteristik Dan Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Krimer Berbahan Baku Powder Ampas Tahu

Syarifah Aminah, Tezar Ramdhan, Dan Umming Sente

105

5 Teknologi Pengalengan Makanan Guna Meningkatkan Produktifitas Umkm Berbasis Sumberdaya Alam Lokal Di Yogyakarta

Agnes Irwanti, Asep Nurhikmat, Dan L.T.Handoko

110

6 Kemampuan Pembiayaan Masyarakat Desa Pujon Kidul Dalam Menerapkan Inovasi TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) Desa

Ar. Rohman Taufiq H.*, Wawargita Permata W., Tiara Oktariana, Oktavia

Indah R., Aris Subagyo, Arina Hidayah

119

7 Kajian Sosial Ekonomi Inovasi Sistem Dual-Fuel Pada Kapal Nelayan

Ari Kuncoro, Mamuri, Salasi Wasis W, Dan Susilo Wisnugroho

129 8 MERAKIT INOVASI YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT: Praksis

Litbang Aneka Ubi dalam Wanatani.

Yudi Widodo dan Heny Kuntyastuti

153

9 Pengembangan Dynamic Capabilities Melalui Proses Pembelajaran

Teknologi: Studi Kasus Di PT. RTI Nur Laili

168

Sub Tema: Entrepreneurship dan Daya Saing IKM

10 Membangun Bisnis Masyarakat Berbasis Inovasi Berorientasi Pasar Armen Zulham, Freshty Yulia, Arthantiani

175

iii


(8)

11 Innovation Network Sebagai Basis Penguatan Daya Saing Usaha Kecil

Menengah (UKM) Di Jawa Timur Edy Wahyudi

185

12 Peluang dan Tekanan Untuk Berinovasi Dalam Industri Jamu Ikbal Maulana

198 13 Strategi Penguatan Entepreneurship Pada Industri Tenun Ikat Bandar Kidul

Kediri di Era Ekonomi Kreatif Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Asean Novi Haryati, Choiria Anggraini, Moch. Adi Surahman

209

14 Pemanfaatan Informasi Paten Teknologi Pengalengan Makanan Dalam Menunjang Pengembangan Industri Kreatif

Tommy Hendrix, V. Susirani Kusumaputri

222

Sub Tema: Sistem Inovasi Sektoral dan Kebijakan Industri

15 Learning Region For Regional Economic Development: Peran Universitas dan

Lembaga Intermediasi Dalam Menciptakan Inovasi Pada Industri Low Tech

Dengan Pembelajaran Masyarakat Nimas Maninggar, Delik Hudalah

231

16 Pengembangan Produk Pada Industri Pengolahan Makanan Berbasis Komoditi Bandeng: Pendekatan Sistem Inovasi Sektoral

Hadi Kardoyo, Setiowiji Handoyo

243

Sub Tema: Kolaborasi ABGC Dalam Memperkuat Sistem Inovasi Daerah, Nasional dan Internasional

17 Interaksi Industri Dengan Lembaga Litbang Pemerintah (Studi Kasus: Industri Teknologi Pengolahan Air Bersih di Indonesia)

Rendi Febrianda, Nur Laili

263

18 Peran BPTBA LIPI Dalam Transfer Pengetahuan dan Teknologi Pada UMKM Berbasis Sumber Daya Alam Lokal Binaannya Untuk Meningkatkan Daya Saing di Era Pasar Bebas ASEAN

Agnes Irwanti, Hardi Julendra, Ema Damayanti

271

19 Potensi dan Peluang Limbah Bawang Merah Sebagai Campuran Media Semai dan Media Tanam Pada Tanaman Cabai di Wilayah DKI Jakarta Dalam Rangka Ikut Membangun Kapasitas Iptek dan Inovasi Untuk Memperkuat Posisi Industri Nasional Dalam Rantai Nilai Global Di Era MEA

Emi Sugiartini

280

Sub Tema: Strategi Teknologi - Dari Imitasi Kreatif Sampai Inovasi Disruptif 20 Inisiatif Perbaikan Genetik Varietas Padi Lokal Melalui Pengembangan

Bersama Dan Transfer Teknologi

Puji Lestari, Dwinita Wikan Utami, Muhammad Sabran, Nurul Hidayatun, Karden Mulya

291

21 Strategi Peningkatan Kualitas Aplikasi Teknologi Informasi Pelayanan Pengujian Pusat Penelitian A Melalui Iso 20000

Muhammad Azwar Massijaya

301

22 Potensi Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Busa Pemadam Kebakaran Di Lahan Gambut

313


(9)

Purwo Subekti

23 Peranan Inovasi Teknologi Untuk Mendukung Potensi Sumber Daya Genetik Sapi Potong Lokal Indonesia

Aryogi, Y. Adinata

319

24 Evolusi Tungku Sehat Hemat Energi Di Indonesia Ishelina Rosaira P., Wati Hermawati, Hartiningsih

326 25 Intervensi Model Pembibitan Sapi Jabres Untuk Peningkatan Sosial Ekonomi

Pedesaan

Yudi Adinata, L. Affandhy, D. Pamungkas

338

26 Karakteristik Organoleptik Cheese Stick Dengan Substitusi Tepung Sukun Muflihani Yanis, Waryat, Kartika Mayasari

352 27 Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Upaya Peningkatan

Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Sentra Ikan Bulak Kecamatan Bulak, Surabaya

Irwantoro, Herrukmi Septa Rinawati

357

Sub Tema: Membangun Budaya Inovatif dan Kompetitif

28 Peran Modal Sosial Dalam Difusi Inovasi Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE): Studi Kasus di Kulon Progo

Hartiningsih, Wati Hermawati, Ishelina Rosaira P.

366

29 Membangun Budaya Inovatif dan Kompetitif Melalui Perancangan Perangkat Lunak Teknologi Pemantauan Untuk Budidaya Laut

Salasi Wasis Widyanto, Muhammad Agus

374

30 Pengembangan Kemampuan Inovasi Berbasis Teknologi Web Semantik: Suatu Harapan dan Tantangan

Mesnan Silalahi

388

31 Kompetensi Komunikasi Peneliti Mia Rahma Romadona

396

Sub Tema: Penguatan Kapasitas Lembaga Litbang Publik dan Industri

32 Kajian Faktor Sukses Sistem Layanan Berbasis Elektronik (e-services) di

Indonesia

Baginda Darmawan Napitupulu

409

33 Akuisisi Pengetahuan pada Kerjasama Litbang sebagai Upaya Penguatan Kapasitas Lembaga Litbang Publik dan Industri, Kajian Kasus di Balai Besar, Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian

Syakir Hasyimi

425

34 Komunikasi Humas Pemerintah Dalam Mengelola Informasi Iptek (Studi Pada BATAN, BPPT, dan LAPAN)

Dyah Rachmawati Sugiyanto

436

35 Analisis Jejaring Kerja Pengetahuan di Organisasi Penelitian dan Pengembangan

Rahmi Helmi Lestari

453

36 Kapabilitas Teknologi Industri PLTS dan Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia

468

v


(10)

Saut Siahaan

37 Model Keberhasilan Pengembangan e-Services (Sistem Layanan Berbasis

Elektronik) di Indonesia

Baginda Darmawan Napitupulu

479

Sub Tema: Mobilitas dan Penguatan Sumber Daya Manusia Iptek 38 Dukungan Kebijakan Dalam Mewujudkan Pemuda Kreatif Inovatif

Siti Wahyudini

488 39 Penguatan SDM Iptek Berdasarkan Soft Competency

Mia Rahma Romadona

495 40 Potensi Tenaga Pendidik dan Industri Pendidikan Dalam Mutual Recognition

Arrangement Masyarakat Ekonomi ASEAN Indri Juwita Asmara

511

41 Gender Gap dan Partisipasi Pekerja Sains, Teknologi, Enjinering dan

Matematika (STEM) Wanita Dalam Angkatan Kerja Indonesia

Maulana Akbar, Nani Grace Simamora, Indri Juwita Asmara, Elmi Achelia

528

42 Mobilitas Internasional SDM Iptek Indonesia Dalam Kerangka Free Flow Of Skilled Labor AEC

Indri Juwita Asmara, Elmi Achelia, Maulana Akbar, Nani Grace Simamora

534

Sub Tema: Sistem Mutu Dalam Memperkuat Daya Saing Industri

43 Penyusunan Kerangka Pengukuran Kinerja dan Efektivitas Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2015

Tri Rakhmawati, Sih Damayanti

549

44

The Role of Entrepreneur in Reassembling Socio-Technical System Ikbal Maulana

562 45 Analisis Efektivitas Implementasi Manajemen Mutu Pelayanan Pengujian

Pusat Penelitian A Berbasis ISO 9004:2009 Muhammad Azwar Massijaya

572

46 Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Kota Magelang Melaui Pendekatan Lembaga Sharing Price

Andjar Prasetyo

584

47 Pengembangan Model Pengukuran Kepuasan Pelanggan Untuk Instansi Penelitian

I Gede Mahatma Yuda Bakti, Sik Sumaedi, Medi Yarmen

598

48 Framework Pengukuran Kinerja UKM: Integrasi Balanced Scorecard dan Economic Value Added

Sih Damayanti, Tri Rakhmawati

614

Sub Tema: Kebijakan Iptekin Dalam Meningkatkan Daya Saing

49 Industri Kreatif dan Kebijakan HAKI di Indonesia: Tinjauan Konseptual Anugerah Yuka Asmara, Setiowiji Handoyo

628 50 Kebijakan Insentif Fiskal Untuk UMKM Sebagai Motor Penggerak Iptek dan

Inovasi Nasional

Eddy Mayor Putra Sitepu

642


(11)

51 Penguatan Kebijakan dan Inovasi Teknologi Dalam Pengarusutamaan Pemuda di Sektor Kelautan dan Perikanan (Nawacita) Dalam Membangun Kultur Wirausaha

M. Abubakar Sidik Effendi

660

52 Transisi Teknologi Dalam Perspektif Multi Level Perspective (MLP): Studi

Kasus Konversi Minyak Tanah Ke LPG Qinan Maulana

663

53 The Effects of Government Policies on Entrepreneurship and Performance of Small Scale Batik Industries in Pamekasan, East Java, Indonesia

Herrukmi Septa Rinawati, Irwantoro

673

Bagian III Abstrak Makalah Terbaik

1 Learning Region For Regional Economic Development: Peran Universitas dan

Lembaga Intermediasi Dalam Menciptakan Inovasi Pada Industri Low Tech

Dengan Pembelajaran Masyarakat Nimas Maninggar, Delik Hudalah

683

2 Analisis Rantai Nilai Integrasi Sapi Sawit Dalam Mendukung Pengembangan Klaster Industri Sapi Sawit di Kabupaten Pelalawan

Kristiana, Ramos Hutapea

684

Jadwal acara 685

Jadwal presentasi paralel makalah 686

vii


(12)

SUSUNAN PANITIA

FORUM IPTEKIN VI TAHUN 2016

Penanggung Jawab : Dr. Trina Fizzanty

Komite Ilmiah : Prof. Dr. Erman Aminullah (LIPI) Ir. Dudi Hidayat MSc. (LIPI) Dra. Wati Hermawati, MBA. (LIPI) Dr. Togar Simatupang (ITB)

Dr. Marcelino Pandin (ITB) Ketua Panitia : Anugerah Yuka Asmara Sekretaris : Nur Laili

Anggota : Eni Noor (Sie keuangan)

Endang Mardiningsih (Sie persuratan dan konsumsi) Zarnita (Sie persuratan)

Syifa Naufal Q (Sie publikasi) Vetti Rina P (Sie publikasi)

Ontin Fatmakartika (Sie publikasi) Sheffied (Sie Perlengkapan)

Sigit Setiawan (sie kerjasama dan akomodasi) Grace Simamora (sie kerjasama dan keynote) Muhammad Nur Kusbiantono (Sie perlengkapan)

Wiyono (Sie Perlengkapan) Notulensi : Riska Rahmaida

Mia Amelia Elmi Achelia Radot Manalu Purnama Alamsyah Tri Handayani

Mia Rahma Romadona Tim Prosiding : Nur Laili

Ikbal Maulana Dian Prihadyanti Karlina Sari Qinan Maulana


(13)

LAPORAN FORUM IPTEKIN VI Oleh: Kepala Pappiptek LIPI

Tanggal 8-9 November 2016 Auditorium Utama LIPI

Jl. Gatot Subroto Kavling 10 Jakarta Selatan

Yang Terhormat:

Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak selaku Menteri Ristekdikti

Bapak Dr. Muhammad Dimyati, selaku Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristekdikti

Bapak Dr. Jumain Appe, selaku Dirjen Penguatan Inovasi, Kementerian Ristekdikti

Pembicara Kunci Forum Iptekin VI: Bapak Dr. Jusman Syafii Djamal (komisaris PT Garuda Indonesia), Mr Dietmar Lampert (peneliti ZSI Austria), Dr. Chi-ung Song (research fellow STEPI Korea), serta Bapak Prof. Dr Lukman Hakim (Profesor Riset LIPI)

Anggota Komisi VII DPR RI

Perwakilan dari kedutaan besar negara-negara ASEAN, Austria, dan Cina Bapak plt. Wakil Kepala LIPI

Pimpinan Eselon I dan II di lingkungan LIPI

Pimpinan Eselon I dan II di lingkungan pemerintah pusat dan daerah Para pelaku bisnis, akademisi, dan komunitas

Serta

Para tamu undangan baik pemakalah maupun peserta yang telah hadir disini Assalamualaikum Wr Wb.

Salam Sejahtera bagi kita semua,

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena kita semua dapat menghadiri acara Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Forum Iptekin) VI yang diselenggarakan sejak hari Selasa ini, tanggal 8 November 2016 hingga hari Rabu tanggal 9 November 2016 bertempat di Auditorium Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) – Jakarta. Adapun Forum Iptekin merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek), salah satu satker dibawah pimpinan LIPI. Forum ini telah diselenggarakan sejak tahun 2011 di Gedung Widya Graha LIPI Jakarta yang merupakan Forum Iptekin pertama kali. Tahun 2016 ini, Forum Iptekin memasuki kali keenam.

Forum Iptekin adalah wadah dan sarana bagi para pemangku kepentingan (stakeholders),

pelaku industri/bisnis, akademisi baik dari lembaga perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), serta komunitas atau masyarakat umum yang tertarik berdiskusi seputar permasalahan iptek dan inovasi.

ix


(14)

Pimpinan dan para undangan yang kami hormati,

Di tahun ini ini, Forum Iptekin memberi warna dan nuansa baru dengan mengusung tema “Membangun Kapasitas Iptek dan Inovasi Untuk Memperkuat Posisi Industri Nasional Dalam Rantai Nilai Global di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Pemilihan tema ini sejalan dengan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang saat ini sudah berjalan lebih kurang setahun, menjadi momentum bagi semua pelaku Iptek di tanah air untuk lebih bersinergi dan bersatu dalam menghadapi persaingan era MEA ini. Disisi lain, Indonesia diharapkan dapat mengambil bagian penting mendorong kemajuan bangsa-bangsa ASEAN melalui penguatan kemampuan dan kerjasama Iptek baik intra maupun dengan negara-negara mitra penting ASEAN.

Bapak/Ibu dan seluruh undangan yang kami hormati,

Kebutuhan iptek dan sumber daya manusianya sebagai prasyarat utama untuk mendorong munculnya inovasi menjadi alasan utama dalam memenangkan persaingan di era MEA. Akan tetapi, hasil riset Pappiptek (Aminullah dan Fizzanty, 2015) menunjukkan bahwa sumber inovasi di industri manufaktur utama berasal dari kegiatan tanpa litbang formal. Sebagian besar sumber inovasi hanya bertumpu pada jejaring dengan pelanggan, pemasok, kegiatan pemasaran, manajemen, dan internet. Sementara itu, kegiatan litbang yang bersumber dari interaksi dengan litbang pemerintah dan perguruan tinggi masih minim. Menurut Aminullah dan Fizzanty (2016), jika kondisi ini terus dibiarkan, maka dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terancam atau tidak berkelanjutan (unsustainable). Lebih jauh lagi, akan sulit bagi

Indonesia untuk lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap),

ditunjukkan dari tingkat pendapatan per kapita yang cenderung tidak berubah selama beberapa tahun.

Berpijak pada fakta diatas, maka sangat mendesak bagi Indonesia untuk mengurai sumbatan-sumbatan yang menyebabkan minimnya interaksi dan kerjasama pelaku industri nasional, dengan lembaga litbang dan perguruan tinggi dan pemerintah. Untuk itu, diperlukan strategi yang mendorong kemitraan pemerintah dan swasta (Public Private Partnership), dimana

peran pemerintah ialah memberikan stimulus serta katalisator terhadap rantai nilai industri agar dapat melakukan inovasi dan memenangkan persaingan di pasar. Mobilitas pelaku antar litbang publik, perguruan tinggi dan industri atau swasta perlu dirancang dan diprogramkan Indonesia, sebagaimana saat ini juga dilakukan di beberapa neagra ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan kini di Thailand.

Bapak/Ibu Pimpinan dan para tamu udangan yang kami hormati,

Dapat pula kami laporkan bahwa selama 2 (dua) hari ini, Forum Iptekin ini dihadiri lebih kurang 200 orang dari kalangan pemerintah, legislatif, perwakilan negara sahabat, akademisi dan praktisi Iptek. Forum Iptekin VI menghadirkan 4 (empat) pembicara utama. Dua pembicara nasional yaitu Bapak Dr. Jusman Syafii Jamal (Komisaris PT Garuda Indonesia) dan Prof. Dr. Lukman Hakim MSc (Profesor Riset bidang Kebijakan Iptek dan Inovasi – LIPI). Kita juga mendapat kehormatan dengan hadirnya dua expert asing yaitu Mr. Dietmar Lampert dari Zentrum für Soziale Innovation (ZSI) - Austria dan Dr. Chi-ung Song dari Science and Technology Policy Institute (STEPI) – Korea Selatan. Atas nama LIPI dan penyelenggara Forum Iptekin VI, kami mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya atas kesediaan para pembicara kunci meluangkan waktu untuk berbagi pengetahuan dengan seluruh undangan yang hadir.

Forum Iptekin VI juga menghadirkan pemakalah-pemakalah terpilih dari seluruh Indonesia yang akan memaparkan hasil-hasil riset di isu-isu seputar iptek, inovasi, teknologi, sumber daya manusia, manajemen riset, kreativitas, rantai nilai serta isu-isu lain terkait upaya-upaya memperkuat posisi Indonesia di era MEA. Pemakalah-pemakalah tersebut berasal dari berbagai latar belakang seperti akademisi, industri, komunitas iptek, masyarakat, serta pemerintah. Total makalah yang dipresentasikan selama dua hari ini sebanyak 60 makalah.


(15)

Melalui Forum Iptekin VI, setiap peserta dapat memanfaatkan kesempatan untuk membangun jejaring serta mendorong peran aktif industri dalam negeri, pemerintah, akademisi, serta masyarakat dalam memperkuat daya saing Indonesia baik di level ASEAN maupun global. Akhir kata, kami selaku penanngung jawab Forum Iptekin mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Bapak dan Ibu dalam mengikuti acara Forum Iptekin VI, semoga Bapak dan Ibu yang hadir disini dapat mengikuti seluruh rangkaian Forum Iptekin VI dan memberikan manfaat bagi kemajuan Bangsa Indonesia kedepan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pada penyelenggaraan forum Iptekin, dan permohonan maaf jika dalam penyelenggaraan nanti, ada hal-hal yang kurang berkenan bagi Bapak dan Ibu sekalian. Demikian sambutan dari kami, setelah ini kami mohon kesediaan Bapak Plt Waka LIPI untuk memberikan pengarahan, dan selanjutnya permohonan kepada Bapak Menteri Ristekdikti untuk memberikan sambutan sekaligus membuka Forum Iptekin VI.

Wassalamualaikum Wr. Wb Kepala Pappiptek LIPI

Dr Trina Fizzanty

xi


(16)

PENGARAHAN KEPALA LIPI PADA ACARA

FORUM IPTEKIN VI TAHUN 2016

“MEMBANGUN KAPASITAS IPTEK DAN INOVASI UNTUK MEMPERKUAT POSISI INDUSTRI NASIONAL DALAM RANTAI NILAI GLOBAL DI ERA MEA”

Yang saya hormati

Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak selaku Menteri Ristekdikti

Bapak Dr. Muhammad Dimyati, selaku Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristekdikti

Bapak Dr. Jumain Appe, selaku Dirjen Penguatan Inovasi, Kementerian Ristekdikti

Pembicara Kunci Forum Iptekin VI: Bapak Dr. Jusman Syafii Djamal (komisaris PT Garuda Indonesia), Mr Dietmar Lampert (peneliti ZSI Austria), Dr. Chi-ung Song (research fellow STEPI Korea), serta Bapak Prof. Dr Lukman Hakim (Profesor Riset LIPI)

Anggota Komisi VII DPR RI

Perwakilan dari kedutaan besar negara-negara ASEAN, Austria, dan Cina Para Deputi dan Kepala Satuan Kerja di lingkungan LIPI

Pimpinan Eselon I dan II di lingkungan pemerintah pusat dan daerah Ibu Dr. Trina Fizzanty, selaku Kepala Pappiptek-LIPI

Para pelaku bisnis, akademisi, dan komunitas Serta

Para tamu undangan baik pemakalah maupun peserta yang telah hadir disini

Assalammualaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Kami sangat berbahagia kita dapat berpartisipasi untuk mengikuti acara Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi VI di tahun 2016 ini yang bertema “Membangun Kapasitas Iptek dan Inovasi Untuk Memperkuat Posisi Industri Nasional Dalam Rantai Nilai Global di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.


(17)

Bapak, Ibu serta Para Undangan yang saya hormati,

Dengan bonus demgrafi serta sumber daya alam yang kaya, Indonesia menjadi magnet bagi berbagai pelaku industry baik dari dalam maupun luar negeri untuk memasarkan produknya di sini. Masyarakat dengan mudah bisa menemukan produk-produk baru dengan sentuhan teknologi modern dari berbagai penjuru dunia di pasar dalam negeri. Ini artinya, persaingan bisnis tidak hanya menjadi dominasi pelaku industri dalam negeri.

Saat ini kita juga sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA dimana sudah tercipta sebuah pasar bersama di kawasan ASEAN yang mempermudah kegiatan jual beli barang dan jasa diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dilakukan agar daya saing negara-negara ASEAN dapat meningkat baik itu melalui kegiatan ekspor maupun penanaman investasi asing di dalam negeri. Namun demikian, era MEA ini mensyaratkan adanya persaingan bisnis sangat kompetitif di setiap negara yang memberlakukan MEA.

Kondisi ini menimbulkan situasi yang mendorong beberapa negara untuk dapat bersaing dan bahkan memenangkan persaingan antar negara di ASEAN. Persaingan bisnis yang sangat kompetitif ini mengharuskan setiap negara untuk mampu menyesuaikan sektor produktif dengan kebutuhan pasar yang ada. Kemampuan bersaing yang berkelanjutan di era kompetitif hanya dapat diwujudkan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sebagai bagian dari strategi pemenangan persaingan bisnis. Melalui Iptek, berbagai inovasi diciptakan oleh para pelaku industri agar kegiatan bisnis mereka dapat eksis dan berkelanjutan di tengah persaingan. Bapak, Ibu serta Para Undangan yang saya banggakan,

Persaingan negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam MEA memberikan dorongan positif bagi Bangsa Indonesia untuk terus berbenah dan meningkatkan perekonomian nasional berbasis iptek. Kontribusi lembaga penelitian baik di tingkat nasional dan lokal diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi nasional baik dari skala produksi, distribusi, dan konsumsi. Rantai nilai industri harus berbasis pada iptek agar dapat menghasilkan banyak inovasi yang produk akhirnya dapat didistribusikan mulai level nasional hingga global.

Perkembangan iptek yang sangat pesat serta perekonomian yang dinamis di level global mendorong para pelaku industri untuk melakukan inovasi. Untuk mewujudkan hal ini, beberapa hal penting yangperlu diperhatikan adalah mobilitas sumber daya manusia Iptek, penguatan lembaga litbang, dorongan kebijakan iptek dan inovasi, peningkatan dan penguatan jejaring, kreatifitas dan daya inovatif pelaku industri, serta budaya Iptek

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek) sebagai salah satu satuan kerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memiliki tugas utama untuk melakukan penelitian di bidang kebijakan dan manajemen iptek dan inovasi, serta sebagai wadah bagi para pelaku iptek baik di instansi pemerintah, lembaga litbang dan perguruan tinggi, industri, serta komunitas pemerhati iptek, merasa perlu untuk turut berkontribusi mendorong daya saing perekonomian nasional agar dapat bersaing di era MEA saat ini

Pappiptek LIPI telah banyak melakukan kegiatan penelitian terkait isu-isu di bidang iptek dan industri yang mana keluarannya dapat berbentuk buku, jurnal ilmiah, prosiding, laporan

xiii


(18)

seminar, ringkasan kebijakan, dan berbagai bentuk konsultasi di bidang kebijakan dan manajemen iptek dan inovasi. Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi atau disebut Forum Iptekin ini merupakan forum tahunan yang diselenggarakan oleh Pappiptek LIPI yang bertujuan untuk melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif dari berbagai pelaku baik di kalangan industri, akademisi, pemerintah, dan komunitas pemerhati iptek. Tahun 2016 ini merupakan acara Forum Iptekin VI yang telah dimulai sejak tahun 2011 di Jakarta. Hasil dari forum ini diaharapkan akan menjadi salah satu bagian penting untuk membuat rekomendasi kebijakan di bidang iptek dan inovasi di Indonesia.

Bapak, Ibu serta para Undangan yang berbahagia,

Saya sangat berharap bahwa diskusi dalam dua hari di acara Forum Iptekin VI ini dapat meningkatkan pengetahuan serta menghasilkan sebuah pemahaman atau bahkan kesepakatan bersama bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hal penting yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan industri di era kompetisi. Keberadaan MEA yang tidak bisa dihindari justru menjadi momentum bagi kita bersama untuk lebih menyadari pentingnya inovasi sebagai jantung dari keberlanjutan industri saat ini dan selanjutnya

Akhir kata saya ucapkan selamat berdiskusi di Forum Iptekin VI, semoga kita dapat memetik manfaatnya serta mengimplementasikan hasilnya ke dunia praktis.

Billahitaufiqwalhidayah WassalamualaikumWrWb.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain


(19)

PENGARAHAHAN DAN PEMBUKAAN MENTERI RISTEKDIKTI PADA ACARA

FORUM IPTEKIN 2016

“MEMBANGUN KAPASITAS IPTEK DAN INOVASI UNTUK MEMPERKUAT POSISI INDUSTRI NASIONAL DALAM RANTAI NILAI GLOBAL DI ERA MEA”

Yang saya hormati

Kepala LIPI yang diwakili Plt. Wakil Kepala LIPI Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto

Bapak Dr. Muhammad Dimyati, selaku Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristekdikti

Bapak Dr. Jumain Appe, selaku Dirjen Penguatan Inovasi, Kementerian Ristekdikti Anggota Komisi VII DPR RI yang saya muliakan

Perwakilan Kedutaan Besar Negara-Negara ASEAN dan Austria

Pembicara Kunci Dr Jusman Syafii Jamal, Prof Dr Lukman Hakim, Dr. Chi-ung Song (STEPI Korea) dan Mr Dietmar Lampert (ZSI Austria)

Para Deputi LIPI beserta eselon II di Lingkungan LIPI Bapak dan Ibu kepala lembaga pemerintah yang hadir Ibu Trina Fizzanty, selaku Kepala PAPPIPTEK-LIPI

Bapak dan Ibu pemakalah dan peserta dari institusi pemerintah, lembaga litbang , universitas, pelaku bisnis dan semua undangan yang hadir.

AssalammualaikumWr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera

Pertama-tama kami ucapkan Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga acara ini dapat terlaksana dan kita semua dapat berkumpul dalam acara ini. Kami sangat berbahagia dapat bersama-sama berkumpul dan membahas masalah IPTEKIN dalam acara Forum IPTEKIN yang ke 6 tahun ini yang bertema “Membangun kapasitas iptek dan inovasi untuk memperkuat posisi industri nasional dalam rantai nilai global di era MEA”.

Bapak, Ibu serta Para Undangan yang saya hormati,

Dalam era global ini kita baik sebagai bangsa maupun sebagai individu dan organisasi banyak mendapatkan persaingan di tingkat global. Apalagi pada saat ini kita sudah memasuki Era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean dimana satu negara dapat menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Keadaan ini memunculkan sebuah dilema, selain adanya kesempatan unik untuk dapat bersaing secara bebas di wilayah ASEAN, namun memberikan ancaman yang sama berupa masuknya pesaing-pesaing dari negara di wilayah ASEAN.

xv


(20)

Era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean Namun dibutuhkan agar daya saing ASEAN meningkat serta dapat menarik investasi asing. Sebuah pertanyaan besar timbul mengenai bagaimana kesiapan Indonesia untuk menghadapi pasar bebas MEA ini?

Dengan jumlah penduduk yang besar dan sumber daya alam yang kaya, Indonesia menjadi magnet bagi industri luar negeri untuk memasarkan produknya di sini. Masyarakat dengan mudah bisa menemukan produk-produk dengan teknologi terbaru di pasar lokal. Hal ini menyebabkan terjadinya arus yang luar biasa besar dimana produk-produk asing akan masuk secara bebas di Indonesia. Seirama dengan pertanyaan di atas akan menimbulkan banyak tantangan bagi tidak hanya pebisnis, juga lembaga litbang di Indonesia. Khusus untuk lembaga litbang ini disebabkan kecilnya dana litbang dibandingkan dengan luar negeri menyebabkan kesulitan bagi lembaga litbang Indonesia untuk dapat bersaing dalam menghasilkan invensi dan inovasi baru.

Bapak, Ibu serta Para Undangan yang saya hormati,

Walaupun di tengah berbagai kekurangan, IPTEKIN di Indonesia harus berkembang, karena hanya dengan IPTEKIN maka daya saing baik secara mikro pada tingkat bisnis dan secara makro di tingkat nasional dapat terus ditingkatkan dalam rangka menghadapi segala tantangan dalam era MEA yang saat ini sudah berjalan. Tetapi di pihak lain kekurangan-kekurangan di pengembangan IPTEKIN di Indonesia masih sangat terasa. Oleh karena itu diperlukan inovasi-inovasi yang brillian di bidang pengelolaan litbang sendiri dalam rangka meningkatkan efisiensi litbang Indonesia dalam rangka meningkatkan pengembangan IPTEKIN di Indonesia.

Pemerintah terus mendorong perkembangan Iptek di tanah air. Diantara inisiasi yang sangat penting tersebut adalah disusunnya Rencana Induk Riset Nasional yang saat ini sedang disiapkan Peraturan Presidennya. Dengan adanya RIRN, riset dan pengembangan diharapkan lebih jelas dan terarah dan berkontribusi terhadap kemajuan pembangunan nasional. Selanjutnya pemerintah juga terus mendorong riset dan menghilangkan kendala-kendala yang menghambat riset berkembang diantaranya aturan administrasi dalam penganggaran dan pembelanjaan untuk riset dengan dikeluarkannya instrumen berupa Peraturan Menteri Keuangan no. 106 tahun 2016. Dengan PMK 106/2016 ini diharapkan akan meningkatkan kualitas hasil riset dan kuantitas bidang riset yang berujung pada penciptaan inovasi, sehingga hasil dan jumlah riset bermanfaat untuk untuk mendukung daya saing dalam pasar regional ASEAN.

Saat ini LIPI khususnya PAPPIPTEK-LIPI yang telah banyak melakukan berbagai penelitian mengenai mengenai manajemen dan kebijakan IPTEK. Kami mengharapkan hasil penelitian tersebut diperkaya dengan berbagai ide yang muncul dari forum ini untuk mendorong kemajuan iptek di tanah air dalam menghadapi era MEA saat ini. Hasil diskusi ini penting sebagai dasar untuk membuat kebijakan di bidang IPTEKIN di Indonesia.

Bapak, Ibu serta para Undangan sekalian,

Saya sangat berharap dari diskusi dalam dua hari ini dapat diperoleh sebuah pemahaman yang hasilnya dapat memperdalam pengetahuan kita untuk mendapatkan terobosan-terobosan baru dalam pengelolaan dan pengembangan IPTEKIN dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa untuk menjalani Masyarakat Ekonomi ASEAN. Juga diharapkan agar seluruh pegiat xvi Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016


(21)

IPTEKIN dapat menggunakan data-data yang didapat dari diskusi ini sebagai bahan kajian di masa mendatang.

Akhir kata saya ucapkan selamat berdiskusi semoga akan didapat hasil yang baik dan berguna bagi kita semua kedepannya.

Billahitaufiqwalhidayah WassalamualaikumWrWb.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D. Ak

xvii


(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

Pengelolaan Rantai Nilai

Dan Inovasi Jejaring


(94)

(95)

KESIAPAN EKSPOR PERUSAHAAN

LOW TECH

DI INDONESIA

DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Readiness To Export Of Low Tech Companies In Indonesia In Facing The

Asean Economic Community

Rizka Rahmaida*) dan Lutfah Ariana

Pusat Penelitian Perkembangan Iptek LIPI, Jl. GatotSubroto No.10, Jakarta, 12720

Corresponding author.

E-mail address: rizkarahmaida@gmail.com; juffrow@yahoo.com;

Keyword A B S T R A C T

readiness to export innovation low technology intensity CORE

Entering ASEAN Economic Community in 2015, government had declare the commitment to prepare production, competitiveness, and economic in Indonesia equaly. Related to this, Ministry of Trade had prepared some important policy regarding ASEAN single market. One of the policy is single market and production base especially for export goods, such as: main products, potential products, potential service products, and other new products. Therefore, in dealing with MEA 2015, industry players are required to prepare their competitiveness together in order to maximize the opportunities that arise while preparing the national sector in facing the increasing high level of competition in the domestic market environment. This paper is based on the research results of PAPPIPTEK-LIPI in 2014 that focuses on the readiness of companies in three sectors in conducting their export activities through diagnostic tools and self-assessment at micro level called "Company Readiness to Export (CORE)". An important finding of this study is that some national companies are considered to be ready to deal with AEC 2015 and not affected by the applicable tariff policy. There are at least two factors that can explain the company's readiness to deal with AEC 2015, namely the ability to compete in the domestic market, and competitive ability of human resources, expertise and knowledge. The company that is considered ready is a large food and beverage company that has dominated the domestic market up to 75% and superior textile and textile product companies due to their competitive advantage in terms of quality (innovation) and increased value-added new products.

Kata Kunci S A R I K A R A N G A N

Kesiapan ekspor Perusahaan low tech CORE, inovasi

Memasuki ASEAN Economic Community/AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA tahun 2015 lalu, pemerintah telah menetapkan salah satu komitmennya untuk mempersiapkan produksi, daya saing, dan ekonomi yang merata di seluruh kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan beberapa kebijakan penting terkait pasar tunggal ASEAN, antara lain pasar tunggal dan basis produksi terutama untuk produk kategori ekspor, seperti produk utama, produk potensial, produk jasa potensial dan produk baru lainnya.

Oleh karena itu,dalam menghadapi MEA 2015, pelaku industri dituntut perlu menyiapkan daya saing secara bersama-sama agar dapat memanfaatkan secara maksimal peluang yang timbul sekaligus menyiapkan sektor nasional dalam menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi di lingkungan pasar domestik. Tulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian PAPPIPTEK-LIPI pada tahun 2014 yang mengangkat fokus pada kesiapan perusahaan di tiga sektor dalam melakukan aktivitas ekspornya melalui diagnostic tools dan self assessment di level mikro yang disebut “Company Readiness to Export (CORE)”. Temuan

penting dari studi ini menjelaskan bahwa beberapa perusahaan nasional dinilai sudah siap menghadapi AEC 2015 yang tidak terbatas oleh kebijakan tarif yang diberlakukan. Setidaknya ada dua faktor yang bisa menjelaskan kesiapan perusahaan dalam menghadapi AEC 2015, yaitu kemampuan bersaing di pasar domestik yang sudah cukup tinggi, dan kemampuan SDM, keahlian dan pengetahuan yang juga cukup kompetitif. Adapun perusahaan yang dinilai siap adalah perusahaan makanan dan minuman berskala besar yang telah menguasai pasar domestik hingga 75% dan perusahaan tekstil dan produk tekstil yang unggul karena keunggulan kompetitifnya dari segi kualitas (inovasi) dan peningkatan nilai tambah produk baru.

© Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional VI, Tahun 2016

69


(96)

PENDAHULUAN

Persaingan global yang semakin ketat, menuntut setiap perusahaan untuk mampu menghasilkan kinerja terbaiknya. Perkembangan kebijakan perdagangan regional maupun internasional, juga menjadikan perusahaan harus semaksimal mungkin melakukan banyak terobosan agar perusahaannya bisa bertahan dan berkelanjutan. Salah satu tantangan baru bagi perusahaan lokal di Indonesia adalah adanya pemberlakukan ASEAN Economic Community (AEC) mulai tahun2015. Penerapan cetak biru AEC yang pada akhir tahun 2015 menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.Tingkat persaingan yang terbuka ini perlu dihadapi dengan persiapan yang optimal. Jika industri dalam negeri tidak mempersiapkan dengan optimal, besarnya penduduk Indonesia justru berpotensi menjadi pasar besar bagi negara ASEAN lainnya.

AEC memiliki empat karakteristik utama: (a) pasar dan basis produksi tunggal, (b) kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, (c) wilayah ekonomi yang merata dan (d) wilayah yang terintegrasi sepenuhnya ke dalam ekonomi global (ASEAN, 2011). Karakteristik pasar dan basis produksi tunggal akan mengakibatkan ASEAN menjadi lebih dinamis dan kompetitif karena ASEAN akan terbuka untuk pedagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja. Pasar dan basis produksi tunggal akan mendorong kemampuan ASEAN untuk menjadi pusat produksi global dan menjadi bagian dari rantai pasok global.

Beberapa kajian untuk melihat kesiapan industri lokal dalam menyongsong AEC 2015 telah dilakukan. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan kajian mengenai kebijakan Inland FTA yang diterapkan dalam rangka peningkatan keunggulan daya saing Indonesia. Dengan menggunakan perhitungan Revealed Competitive Advantage (RCA), kajian tersebut memperlihatkan terdapat beberapa industri yang masih kurang daya saing dan kapasitas industrinya dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik (Kemenko Bidang Perekonomian, 2013). Sholeh (2013) dalam penelitiannya menganalisis bagaimana

perkembangan persiapan Indonesia menghadapi AEC yang akan dimulai pada tahun 2015 menggunakan data sekunder dan analisis isi (content analysis). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia untuk menghadapi AEC 2015 masih belum maksimal (Sholeh, 2013). Benny dan Abdullah (2011) melakukan penelitian untuk menganalisis mengenai pemahaman masyarakat Indonesia mengenai konsep AEC.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang baik mengenai peran Indonesia dalam AEC. Meskipun demikian, pemahaman masyarakat Indonesia akan konsep AEC masih sangat rendah (Benny & Abdullah, 2011).

Akan tetapi, sejauh ini belum ada kebijakan pemerintah yang memetakan kesiapan industri nasional berdasarkan keunggulan bersaingnya di pasar domestik maupun di pasar internasional. Respon pemerintah masih terbatas pada indikator makro yang belum menjelaskan keadaan riil yang dihadapi oleh para pelaku domestik. Hal ini penting untuk dijadikan perhatian bagi pemerintah terutama dalam mengintegrasikan basis industri karena negara yang mempunyai comparative advantage tinggi untuk produk tertentu akan menjadi basis industri barang tersebut.

Dalam rangka memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti empiris, studi ini memberikan dukungan berupa ketersediaan data yang menguraikan kesiapan ekspor di level perusahaan. Dengan adanya bukti empiris tersebut, pemerintah bisa mengetahui kondisi kesiapan perusahaan dalam menghadapi tantangan AEC 2015 dalam berbagai respon, sehingga penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam memperkuat ketahanan industri nasional berbasis pada hal-hal mikro yang mungkin selama ini belum tersedia informasinya dengan baik bisa menjadi salah satu solusinya.

KERANGKA TEORITIS

Internasionalisasi dan Inovasi

Salah satu hal yang menjadi visi banyak perusahaan adalah keberhasilan produk atau


(97)

jasanya untuk menembus pasar internasional.Pasar internasional sendiri merupakan sebuah peluang pasar yang sangat terbuka dengan ukuran pasar yang sangat besar dan memiliki potensi yang belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan. Sebagian besar perusahaan-perusahaan multinasional yang saat ini menjadi barometer perekonomian global merupakan perusahaan lokal yang karena pertumbuhan dan perkembangannya memasuki pasar internasional. Untuk itu, perusahaan perlu mengupayakan pertumbuhan dan perkembangan signifikan agar dapat bersaing di pasar internasional. Menurut Penrose pertumbuhan merupakan sebuah kondisi yang menjadi tujuan bagi banyak perusahaan (Jane, 2012). Salah satu indikator perusahaan yang mengalami pertumbuhan adalah melakukan ekspansi ke pasar luar negeri atau international market(Dunning & Lundan, 2008), Ada beberapa pendapat yang mengemukan faktor yang mendorong terjadinya proses internasionalisasi dari berbagai sudut pandang, diantaranya globalisasi (Lassare, 2010) runtuhnya batas-batas antar negara (Jane, 2012), munculnya negara-negara industri baru atau newly industrials countries, Hadiwinata (1999, dalam Jane, 2012), termasuk perkembangan teknologi maupun inovasi di berbagai bidang.

Dilihat secara mikro, Thompson, Scritland, dan Gamble (2010) mengungkapkan setidaknya ada lima alasan perusahaan melakukan ekspansi ke pasar internasional, yaitu untuk menjangkau pelanggan baru, memperoleh akses pada sumber daya alam yang tersedia, memperoleh modal untuk kompetensi inti perusahaan, menyebar resiko bisnis dan mencapai biaya yang lebih rendah dan daya saing yang lebih besar.

Banyak literatur menjelaskan perusahaan yang terlahir untuk berorientasi global (born global firms) sebagai sebuah fenomena yang cukup baru. Dilihat dari pandangan tradisional, kalangan akademisi dari bisnis internasional menganggap perusahaan berpetualang di luar negeri mengikuti rangkaian proses pengembangan sebelumnya, yaitu berawal dari produksi di negaranya sendiri, dengan tahapan perkembangan yang didefinisikan secara jelas

dan dijalankan secara berurutan. Pada umumnya, perusahaan multinasional mengawali aktivitasnya dari negara asalnya (home country) yang kemudian berkembang ke pasar luar negeri (host country). Pandangan konvensional ini ditantang oleh analisis seminal Oviatt dan McDougall pada tahun 1994, dimana mereka menganggap bahwa perusahaan-perusahaan ini memulai internasionalisasi mereka di saat lahirnya, karena faktor kompetitif lokal sudah tidak memadai untuk memulai operasi di dalam ekonomi domestik mereka (Oviatt & McDougall, 1994). Mereka juga menambahkan bahwa perusahaan yang melakukan internasionalisasi berfokus pada pengendalian sumber daya daripada kepemilikan sumber daya itu sendiri. Dalam pandangan tradisional mengenai teori bisnis internasional juga dipertanyakan pendekatan model inovasi yang mengidentifikasi inovasi manajerial dalam perusahaan sebagai faktor pendorong dari perluasan internasional.

Untuk memahami proses internasionalisasi perusahaan, sebelumnya perlu diketahui beberapa pendapat yang menjelaskan proses tersebut. Johanson dan Vahlne menjelaskan proses internasionalisasi dilakukan perusahaan dengan meningkatkan keterlibatan internasionalnya secara bertahap(Johanson & Vahlne, 1977). Internasionalisasi dipahami sebagai produk dari serangkaian keputusan inkremental perusahaan. Pandangan lain dikemukakan oleh Welch dan Luosterien (1990) dimana internasionalisasi merupakan sebuah konsep yang dinamis yaitu proses meningkatkan operasi internasional, baik pada keluar maupun ke dalam. Dilihat dari tujuannya, Beamish menguraikan proses internasionalisasi sebagai proses dimana perusahaan meningkatkan kepeduliannya terhadap pentingnya faktor langsung dan tidak langsung dari kegiatan internasional di masa yang akan datang dan manfaat dari membangun kerjasama atau transaksi dengan negara lain (Blemish & Lu, 2001).

Dari beberapa pandangan tersebut, konsep terhadap internasionalisasi mencakup sebuah proses yang melibatkan banyak keputusan-keputusan inkremental dan strategis. Selain itu, internasionalisasi melibatkan produk yang

71


(98)

bermacam-macam baik dari hulu dan hilir, jasa dan sumber daya lintas negara. Dalam hal ini, konteks internasional sendiri dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang dari perusahaan sendiri maupun dari lingkungannya.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, konsep internasionalisasi dikaitkan dengan kesiapan perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar bebas regional di tingkat negara-negara ASEAN. Pada tahun 2015, perusahaan-perusahaan domestik akan menghadapi persaingan yang lebih ketat dengan banyak pelaku, tidak hanya pelaku lokal, melainkan pelaku asing yang memiliki daya saing cukup tinggi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses internasionalisasi di perusahaan lokal menjadi penting untuk dikaji guna mengetahui sejauhmana motivasi go global dan upaya bersaing perusahaan di tingkat regional ASEAN. Selanjutnya, kesiapan tersebut akan dijelaskan melalui dimensi internasionalisasi yang menjadi parameter keunggulan bersaing perusahaan di tingkat global.

Tahapan Internasionalisasi

Menurut Loustarinen dan Hellman (1993, dalam Jane, 2012), proses internasionalisasi dapat dijelaskan dalam empat tahap yang berbeda. Pertama, tahap domestik dimana perusahaan belum memiliki aktivitas internasional sama sekali. Kedua, tahap inward stage dimana aktivitas internasional hanya terbatas pada transfer teknologi atau impor bahan-bahan baku atau komponen. Tahap ketiga, outward stage yaitu tahap dimana perusahaan sudah mulai melakukan ekspor, memiliki cabang atau pabrik di luar negeri, subkontrak dan lisensi. Dalam tahap ini muncul kegiatan kerjasama seperti impor komponen-komponen yang disubkontrak, atau impor barang-barang cabang. Tahap terakhir adalah tahap kerjasama, yaitu perusahaan melakukan perjanjian kerjasama seperti produksi, pembelian, atau litbang.

Pandangan berbeda dikemukakan oleh Dunning (1988, 2008), dimana proses internasionalisasi merupakan sebuah proses memanfaatkan peluang yang ada di pasar internasional di mana aspek produksi luar negeri berada di perusahaan multi

nasional (PMN). Dalam hal ini, Dunning menjelaskan lebih lanjut bahwa aspek penting yang menjadi alasan PMN melaksanakan internasionalisasi adalah bagaimana mengeksploitasi kepemilikan dan keunggulan lokasi melalui internasionalisasi pasar. Dengan kata lain, PMN akan membuka produksinya di negara tertentu dimana mereka dapat memperoleh kemanfaatan terbaik dari keunggulan kompetitif yang didefinisikan oleh parameter organization, location dan institution (OLI).

Internasionalisasi dan Inovasi di Level Perusahaan

Secara umum, internasionalisasi merujuk pada pengembangan aktivitas komersiil perusahaan dengan pihak lain atau pasar di luar (Deresky, 1994). Menurut Kafourus dkk (2008), kinerja inovasi terbesar perusahaan tidak hanya dapat dijelaskan dengan melakukan ekspansi pasar tapi juga kegiatan yang melibatkan keterhubungan akses kepada sumber informasi dari luar, dan tergantung sejauh mana perusahaan melakukan internasionalisasi (Sullivan, 1994). Menyikapi hal ini, Johanson dan Vahlne (2009) merancang sebuah model internasionalisasi perusahaan yang menjelaskan proses, tahapan akuisisi, integrasi dan pemanfaatan pengetahuan tentang pasar eksternal (Johanson & Vahlne, 2009). Menurut peneliti dari Sekolah Uppsala tersebut, internasionalisasi merupakan proses bertahap dimana perusahaan memutuskan untuk melakukan ekspor, mulai membangun anak perusahaan di pasar luar negeri sampai perusahaan mampu menjalankan proses produksi di luar negeri.

Fenomena internasionalisasi di perusahaan telah banyak dikaji sejak 30 tahun terakhir (Fletcher, 2001). Di tengah lingkungan bisnis internasional, upaya internasionalisasi seringkali digerakkan oleh keinginan seperti penurunan biaya transaksi akibat dari ekspansi pasar. Knight dan Cavusgil mengungkapkan bahwa pelaku yang berhasil menjadi pemain di pasar global, akan semakin melibatkan banyak perusahaan terutama dalam aspek sumber daya, produksi, dan pemasaran serta aliansi lintas negara untuk pengembangan produk dan distribusi (Knight & Cavusgil, 2004).


(99)

Oleh karena itu, dalam memahami proses internasionalisasi tidak hanya memahami aspek pasar baru di luar negeri tapi perlu juga dipahami proses pembelajaran perusahaan sebagai pendatang baru (entry’s mode), dimana proses yang terkait dengan pengembangan dan produksi pengetahuan baru untuk mendukung proses internasionalisasi sangat dibutuhkan untuk menghasilkan inovasi. Dengan menggabungkan pengetahuan baru tersebut, perusahaan harus dipahami sebagai sebuah kumpulan sumber daya dan kapabilitas yang dapat belajar dan bertukar pengetahuan (sharing), menyebarkan, dan menciptakan pengetahuan baru melalui interaksi-interaksi (Caloghiru, Kastelli, & Tsakanikas, 2004). Selanjutnya, kemampuan untuk mengeksploitasi pengetahuan dari luar menjadi komponen yang penting dalam meningkatkan kapabilitas inovasi perusahaan (Fosfuri & Tribó, 2008).

Untuk menjadi perusahaan yang inovatif (inovator) bukan merupakan sebuah kebetulan atau keberuntungan, ada hal mendasar yang harus dipenuhi perusahaan untuk mengadopsi inovasi secara internal sebagai bagian dari strategi perusahaan, terutama akses ke pasar global dan strategi untuk mengubah kapabilitas inovasi melalui peluang beragam untuk mendukung kreatifitas dan efisiensi perusahaan. Dalam hal ini, Hitt dkk berargumen bahwa meningkatkan akumulasi pengetahuan dan bertambahnya pembelajaran organisasi yang terjadi selama proses internasionalisasi akan memperkaya kapabilitas inovasi perusahaan (Hitt, Hoskinsson, & Kim, 1997). Untuk memahami bagaimana internasionalisasi berkaitan dengan inovasi, diperlukan fokus terhadap faktor-faktor yang menjadi sebab dan akibatnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan kerangka Zawislak, dkk (2012; 2013) yang membagi keterkaitan inovasi dan internasionalisasi ke dalam tiga kategori yaitu kapabilitas inovasi, internasionalisasi, dan kinerja inovasi. Dari kerangka ini akan terlihat kinerja inovasi sebuah perusahaan sebagai hasil dari kapabilitas perusahaan melalui kegiatan internasionalisasi. Selanjutnya Kafourus dkk (Kafourus, Buckley, Sharp, & Wang, 2008) dan Hitt dkk (Hitt, Hoskinsson, & Kim, 1997) menegaskan bahwa

perusahaan yang giat melakukan ekspansi ke pasar internasional, maka akan memperoleh manfaat yang semakin besar dari aktivitas inovasi.

Kapabilitas inovasi dipahami dalam berbagai pemikiran sejak tahun 1980-an. Dosi menyebut kapabilitas inovasi terkait dengan tingkat akumulasi teknologi dan efisiensi dari sebuah proses inovasi (Dosi, 1988). Selanjutnya Lall mengungkapkan kapabilitas inovasi adalah kemampuan untuk berinovasi yang menekankan pada keahlian dan pengetahuan untuk menyerap, menguasai dan meningkatkan teknologi yang ada secara lebih efektif sehingga bisa dihasikan produk inovasi baru(Lall, 1992).Cohen sendiri mendeskripsikan kapabilitas inovasi perusahaan sebagai faktor penting bagi perusahaan untuk mengenali nilai-nilai dari informasi eksternal, mengasimilasi dan mengaplikasikannya menjadi produk komersial (absorptive capacity)(Cohen & Levinthal, 1990). Saat ini pemahaman terhadap kapabilitas inovasi semakin meluas di mana kapabilitas inovasi banyak terkait dengan hasil atau keluaran dari proses pembelajaran teknologi (Rush, Bessant, & Hobday, 2007).

Dalam memahami kapabilitas inovasi perusahaan, Lefebvre merujuk pada pentingnya pendorong teknologi (technology driver) sebagai kemampuan perusahaan dan potensinya di masa depan untuk mengaplikasikan teknologi spesifik terutama untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan teknis dalam proses produksi. Kemampuan ini tidak lepas dari kemampuan pengembangan (development capability) dan kemampuan operasi (operations capability) (Lefebvre, 2005). Perusahaan yang mampu mengembangkan kemampuan ini akan menjadi pemimpin teknologi dan kinerjanya akan sangat bergantung pada teknologi yang dimanfaatkan (Zawislak, Alves, Gamarra, Barbieux, & Reichert, 2013).

Selain pendorong teknologi, pendorong lain berasal dari aspek bisnis perusahaan yang juga memberikan fungsi penting. Fungsi pertama adalah untuk mengintegrasikan area-area yang berbeda dari perusahaan. Dalam hal ini Guan menyebutkan pentingnya kapasitas untuk menggabungkan struktur organisasi agar

73


(100)

berkembang baik dengan mengkoordinasikan keseluruhan aktivitas sehingga bisa mempercepat proses inovasi (Guan, 2003). Sementara Zawislak dkk mengemukakan bahwa untuk mengintegrasikan berbagai area yang berbeda tersebut diperlukan kapabilitas manajemen (management capability) (Zawislak, Alves, Gamarra, Barbieux, & Reichert, 2013).Fungsi kedua adalah kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan produk dan jasanya agar bisa dipasarkan ke pasar internasional. Guan mengungkapkan perlu adanya fungsi yang berperan sebagai pendorong pemasaran yaitu kapasitas untuk mempublikasikan dan menjual produk yang mengacu pada pemahaman mengenai kebutuhan konsumen saat ini dan ke depan, pendekatan terhadap konsumen dan pengetahuan mengenai pesaing (Guan, 2003). Dalam konteks ini, Zawislak dkk mendefinisikan fungsi dari kapabilitas transaksi yaitu aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk berinteraksi dengan pasar, konsumen dan pemasoknya(Zawislak, Alves, Gamarra, Barbieux, & Reichert, 2013).

Dimensi Internasionalisasi Organisasi

Keputusan untuk memasuki pasar dunia menyangkut banyak faktor risiko. Pengusaha harus melakukan studi terperinci untuk menilai potensi dan peluang dalam memperluas bisnis mereka di tingkat internasional. Strategi awal yang penting untuk memasuki bisnis internasional adalah menganalisis kesiapan organisasi mereka sendiri untuk internasionalisasi dengan mengevaluasi kelemahan dan kekuatan untuk memahami kompetensi kompetitif seseorang dan kesiapannya sebelum memasuki pasar global. Cavusgil dan Knight (2012) menyatakan terdapat enam dimensi organisasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesiapan organisasi untuk menuju internasionalisasi. Keenam dimensi tersebut adalah:

1. Kemampuan bersaing di pasar

domestik

Kemampuan untuk melaksanakan bisnis secara efisien merupakan keunggulan bagi pengusaha atas para pesaing asing dan akan mengalahkan

mereka. Oleh karena itu perlu potensialitas organisasi untuk bersaing dalam bisnis, yakni berupa kemampuan yang terukur mengarah kepada kinerja superior dengan pangsa pasar yang ada dan kompetensi yang menghasilkan keuntungan. Tingkat keuntungan adalah kekuatan yang baik dalam mendukung manajemen bisnis internasionalisasi. Banyak akademisi seperti Burpitt dan Rondinelli (2000) meyakini bahwa penjualan, pendapatan, laba, pertumbuhan organisasi, dan keberhasilan dalam pengelolaan pasar luar negeri adalah faktor penting yang berkontribusi terhadap kesuksesan internasionalisasi.

2. Motivasi untuk Internasionalisasi

Hal ini terdiri atas faktor-faktor yang menstimulasi perusahaan untuk membutuhkan internasionalisasi, misalnya, keharusan untuk memanfaatkan kekuatan produksi yang tersisa sepenuhnya, perluasan siklus hidup produk, atau pengurangan risiko operasional dengan mengekspor barang ke negara lain. Bartlett dan Ghoshal (2000) melakukan studi mengenai motivasi untuk internasionalisasi dan menemukan bahwa motivasi dilatarbelakangi oleh pembaruan pola ekonomi dan teknologi yang terus berubah, serta pembangunan sosial, budaya, dan lingkungan yang mengharuskan perusahaan untuk internasionalisasi demi kelangsungan hidup dan mengurangi risiko operasional pada satu tempat.

3. Komitmen Pemilik Perusahaan

Pengusaha harus membuktikan komitmen mereka dalam melakukan internasionalisasi. Para pengusaha UKM, khususnya, harus membuat keputusan jika mereka ingin memasuki bisnis internasional. Studi pada masa lalu mengungkapkan bahwa kecenderungan internasionalisasi berkorelasi positif dengan kemampuan dalam penerimaan risiko para pengusaha terhadap pelaksanaan bisnis internasional lebih cenderung berisiko daripada perusahaan domestik (Wiedersheim dkk, 1978). Leonidou, Katsikeas dan Piercy (1998) melaporkan bahwa 8 dari 10 studi penelitian mendukung hubungan positif antara tingkat ekspor dan kemampuan penerimaan risiko.


(1)

Penghematan Solar Kapal Nelayan

Balitbang Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan 6 11.45-12.00 Nur Laili Pengembangan dynamic

capabilities melalui proses

pembelajaran teknologi: Studi kasus di PT. RTI

Pappiptek LIPI

Waktu : Pukul 10.30-12.00

Ruang : Ruang Rapat 1 Lantai 5 Gedung Widya Graha LIPI Tema : Penguatan Kapasitas Lembaga Litbang Publik dan Industri Notulen : Radot Manalu, Purnama Alamsyah, Tri Handayani Moderator : Dyah Rachmawati S

No.

Waktu Presentasi

(WIB)

Nama Pemakalah Judul Makalah Instansi

1 10.30-10.45 Baginda Darmawan Napitupulu

Kajian Faktor Sukses Sistem Layanan Berbasis Elektronik (E-Services) di Indonesia

P2SMTP LIPI

2 10.45-11.00 Syakir Hasyimi Optimalisasi Kerjasama Litbang Sebagai Upaya Penguatan Kapasitas Lembaga Litbang Publik Dan Industri, Kajian Kasus di Balai Besar, Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian

Perindustrian

Balai Besar Kulit, Karet & Plastik, BPPI,

Kementerian Perindustrian

3 11.00-11.15 Dyah Rachmawati Sugiyanto

Komunikasi Humas Pemerintah Dalam Mengelola Informasi Iptek (Studi Pada Batan, Bppt, Dan Lapan)

BKHH LIPI

4 11.15-11.30 Rahmi Helmi

Lestari Analisis Jejaring Kerja Pengetahuan di Organisasi Penelitian dan Pengembangan

LIPI Press

693


(2)

5 11.30-11.45 Saut Siahaan Kapabilitas Teknologi Industri Plts Dan Kebutuhan Energi Listrik Di Indonesia

Pappiptek LIPI

6 11.45-12.00 Baginda Darmawan Napitupulu

Model Keberhasilan Pengembangan E-Services (Sistem Layanan Berbasis Elektronik) di Indonesia

P2SMTP LIPI

Waktu : Pukul 10.30-12.00

Ruang : Ruang Rapat 2 Lantai 5 Gedung Widya Graha LIPI Tema : Mobilitas dan Penguatan Sumber Daya Manusia Iptek Notulen : Mia Rahma Romadona, Qinan Maulana

Moderator : Siti Wahyudini

No.

Waktu Presentasi

(WIB)

Nama Pemakalah Judul Makalah Instansi

1 10.30-10.45 Siti Wahyudini Dukungan Kebijakan Dalam Mewujudkan Pemuda Kreatif Inovatif

Konsultan Independen di Kemenpora 2 10.45-11.00 Mia Rahma

Romadona

Penguatan SDM IPTEK berdasarkan soft

competency

Pappiptek LIPI

3 11.00-11.15 Indri Juwita

Asmara Potensi Tenaga Pendidik dan Industri Pendidikan dalam Mutual Recognition Arrangement Masyarakat Ekonomi ASEAN

Pappiptek LIPI

4 11.15-11.30 Dwi Agus Susilo Kreativitas Pemuda Dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia

Direktorat Peningkatan

Kreativitas Pemuda - Kemenpora 5 11.30-11.45 Maulana Akbar

Grace Simamora Indri Juwita

Asmara ElmiAchelia

Gender Gap Dan

Partisipasi Pekerja Sains, Teknologi, Enjinering, Dan Matematika(Stem)

Wanitadalam Angkatan Kerja Indonesia

Pappiptek LIPI


(3)

6 11.45-12.00 Indri Juwita Asmara, Elmi Achelia,

Maulana Akbar, Nani Grace B

Mobilitas Internasional SDM Iptek Indonesia Dalam Kerangka Free Flow of Skilled Labor AEC

Pappiptek LIPI

Setelah Istirahat Shalat dan Makan Siang

Presentasi Paralel IV

Waktu : Pukul 13.00-14.30 WIB Ruang : Ruang Rapat Pappiptek LIPI

Tema : Strategi Teknologi: Dari Imitasi Kreatif sampai Inovasi Disruptif Notulen : Riska Rahmaida, Mia Amelia, Elmi

Moderator : Yudi Adinata

No.

Waktu Presentasi

(WIB)

Nama

Pemakalah Judul Makalah Instansi

1 13.00-13.15 Nur Laili Strategi Imitasi Kreatif dalam Menghasilkan Inovasi

Pengolahan Air Bersih: Studi Kasus di PT.MTI

Pappiptek LIPI

2 13.15-13.30 Yudi Adinata L. Affandhy D. Pamungkas

Intervensi Model Perbibitan Sapi Jabres Untuk Peningkatan Sosial Ekonomi Pedesaan

Loka Penelitian Sapi Potong, JawaTimur 3 13.30-13.45 Muflihani Yanis

Waryat Kartika Mayasari

Karakteristik Organoleptik

Cheese Stick dengan Substitusi

Tepung Sukun

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, DKI Jakarta

4 13.45-14.00 Herrukmi Septa Rinawati, Irwantoro

Strategi pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya

peningkatan pendapatan pedagang kaki lima di sentra ikan bulak kecamatan Bulak, Surabaya

Balitbang Provinsi Jawa Timur

Waktu : Pukul 13.00-14.30

Ruang : Ruang Rapat 1 Lantai 5 Gedung Widya Graha LIPI Tema : Sistem Mutu Dalam Memperkuat Daya Saing Industri Notulen : Radot Manalu, Purnama Alamsyah, Tri Handayani Moderator : I Gede Mahatma Yuda Bakti

No.

Waktu

Presentasi Nama Pemakalah Judul Makalah Instansi

695


(4)

(WIB)

1 13.00-13.15 Tri Rakhmawati Sih Damayanti

Penyusunan Kerangka Pengukuran Kinerja dan Efektivitas Sistem

Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2015

P2SMTP LIPI

2 13.15-13.30 Ikbal Maulana Assessing the Sustainability

of Eco-Technical System Pappiptek LIPI 3 13.30-13.45 Muhammad Azwar

Massijaya

Analisis Efektifitas Implementasi Manajemen Mutu Pelayanan Pengujian Pusat Penelitian A Berbasis ISO 9004 : 2009

P2SMTP LIPI

4 13.45-14.00 Andjar Prasetyo Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Kota Magelang melalui Pendekatan Lembaga

Sharing Price

Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik Kota Magelang

5 14.00-14.15 I Gede Mahatma Yuda Bakti, Sik Sumaedi, Medi Yarmen

Pengembangan Model Pengukuran Kepuasan Pelanggan Untuk Instansi Penelitian

P2SMTP LIPI

6 14.15-14.30 Sih Damayanti Framework Pengukuran Kinerja UKM: Integrasi Balanced Scorecard dan Economic Value Added

P2SMTP LIPI

Waktu : Pukul 13.00-14.30 WIB

Ruang : Ruang Rapat 2 Lantai 5 Gedung Widya Graha LIPI Tema : Kebijakan Iptekin Dalam Meningkatkan Daya Saing Notulen : Mia Rahma Romadona, Qinan Maulana

Moderator : Sidik Effendi

No.

Waktu Presentasi

(WIB)

Nama Pemakalah Judul Makalah Instansi

1 13.00-13.15 Herrukmi Septa Rinawati Irwantoro

Strategi Pengembangan

Ekonomi Kreatif sebagai upaya peningkatan pendapatan

pedaganag kaki lima di sentra ikan bulak kecamatan Bulak

Balitbangda Provinsi Jawa Timur


(5)

Surabaya 2 13.15-13.30 Anugerah Yuka

Asmara dan Setiowiji Handoyo

Industri Kreatif dan Kebijakan HAKI di Indonesia: Tinjauan Konseptual

Papapiptek LIPI

3 13.30-13.45 Eddy Mayor Putra Sitepu

Kebijakan Insentif Fiskal untuk UMKM sebagai Motor

Penggerak Iptek dan Inovasi Nasional

Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan 4 13.45-14.00 Sidik Effendi Penguatan Kebijakan dan

Inovasi Teknologi dalam Pengarusutamaan Pemuda di Sektor Kelautan dan Perikanan (Nawacita) dalam Membangun Kultur Wirausaha

Konsultan Independen Kemenpora

5 14.00-14.15 Qinan Maulana Transisi teknologi dalam perspektif Multi Level Perspective (MLP) : studi kasus konversi minyak tanah ke LPG

Pappiptek LIPI

697


(6)