Kemampuan Evaluasi klien T. Handoko laksana.tri.handokolipi.go.id

123 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 arti yaitu suatu kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah atau barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Merakit atau assembling, rancang bangun dan perekayasaan juga bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bisa bentuk jasa. Industri juga dapat diartikan merupakan sekumpulan perusahaan yang tergolong dalam satu sektor tertentu. Dalam makalah ini industri teknologi air bersih merupakan sekumpulan perusahaan yang bergerak di sektor teknologi pengolahan air bersih.

2. Kendala Inovasi

Inovasi adalah fenomena yang kompleks dan kolektif. Oleh karena itu kendala dalam inovasi umum terjadi dan biasanya dianggap oleh para manajer dan pemilik perusahaan sebagai faktor eksternal dan internal yang membuat perusahaan sulit untuk menjadi inovatif Tether, 2002. Kendala eksternal muncul ketika perusahaan memiliki kesulitan mengakses informasi teknologi, atau jika tidak memiliki akses bantuan keuangan, atau keterampilan pribadi, atau ketika ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi pasar. Sedangkan sebab sebuah perusahaan menemukan hambatan internal adalah ketika kekurangan dana internal dan ketika staf perusahaan merasa bahwa risiko dan biaya inovasi terlalu tinggi Smallbone and North, 1999. Werner Hölzl and Jürgen Janger 2011 menyimpulkan ada 5 hambatan inovasi yang sangat potensial pada umumnya, bahkan terjadi di banyak perusahaan besar di negara-negara maju di Eropa yaitu : 1. Kendala finansial untuk inovasi 2. Kendala keterampilan untuk inovasi 3. Kurangnya informasi tentang teknologi 4. Kurangnya informasi tentang pasar 5. Kurangnya mitra inovasi Inovasi terjadi karena terjalinnya kolaborasi antara penemuan Invention produkservismetode dan pemasarannya yang sukses Implementation. Beberapa situasi yang umum terjadi sebagai kendala terciptanya inovasi dibidang teknologi air antara lain adalah publikasi ilmiah yang terisolasi, tantangan integrasi, dana riset yang kurang memadai, paradigma khusus ke teknologi tanpa pengetahuan tentang pasar, kemampuan wirausaha yang kurang baik dengan skala pemain yang terlalu kecil, dan dukungan manajemen risiko, insentif, undang- undang, hak paten, sertifikasi, dan birokrasi Uhlenbrook S, 2013. METODE PENELITIAN Model-model terbaru sistem inovasi saat ini telah muncul meliputi interaksi internal departemen perusahaan dan interaksi eksternal antara perusahaan dan pelangganmitra, dan pemasok Rothwell, 1992. Kemudian Chesbrough 2003 memberikan model di mana perusahaan melakukan inovasi dengan pelangganmitra untuk berbagi risiko dan manfaat dengan pertimbangan perusahaan tidak bisa lagi hanya mengandalkan pengetahuan internal tetapi perlu melengkapinya dengan ide-ide eksternal untuk inovasi. Namun pengetahuan maupun ide yang berasal dari internal dan ekternal tersebut tidak akan langsung menjadi mesin penggerak inovasi yang efektif jika kendala yang ada belum bisa dihadapi. Kendala-kendala yang menjadi penghalang atau penghambat untuk melakukan inovasi dapat disebut dengan istilah kendala inovasi atau innovation barriers. Makalah ini ditulis berdasarkan data dari kegiatan penelitian kompetitif LIPI yaitu “Model Pengembangan Kemampuan Inovasi Teknologi Untuk Penciptaan Industri Air Bersih Di Indonesia”. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang dilakukan terhadap 45 perusahaan teknologi air yang berlokasi di JABODETABEK, Jawa Barat dan Jawa Timur. Survei dilakukan menggunakan kuesioner dengan faktor-faktor umum kendala inovasi innovation barriers meliputi dana, pengetahuan, pasar, kelembagaan, dan lainnya Smallbone and North, 1999 ; Werner Hölzl and Jürgen Janger, 2011. Responden yang mengisi kuesioner survei rata-rata adalah karyawan dengan jabatan direktur, general manager, manager produksi atau manager marketing. Hasil data dan informasi kualitatif survei kemudian diformulasi dan grouping berdasarkan kategorinya masing-masing, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan antar perusahaan dengan struktur modal yang berbeda. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Populasi dan Struktur Modal Perusahaan Data populasi perusahaanindustri yang disurvei adalah perusahaanindustri yang bergerak di bidang manufaktur teknologi pengolahan air bersih. Perusahaanindustri tersebut bukan hanya bertindak sebagai agen tetapi perusahaanindustri yang sudah mampu untuk merakit, memodifikasi, serta mendesain sendiri produk teknologi pengolahan air bersih. Data populasi perusahaanindustri teknologi air bersih ini sebagian besar diperoleh dari Puslitbangkim Kementerian Pekerjaan Umum sebagai lembaga yang memiliki wewenang dalam melakukan 124 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 sertifikasi terhadap produk dan perusahaanindustri teknologi air bersih. Oleh karena itu perusahaanindustri yang disurvei sebagian besar adalah perusahaanindustri yang telah memiliki legalitas dan standardisasi. Survei dilakukan terhadap 45 perusahaan atau industri yang bergerak di bidang industri manufaktur teknologi pengolahan air yang terdiri dari perusahaan lokal PMDN, non-lokal PMA, Joint venture JV dengan PMDNPMA, Anak perusahaan dan BUMN. Perusahaan yang disurvei berlokasi di Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Timur dengan jangkauan pasar di tingkat nasional, bukan hanya di sekitar pulau Jawa tapi juga diseluruh Provinsi, Kota dan Kabupaten di Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 76 perusahaanindustri teknologi pengolahan air bersih adalah perusahaan modal dalam negeri Gambar -2. Sumber: Survei “Model Pengembangan Kemampuan Inovasi Teknologi Untuk Penciptaan Industri Air Bersih Di Indonesia” Gambar 2. Struktur Modal Perusahaan

B. Kendala Inovasi Industri Teknologi Air

Inovasi dianggap sebagai suatu proses yang lurus dan sejajar dari ide, penelitian dan kemudian produknya dikomersialisasikan Booz, Allen dan Hamilton, 1982. Namun model proses yang seperti ini memiliki kekurangan karena tidak ada umpan balik terhadap sistem inovasi tersebut. Kline dan Rosenberg 1986 berpendapat bahwa umpan balik dari inovasi diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dan merumuskan langkah- langkah berikutnya ke depan. Salah satu umpan balik yang bermanfaat untuk perumusan langkah tersebut adalah dengan mengetahui dan memahami kendala apa saja yang sedang dihadapi dan akan dihadapi. Gambar 3. Kendala-kendala inovasi industri teknologi air bersih Beberapa faktor diatas meliputi dana, pasar, pengetahuan, kelembagaan, saranaprasarana dan SDM Sumber Daya Manusia merupakan faktor- faktor yang menjadi kendala bagi industri teknologi air dalam menciptakan inovasi baik secara fisik maupun komersialisasinya. Kendala diatas merupakan hasil formulasi dan analisis data dan informasi yang diperoleh dari survei. Penemuan-penemuan mengenai kendala inovasi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Dana a Salah satu perusahaan PMA pernah mengalami keterbatasan dana dalam melakukan pengembangan dan inovasi terhadap produknya ketika dulu masih berstatus PMDN, namun hal tersebut tidak lagi terjadi ketika terjadi perubahan status kepemilikan menjadi PMA oleh Jepang. Hasil menunjukkan semua perusahaan teknologi air kepemilikan asing PMA yang disurvei tidak mengalami kesulitan dana dalam melakukan proses pengembangan dan inovasi ke pasar. Hal ini karena PMA memiliki modal yang besar, dan riset pengembangan serta inovasi merupakan kegiatan yang sudah disadari sejak awal terbentuknya perusahaan sehingga alokasi dana untuk kegiatan inovasi sudah menjadi salah satu kebijakan utama perusahaan. Sebagian besar kendala keterbatasan dana terjadi pada perusahaan yang memiliki status kepemilikan PMDN. b Ada perusahaan-perusahaan yang termasuk pada kategori sedang. Kategori ini adalah kategori perusahaan yang belum memiliki cukup dana untuk aspek inovasi, namun mereka sudah memiliki kebijakan internal untuk melakukan riset pengembangan sehingga alokasi dana atau investasi untuk inovasi sudah ada walaupun belum begitu besar. Kendala Inovasi Dana Pasar Pengetahuan Kelembagaan SDM Sarana Prasarana 125 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 c Kategori yang ketiga adalah kategori yang masih memiliki masalah dana dalam berinovasi. Dana atau modal investasi yang dibutuhkan untuk melakukan riset pengembangan dan inovasi seringkali dirasakan sangat besar terlebih karena kegiatan ini tidak memiliki jaminan akan berhasil secara teknis maupun non-teknis. Ditambah lagi alat dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan riset pengembangan juga sangat mahal. Sedangkan perusahaan hanya mengerjakan proyek yang hampir sama setiap tahunnya dan tidak memiliki cukup dana untuk mengatasi hal tersebut. Pihak perbankan melalui Bank sebagai institusi peminjam modal bagi banyak industri juga belum memiliki kebijakan yang memihak terhadap teknologi baru yang dikembangkan oleh pelaku lokal. Hal inilah yang membuat dukungan dana terhadap riset pengembangan dan inovasi masih sangat kurang dan terbatas di industri lokal teknologi air di Indonesia. Aktifitas riset pengembangan dan inovasi dengan dukungan dana yang masih terbatas, bisa membuat biaya awal capital produk teknologi menjadi sangat mahal sehingga tidak mampu bersaing di pasar yang masih cenderung memilih teknologi yang lebih murah. 2. Pengetahuan Pengetahuan adalah kendala umum yang sering dihadapi oleh praktisi atau industri yang akan melakukan inovasi. Pengetahuan merupakan hasil dari proses, pengalaman dan pekerjaan melalui panca indra manusia. Sedangkan teknologi adalah penerapan dari pengetahuan. Teknologi itu sendiri merupakan pengembangan dan aplikasi dari pengetahuan menjadi suatu produk berupa alat, mesin dan material Wikipedia, 2009. Beberapa aspek pengetahuan yang termasuk kedalam kendala bagi industri teknologi air untuk melakukan inovasi antara lain: a Sosialisai risetinovasi terbaru dan pengenalan produk dalam pengolahan air kurang tersampaikan. Bimbingan dan sharing tentang inovasi pengetahuan dan teknologi dari lembaga pemerintahlitbang pemerintah juga dirasakan masih kurang. Pihak engineering internal perusahaan seringkali melakukan riset pengembangan, ada yang berhasil namun tidak sedikit yang gagal. Data dan informasi didalam negeri juga sangat terbatas dan hasil penelitian belum memperhatikan aspek jangka panjang, sering mengandalkan literatur dari luar negeri tetapi belum tentu cocok diaplikasikan didalam negeri. b Sekitar 2 dari perusahaan yang disurvei mengatakan bahwa pengetahuan untuk melakukan riset pengembangan dan inovasi dirasakan sudah cukup karena sudah ada kerjasama dengan akademisilitbang pemerintah tetapi kadang bermasalah setelah produk diimplementasikan di lapangan. c 7 lainnya adalah kelompok perusahaan yang tidak memiliki kendala dalam hal pengetahuan. Kelompok perusahaan ini adalah PMA, dimana perusahaan.industri sudah memiliki tenaga ahli dari perusahaan induk dalam melakukan riset pengembangan dan inovasi. Selain itu juga sudah ada program-program pelatihan dan peningkatan kompetensi bagi karyawan dari perusahaan induk diluar negeri. 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor yang menjadi kendala bagi industri teknologi air dalam melakukan inovasi. Jika produk maupun teknologi yang dirancang sebelumnya merupakan proyek yang hanya berdasarkan pesanan dari pengguna, maka ketika dilakukan perubahan demi terwujudnya sebuah inovasi, perusahaan akan membutuhkan banyak input alat mesin, bahan dan material. Ketika alat mesin, bahan dan material tersebut tidak tersedia didalam negeri, maka impor harus dilakukan. Situasi ini terjadi pada sebagian industri teknologi air di Indonesia. Pengadaan melalui impor sering bermasalah terutama yang berhubungan dengan surat-surat dan dokumen, selain itu juga harganya sangat mahal. 4. Pasar Bagi industri yang bergerak di teknologi pengolahan air, baik perusahaan lokal maupun perusahaan non-lokal, pasar Indonesia adalah pasar yang cukup sulit menerima teknologi baru. Hal ini dikarenakan negara melalui pemerintah sendiripun belum mengeluarkan kebijakan yang tepat dan baik terhadap pengelolaan dan pengolahan sumber daya air. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa poin yang termasuk kedalam kategori kendala pasar bagi industri teknologi air di indonesia: 1. Sulit diterima terutama dipasar pemerintah, karena klien pemerintah hanya mau menggunakan teknologi dengan harga yang rendah. 2. Daya beli masyarakat kurang karena ketidakpercayaan pengguna user terhadap 126 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 teknologiprodukinovasi baru, terutama terhadap produk lokal, kecuali bila sudah ada contoh yang memakai. 3. Regulasi dan spesifikasi tenderproyek harus sesuai dengan konsultan tenderpengguna. 4. Kompetitor banyak, kompetisi harga sangat ketat, sistem pemasaran masih konvesional dan persaingan bisnis dan tender yang tidak fair karena kadang harus memiliki rekan dengan perusahaan besar. Teknologi yang dicari adalah teknologi dengan harga rendah. 5. Masyarakat belum paham akan produk dengan knowledge dan teknologi tinggi yang aman dan benar untuk lingkungan dan sosialisasinya juga kurang. 5. Kelembagaan Aspek kelembagaan adalah kendala yang sifatnya eksternal. Badan Standardisasi Nasional dan Kementerian Pekerjaan Umum merupakan lembaga milik pemerintah yang berwenang terhadap regulasi dan standardisasi. Berikut adalah poin-poin yang menjadi kendala dalam kategori kelembagaan: 1. Lemahnya penegakan hukum di dunia teknologi instalasi air sulit mendapatkan dukungan dari lembaga terkait industri air dalam membangun trust terhadap teknologiinovasi dari konsumen. 2. Sulitnya urusan administrasibirokrasi harus proven terlebih dahulu dan memberikan syarat rekanan dengan perusahaan besar. 3. Peraturan proyek, regulasi standar, pembuatan sertifikat SNIPU yang kadang tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan ketinggalan dalam pengetahuan dan teknologi. 4. Regulasi pemerintah juga sering berubah dan membingungkan. 6. SDM Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia menjadi kendala perusahaanindustri yang tidak bisa dipisahkan dengan dengan aspek kendala pengetahuan. Namun aspek SDM bisa dikategorikan sebagai aspek kendala internal perusahaan. Berbeda dengan aspek pengetahuan yang cakupannya lebih luas dan bisa bersifat eksternal, aspek kendala SDM menggambarkan bagaimana kondisi yang ada terhadap kemampuan diri sumber daya manusia dalam melakukan sebuah inovasi. Beberapa kendala yang menjadi aspek kendala SDM adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas SDM secara keseluruhan belum dilakukan. Banyak terjadi dimana departemen teknis lebih mendapat perhatian, sedangkan departemen lainnya seperti marketing, administrasi dan finance belum tersentuh. Padahal departemen lainnya juga mampu berperan sebagai pelaksana atau pemberi umpan balik terhadap lahirnya sebuah inovasi. 2. Kemampuan untuk memberikan edukasi kepada user untuk menerima teknologi barukeluar dari habitat produk lama juga belum baik. Hal ini juga penting untuk diatasi agar inovasi teknologi lebih mudah diserap bagi pengguna dan masyarakat luas.

C. Kendala Inovasi dan Kondisi di Indonesia

Gambar 10. Tingkatan kendala-kendala inovasi bagi industri teknologi air Pasar ternyata merupakan tantangan dan kendala terbesar yang dihadapi oleh industri teknologi pengolahan air. Rata-rata responden menjawab bahwa perusahaan mereka tidak mau melakukan inovasi terhadap teknologi mereka karena kondisi pasar dan ketidakpercayaan pasar. 35 perusahaan atau 77 dari total perusahan menjawab bahwa pasar adalah kendala terbesar bagi dunia inovasi di industri teknologi air bersih di Indonesia. Water Innovations Alliance 2011 menyatakan pentingnya kesadaran awareness pasar pemerintah dan konsumen dalam mendukung inovasi teknologi yang menjadi salah satu solusi dalam implementasi manajemen sumber daya air yang baik. Inovasi ada karena keinginan untuk lebih baik, dan keinginan itu lahir dari motivasi pasar sehingga kesadaran dari konsumenpasar itu sangat penting. Faktor kedua yang mendukung suksesnya penerapan inovasi teknologi adalah dana insentif funding and incentives. Pemerintah tidak akan mengeluarkan dana insentif yang sia-sia bagi industri untuk melakukan inovasi teknologi Water Innovations Alliance, 2011. Industri pasti akan kesulitan mengeluarkan uang yang banyak pada awal proyek, dan disinilah peran dari pemerintah yang diharapkan mampu memacu sekaligus membantu industri untuk mengatasi kendala dana dalam melakukan inovasi. Tetapi bila bicara dana maka hal yang harus diperhatikan adalah kemampuan anggaran dari pemerintah itu sendiri. 127 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 Perlu dilakukan studi lebih lanjut tentang kemampuan anggaran pemerintah dalam melakukan suntikan dana insentif. Anggaran tersebut tidak harus banyak, yang penting secara bertahap melalui program yang sifatnya jangka panjang. Faktor ketiga yang menjadi kendala adalah faktor pengetahuan. Hasil publikasi ilmiah yang terisolasi dan tidak bisa diserap oleh industri adalah salah satu faktor yang menjadi kendala inovasi teknologi air Uhlenbrook, 2013. Temuan ini mengingatkan bahwa pentingnya integrasi antara industri dan akademisi serta peneliti dalam menyelaraskan hasil penelitian dan penemuan dengan kebutuhan industri. Uhlenbrook 2013 juga menyatakan bahwa kendala lainnya yang juga dihadapi industri adalah paradigma khusus ke teknologi tanpa pengetahuan tentang pasar, kemampuan wirausaha yang kurang baik, dan sulitnya hak paten, sertifikasi, dan birokrasi. Hal ini sejalan dan hampir sama dengan hasil temuan terhadap kondisi industri teknologi air di Indonesia. Kemampuan wirausaha dan perhatian terhadap aspek non teknis juga kesulitan birokrasi menjadi kendala kelembagaan, SDM dan sarana.

D. Konsep Strategi dan Kebijakan

Dalam kaitan pelayanan pemenuhan kebutuhan air bersih, masyarakat sebagai pengguna layanan selalu berharap mendapatkan pelayanan yang lebih dari penyedia layanan, dimana terdapat berbagai faktor terkait fungsi pelayanan dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan. Namun tidak bisa diabaikan bahwa masih banyak pandangan yang menganggap air bersih sama dengan air yang didapat dari sumber-sumber umum dan layanannya hanya bersifat sosial dan mendasar sehingga seharusnya dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat. Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa ‘bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat. Pernyataan di atas dapat diterjemahkan bahwa air adalah barang vital yang merupakan kebutuhan mendasar dan berperan sebagai sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat dan negara berperan untuk menjamin kebutuhan air sebagai kebutuhan pokok. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air yang diterbitkan untuk menanggapi adanya otonomi daerah dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dalam salah satu pasalnya menerangkan bahwa ”Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih dan produktif.” Dari sisi sektor publik Undang-Undang tersebut memiliki makna bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab mutlak untuk menyediakan air bersih yang sehat dan penyediaannya dapat diakses secara kontinyu bagi kebutuhan masyarakat. Namun semestinya tanggung jawab dan hak tersebut tersebut belum diiringi dengan kesadaran dan kewajiban dalam menjaga lingkungan serta kesediaan dan kemampuan masyarakat untuk membayar terhadap penyediaan fasilitas tersebut. Kondisi ini menyulitkan pengelola air bersih untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat karena disisi lain pelayanan air bersih selalu memerlukan tambahan investasi, baik untuk pengadaan air baku yang layak, instalasi, inovasi dan teknologi pengolahan, distribusi air sampai ke masyarakat pengguna. Kondisi seperti ini dapat menjadi ancaman bagi keberlanjutan penyelenggaraan pelayanan. Pemerintah sebagai regulator telah menetapkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tersebut yang kemudian diturunkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum SPAM. Isi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 menyatakan bahwa peraturan Pengembangan SPAM bertujuan untuk: 1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau 2. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa 3. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum Namun pencapaian target tersebut bukanlah hal yang mudah, mengingat persepsi sebagian besar masyarakat yang menganggap bahwa air merupakan benda sosial public goods yang dapat diperoleh secara gratis dan tidak mempunyai nilai ekonomi masih tinggi. Industri merasakan bahwa kendala terbesar adalah pasar Indonesia jauh dari kebutuhan inovasi dan teknologi tinggi High Technology mengingat air sebagai objek bukanlah barang yang bersifat ekonomi. PDAM sebagai salah satu pengguna terbesar sekaligus penyedia jasa pelayanan juga tidak butuh produk berteknologi tinggi yang inovatif karena tidak ada umpan balik yang setara mengingat biaya operasionalnya juga yang lebih tinggi. Motivasi untuk melakukan dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik menjadi salah satu penggerak utama bagi mesin pengembangan