Rinawan, F.I. Rinawan, dan Lukman Efendi

vi Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 10 Studi Umur Panen Bengkuang Pachyrhizus Erozus terhadap Produksi Tepung dan Pati dengan Dua Sistem Tanam Fatimah Nursandi, Machmudi, dan Untung Santoso 309 Bagian IV Abstrak yang Makalahnya Diterbitkan dalam Jurnal Warta Kebijakan IPTEK dan Manajemen Litbang Vol. 12, No.2 Tahun 2014 1 Model Konsepsi-Adopsi Inovasi Beras Organik: Sosial Ekonomi Petani Studi Kasus: Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Mahra Arari Heryanto, Yayat Sukayat, dan Dika Supyandi 314 2 Kajian Kebijakan Manajemen Penelitian di Bidang Pertahanan dan Keamanan Vita Susanti, Agus Hartanto, dan Ridwan Arief Subekti 315 3 Insentif Pajak dan Dukungan Fiskal untuk Mendorong Inovasi dan Kemajuan Teknologi: Sebuah Studi Komparatif Eddy Mayor Putra Sitepu 316 4 Inovasi Teknologi untuk Konversi Penambangan Timah ALLUVIAL : Penambangan Hidrolis Bawah Permukaan Dengan Peralatan BTM-SR-4 Ichwan Azwardi Lubis, Robertus Bambang Susilo, dan Sasri Romi 317 5 Peran Teknologi dalam Perekonomian Indonesia: Suatu Model System Dynamics Muhammad Tasrif 318 Susunan Acara 320 Jadwal Presentasi Pemakalah 322 Daftar Undangan 325 vii Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 DAFTAR PANITIA Pengarah : Prof. Dr. Husein Avicenna Akil, M.Sc Anggota : 1. Drs. Budi Triyono, M.Si 2. Dra. Nani Grace Simamora, M.Hum 3. Dr. Trina Fizzanty 4. Opan Supandi, MTI 5. Prof. Dr. Erman Aminullah, M.Sc Ketua Penyelenggara : Prakoso Bhairawa Putera, S.IP., MA Sekretaris : Adzans Sofiawan, S.Sos Bendahara : Endang Mardiningsih, A.Md. Kesekretariatan: Koordinator : Adzans Sofiawan, S.Sos Anggota : 1. Ontin Fatmakartika, S.Sos 2. Sheffied 3. Ummi Aslamah 4. Vetti Rina Prasetyas, SH 5. Wiyono, SE 6. Zarnita, A.Md Pengembangan Web : Koordinator : Indri Juwita Asmara, MTI Anggota : 1. Elmi Achelia, M.Kom 2. Warkim, S.Kom Seleksi dan Penerimaan Makalah : Koordinator : Dra. Wati Hermawati, MBA Anggota : 1. Chichi Shintia Laksani, ME 2. Dian Prihadyanti, MT 3. Galuh Syahbana Indraprahasta, M.Si 4. Karlina Sari, MA 5. Vetti Rina Prasetyas, SH viii Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 Persidangan Makalah, Moderator, Notulen : Koordinator : Muhammad Zulhamdani, S.IP Anggota : 1. Anugerah Yuka Asmara, S.IP 2. Dini Oktaviyanti, M.Si 3. Karlina Sari, MA 4. Kusnandar, ST 5. Mia Amelia, S.Stat 6. Nur Laili, MT 7. Purnama Alamsyah, SE 8. Qinan Maulana, M.Si 9. Rendi Febrianda, M.Si 10. Setiowiji Handoyo, SE., ME Proceeding dan Laporan Akhir Seminar : Koordinator : Dini Oktaviyanti, M.Si Anggota : 1. Chichi Shintia Laksani, SE, ME 2. Karlina Sari, MA 3. Lutfah Ariana, STP, MPP.MSE 4. Wati Hermawati, MBA Tim Pembentukan Komunitas : Koordinator : Dra. Wati Hermawati, MBA Anggota : 1. Budi Triyono, M.Si 2. Galuh Syahbana Indraprahasta, M.Si 3. Nani Grace Simamora, M.Hum 4. Prakoso Bhairawa Putera, S.IP., MA 5. Purnama Alamsyah, SE ix Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 SAMBUTAN SELAMAT DATANG DAN LAPORAN KEPALA PUSAT PENELITIAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI –LIPI Yang kami hormati, Bapak Menteri Riset dan Teknologi Prof Dr. Gusti Muhammad Hatta Bapak Plt Kepala LIPI dan juga waka LIPI Dr Akmadi Abbas BapakIbu Pimpinan LIPI BapakIbu Eselon 1, 2 dan 3 dari Kementrian Ristek, LIPI, LPK dan LPNK Pembicara utama yakni Dr Sarah Cheah, Dr Ilham Habibie, dan Dr LT Handoko Seluruh pemakalah dan tamu undangan yang berbahagia Assalammualaikum wr wb salam sejahtera buat kita semua, Pagi ini adalah suatu kebahagian bagi kami, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek LIPI, salah satu pusat yang langsung berada dibawah pimpinan LIPI dalam hal ini berada dibawah Kepala dan wakil kepala LIPI, kembali menggelar Forum Nasional Iptekin dengan agenda seminar nasional yang telah kami lakukan setiap tahun sejak tahun 2011. Selama empat tahun forum iptekin ini selalu mengangkat tema-tema bahasan yang strategis bagi Indonesia dan selalu menghadirkan para pembicara kunci yang prominent baik dalam maupun luar negeri serta dibuka oleh Kepala LIPI dan selalu mendapat pengarahan dari Menteri Riset dan Teknologi, sehingga selalu menjadi agenda yang ditunggu banyak kalangan iptekin baik akademisi, praktisi maupun bisnis di tingkat pusat maupun daerah. Pada kesempatan ini izinkan kami melaporkan, pada seminar Forum Iptekin IV ini kami mengundang tiga pembicara utama yang relatif masih muda dan handal di bidangnya masing- masing, Dr Sarah Cheah dari NUS dan pernah menjabat sebagai vice chairman AStar ETPL, Dr Ilham Habibie seorang ilmuwan dan pengusaha, saat ini menjabat seba- gai Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia. Dan Dr LT Handoko Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI yang presentasinya akan dipandu oleh Peneliti Utama juga mengadakan sesi poster dan pameran yang diisi dari berbagai pusat di LIPI. Pada akhir sesi forum nanti, kami juga memberikan penghargaan pada tiga makalah terbaikPappiptek, Ibu Wati Hermawati MBA. Selanjutnya kami akan meluncurkan lima buku karya peneliti Pappiptek yang diterbitkan oleh penerbit internasional maupun nasional dalam hal ini LIPI Press. Agenda Iptekin di tahun 2015 juga akan kami sampaikan dihadapan Bapak dan Ibu sekalian sehingga diharapkan akan semakin banyak yang terlibat dan berkontribusi pada kegiatan tersebut. Pada seminar kali ini. kami juga telah menerima 61 makalah dimana 25 makalah yang diterima untuk dipresentasikan pada sesi paralel nanti yang akan dikelompokkan menjadi empat tema. Disamping itu, Kami juga mengadakan sesi poster dan pameran yang diisi dari berbagai pusat di LIPI. Pada akhir sesi forum nanti, kami juga memberikan penghargaan pada tiga makalah terbaik yang telah di review oleh Tim Review Iptekin 2014. Selain itu ada 7 makalah yang layak untuk diterbitkan dalam Jurnal terakreditasi Warta Kebijakan Iptek dan Manajemen Litbang Vol 12 No. 2 Tahun 2014 yang akan terbit bulan Desember - Juli 2015. Forum ini dihadiri lebih kurang 300 orang terdiri dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta. Di forum-forum Iptekin sebelumnya kita telah membahas pentingnya peran jejaring iptek, kemudian bahasan tentang peluang mengembangkan inovasi frugal di Indonesia dan topik mengenai inovasi berbasis litbang. Pada Forum Iptekin IV kali ini kami mengangkat tema Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi dan Kinerja Industri menuju Pasar Bebas ASEAN 2015. Mengapa tema ini menjadi penting? bukankah Pasar Bebas ASEAN hanya tinggal x Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 hitungan bulan? Justru ini adalah momentum untuk mengingatkan semua pihak bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN, khususnya dalam konteks Pasar Bebas ASEAN, tidak dapat hanya bertumpu pada strategi ekonomi yang mengandalkan industri dengan nilai tambah yang rendah serta kemampuan ekspansi industri yang hanya mengandal- kan strategi perdagangan tapi minim sekali dalam investasi kapital apalagi investasi litbang. Hasil riset Pappiptek Aminullah dkk, 2013 pada tahun lalu menunjukkan terdapat segelintir industri nasional yang sudah menembus pasar ASEAN bahkan global, namun sebagian besar baru pada tataran ekspor atau maksimum baru pada investasi fasilitas produksi dan belum ditemukan industri yang investasi litbang di negara lain, tidak seperti halnya Tiongkok. Demikian pula, investasi asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak ditujukan untuk mengeksplorasi sumberdaya alam Indonesia, atau pemindahan fasilitas produksi ke Indonesia untuk mendekatkannya dengan pasar terbesar di kawasan ASEAN yakni Indonesia dengan tingkat PDB tertinggi di kawasan. Kedua fenomena ini menunjukkan ada masalah mendasar bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara termaju di kawasan ASEAN maupun menjadi ekonomi nomor tujuh terbesar dunia, yakni kapasitas inovasi, kapabilitas teknologi dan kemampuan industri yang masih terbelakang. Indikator ini ditunjukkan dari jumlah paten dll Indonesia yang relatif rendah dibandingkan Negara-negara tersebut. Hal ini perlu ditanggapi segera dengan langkah-langkah yang strategis, diantaranya melalui kolaborasi pengembangan Iptek dan ino- vasi dengan negara-negara di kawasan, serta mendorong pengembangan industri berbasis iptek dan inovasi. Strategi kedepan perlu diarahkan pada penciptaan industri dengan nilai ekonomi tinggi menjadikan iptek dan inovasi sebagai strategi meningkat- kan kontribusi Indonesia terhadap kemajuan ekonomi nasional dan negara-negara kawasan ASEAN. Pimpinan, undangan dan peserta forum Iptekin yang kami hormati, Aset utama kita saat ini adalah forum iptekin nasional ini, yang kedepan diharapkan akan menjelma menjadi sebuah komunitas yang solid terdiri dari para akademisi, praktisi dan kalangan bisnis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, kerjasama saran kebijakan pada pemerintah dalam mendorong berkembangnya iptek dan inovasi di tanah air. Gagasan membentuk komunitas Iptekin Indonesia ini telah dimulai sejak dua tahun lalu. dan diharapkan akan terus mendapat dukungan banyak pihak sehingga dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Demikian yang dapat kami sampaikan, atas nama panitia seminar nasional Forum Iptekin IV kami mengucapkan terima kasih kepada Menteri Ristek dan seluruh jajaran pimpinan di Kementrian Ristek, Pimpinan LIPI, Pimpinan LPK dan LPNK lainnya dan seluruh undangan dan pemakalah serta sponsor yang telah membantu dan mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Kami mohon maaf jika dalam penyelenggaraan nanti ada hal-hal yang kurang berkenan di hati Bapak dan Ibu sekalian. Setelah ini kami mohon dengan hormat kapada Bapak Menteri Riset dan teknologi, Prof Gusti Muhammad Hatta, untuk memberikan pengarahan, dan kesediaan Dr Akmadi Abbas, MEng selaku Pelaksana Tugas Harian Kepala LIPI untuk membuka forum Iptekin ini. Wabillahitaufik wal hidayah, Wassalammu alaikum wr wb. Kepala Pappiptek LIPI Dr. Trina Fizzanty, MSi xi Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 ARAHAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI Dr. Mulyanto, M.Eng Deputi Bidang Kelembagaan Iptek – Kemenristek Yang Kami Hormati, Bapak Plt Kepala LIPI dan juga Waka LIPI Dr. Akmadi Abbas BapakIbu Pimpinan LIPI BapakIbu Eselon 1, 2, dan 3 dari Kementerian Ristek, LIPI, LPK, dan LPNK Pembicara Kunci dalam Forum ini, Dr. Sarah Cheah, Dr. Ilham Habibie, dan Dr. LT. Handoko Seluruh pemakalah dan para tamu undangan. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Hadirin yang terhormat, Sebagaimana Pasar Bebas ASEAN 2015 dan yang biasa disebut AFTA 2015 sudah semakin dekat dalam hitungan bulan, karenanya perlu dilakukan persiapan secara menyeluruh baik menyangkut infrastruktur, dukungan iptek dan inovasi, serta kebijakan-kebjakan pemerintah dan juga kemampuan SDM. Hadirin yang saya hormati, Kesempatan pasar bebas ASEAN 2015 merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas pengedaran dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan dan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional dari 500 juta penduduk ASEAN. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari AFTA 2015 tersebu menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global. Dengan melalui penghapusan bea dan halangan non liar dalam pasar ASEAN juga akan menarik lebih banyak FTI dan yang terpenting adalah guna meningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN. Hadirin yang terhormat, Berbagai kegiatan pemrintah Indonesia dalam menempuh ASEAN community-community. Economy community yang antara lain menyiapkan produk industri yang berdaya saing tinggi dari negara-negara ASEAN lainnya, meningkatkan kategori produk yang berdaya saing setara dengan negara ASEAN lainnya. Menyiapkan kelompok produk yang mempunyai daya saing sedang serta melakukan kategorisasi produk yang memiliki daya saing lemah dan melakukan pengelompokkan bagi produk yang berdaya saing sangat lemah. Persiapan yang telah dilakukan oleh pemerintah seyogyanya akan segera ditindaklanjuti oleh forum ini untuk melakukan identifikasi inovasi dan iptek yang cocok dan sesuai kebutuhan pada kelompok-kelompok industri yang telah ditetapkan. xii Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 Hadirin yang berbahagia, Perlu kami sampaikan terdapat beberapa hal yang harus diantisipasi dalam pasar bebas 2015. Pertama adalah implementasi ASEAN economic community yang berpotensi menjadikan Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrialisasi di kawasan ASEAN sehingga manfaat yang diperoleh dari kawasan dari kekayaaan sumber daya alami akan minimal. Kedua, melebarnya divisi perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang. Yang ketiga, implementasi ASEAN economic community juga akan membebaskan aliran tenaga kerja, sehingga harus diantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya tenaga kerja asing akan berpotesi terhadap naiknya remitansi TKI. Akibatnya akan ada beban tambahan yaitu dalam rangka menjaga transaksi mendalam dan mengatasi masalah pengangguran. Yang keempat, implementasi ASEAN economic community ini akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Selain itu permasalahan Indonesia dalam mengahadapi perdagangan bebas ASEAN 2015 jika dipandang dari sisi produksi dan integrasi ekonomi, negara kita terdapat kelemahan mendasar dalam kemampuan produksi barang jadi, setengah jadi, dan komponen, yang menandakan kerapuhan struktur industri dalam negeri. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Menteri Riset dan Teknologi Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta xiii Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 SAMBUTAN PEMBUKAAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Yth. Bapak Menteri Riset dan Teknologi Yth. Para Pembicara Kunci dalam Forum Iptekin, Ms. Sarah Cheah from Singapore, Bapak Ilham Habibie dan Bapak Laksana Tri Handoko. Para Deputi LIPI, Kementerian Ristek, BPPT, Para Pembawa Makalah Tamu Undangan serta Ibu dan Bapak sekalian. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada Bapak Menteri dan para pembicara kunci serta tamu undangan sekalian dalam acara Forum Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Iptekin yang ke IV ini. Forum ini diselenggarakan setiap tahun oleh Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Pappiptek. Dalam Forum kali ini, tema yang ditampilkan cukup luas yaitu “Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi, dan Kinerja Industri Menuju Pasar Bebas ASEAN 2015” tema ini sangat layak kita perbincangkan mengingat kita akan segera memasuki Komunitas Ekonomi Asean dikenal dengan KEA atau Masyarakat Ekonomi Asean dikenal dengan MEA pada tahun depan yaitu tahun 2015. Seperti Bapak-bapak dan ibu-ibu ketahui, bahwa sejak deklarasi Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN KEA ditandatangani tanggal 20 November 2007 di Singapura, dimana mulai saat itu setiap negara anggota ASEAN wajib mematuhi dan mengimplementasi- kan KEA pada 2015, dan akan mentansformasikan ASEAN menjadi sebuah pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan kawasan yang secara penuh terintegrasi ke dalam ekonomi global. Konsekuensi utama dari KEA adalah ASEAN termasuk Indonesia di dalamnya sebagai pasar tunggal dan menjadi basis produksi dari i Aliran bebas barang, ii Aliran bebas jasa, iii Aliran bebas investasi, iv Aliran modal yang lebih bebas, serta v Aliran bebas tenaga kerja terampil. Pasar tunggal berbasis produksi juga mencakup dua komponen penting lainnya, yaitu Priority Integration Sectors PIS dan kerja sama di bidang pangan, pertanian, dan kehutanan. Kondisi ini kemudian dikenal dengan ASEAN Free Trade Area AFTA. Inti pokoknya adalah kerjasama antar Negara-Negara ASEAN dalam membentuk kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN. Bapak dan Ibu sekalian, Pertanyaan mendasar untuk kita semua yang tergabung dalam forum ini, yaitu para peneliti iptekin dari berbagai lembaga litbang, akademisi, para dosen dan peneliti dari Perguruan Tinggi, para pengambil keputusan bidang iptek, para pelaku iptekin dari industri, para pemerhati dan media yang setia meliput bidang iptek, seberapa siap kita menghadapi AFTA yang akan kita mulai tahun depan? seberapa besar kemampuan litbang iptek kita? dan seberapa banyak industri yang bersaing di pasar global dengan mendasarkan bisnisnya pada hasil riset iptek dan inovasi hasil anak bangsa? ASEAN melalui the ASEAN Comitee in Science and Technology COST menetapkan suatu mandat bagi negara ASEAN untuk secara aktif berkolaborasi dalam berbagai bidang xiv Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 termasuk bidang ilmiah, dengan saling mendukung dalam kerangka pelatihan dan riset. Mandat tersebut didukung oleh The ASEAN plan of Action on ST APAST yang mencanangkan suatu stategi yang mengintensifkan kolaborasi riset dan komersialisasi teknologi, meningkatkan sumberdaya manusia iptek, membangun jejaring pusat unggulan dan program iptek, memperkuat infrastruktur iptek dan menciptakan dialog bersama partner untuk mempererat kolaborasi. Bersama dengan strategi tersebut, perdagangan bebas dapat dianggap sebagai suatu hal yang positif jika pemain yang berperan di dalamnya memiliki berbagai kompetensi dan kemampuan yang mumpuni terutama kemampuan dalam penguasaan iptekin. Melalui perdagangan bebas, setiap pemain akan berkompetisi untuk memenangkan persaingan. Dalam hal ini Inovasi berbasis iptek dan produktivitas merupakan kunci untuk dapat memenangkan persaingan tersebut. Bapak dan Ibu sekalian, Melalui Forum Iptekin ini diharapkan dapat terjadi sharing knowledge, terutama melalui berbagai makalah ilmiah yang akan dipresentasikan nanti siang. Peningkatan kompetensi SDM Iptek terutama untuk masing-masing peserta yang ada di ruangan ini, insyaallah akan mempermudah Indonesia dalam era AFTA kelak. Oleh karena itu, pentingnya peningkatan iptek, inovasi dan produktivitas untuk memenangkan pasar bebas ASEAN 2015 menjadi bahasan utama yang menarik untuk didiskusikan pada Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi di Tahun 2014 ini. Dengan diawali 3 pembiacara kunci kita yaitu Dr. Sarah Cheah dari A Star Singapura, Dr. Ilham Habibie, dan Dr. LT Handoko, diharapkan akan memberikan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan bagi para undangan dan pembawa makalah dalam forum ini untuk lebih meningkatkan kompetesi masing- masing, terutama dalam bidang iptekin. Sehingga pada saatnya nanti kita memasuki era AFTA, kita punya keyakinan besar akan memenangkan persaingan tersebut dan kita semua akan mendapatkan manfaat yang besar dari adanya AFTA. Bapak dan Ibu sekalian, Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan. Dengan mengucapkan bismillahiroh- manirrohim, Forum Pengembangan Iptekin ke IV dengan tema : Kapasitas Inovasi, Kapabilitas Teknologi, dan Kinerja Industri Menuju Pasar Bebas ASEAN 2015, secara resmi kami buka. Selamat berseminar dan berbagi pengetahuan, semoga menghasilkan saran dan rekomendasi yang yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara ini, terutama saran dan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan bidang iptek dan inovasi di Indonesia. Wassalamualaikum wr wb. Plt. Kepala LIPI Dr. Ir. Akmadi Abbas M.Eng.Sc Pembicara Kunci 1 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 Entrepreneurship and Leadership in STI Towards AEC 2015 Dr.-Ing. Ilham A. Habibie, MBA President Director PT. Ilthabi Rekatama Pertumbuhan ekonomi di Indonesia relatif stabil dan baik, rata-rata 5-7 per tahun pada tahun-tahun terakhir, namun pertumbuhan sektor industri berada di bawah negara-negara tetangganya. PDB Indonesia didominasi oleh produk dan layanan konsumen untuk pasar domestik. Penyumbang besar lainnya adalah sumber daya alam, seperti sektor peternakan, pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan lain-lain. Keduanya memiliki kelemahan, yang paling utama adalah keseimbangan antara produk lokal dan impor, yang terakhir telah mengalami banyak kerugian karena kematian siklus komoditas Saat ini, situasi telah memuncak dalam defisit ganda anggaran, perdagangan, rupiah yang melemah dan pertumbuhan yang lebih rendah antara 5,2-5.8 pada tahun 2015. Perekonomian Indonesia saat ini saat ini sudah lebih baik dengan menjadi 16 terbesar di dunia dengan PDB sekitar 1 triliun USD. Indonesia saat ini menjadi Anggota G20 nominal, berdasarkan PPP ke-10 terbesar. GDP per kapita sekitar USD 3-4000, dengan 2 kelas atas, 15 kelas menengah, dan 83 kelas lebih rendah. 45 juta orang di kelas pengkonsumsi dan 55 juta sebagai pekerja terampil. Indonesia mungkin memang bukan Macan Asia tapi mungkin Macan ASEAN. Ekonomi Indonesia yang tidak didorong oleh ekspor Indonesia hanya menghasilkan 35 persen dari PDB, dan tidak termasuk ekspor komoditas, hanya 16 persen saja. Konsumsi dalam negeri adalah kekuatan pendorong perekonomian Indonesia dengan laju pertumbuhan penduduk dari 5-6 per tahunnya, tambahan 90 juta orang Indonesia bisa bergabung dengan consuming class pada tahun 2030. Pertumbuhan Basis Konsumen Indonesia yang lebih besar daripada ekonomi lain di dunia selain India dan China. Besar pertumbuhan konsumsi dalam negeri telah melindungi ekonomi Indonesia dari gejolak krisis keuangan Asia dan resesi global baru-baru ini. Sumber: McKinsey. Indonesia menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan merupakan salah satu pasar negara berkembang di dunia ekonomi-16 terbesar di dunia, dan juga anggota G-20 ekonomi utama. Namun industri manufaktur di Indonesia masih stagnan karena kekurangan infrastruktur seperti pembangunan jalan, listrik, transportasi, ICT dan lain-lain. Pilar kedua pertumbuhan yang sehat ini adalah posisi dari Indonesia yang luar biasa sebagai produsen utama bahan baku. Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar batubara, kedua Australia, minyak sawit terbesar di dunia, timah terbesar di dunia, karet 2 produsen terbesar di dunia dan komoditas penting lainnya seperti tembaga, emas, dan bauksit. Banyak sumber daya dari Indonesia diekspor dalam keadaan mentah untuk diproses di luar negeri dan beberapa hanya untuk diimpor kembali kembali ke Indonesia. Selain itu Indonesia memiliki sistem pipa gas alam yang memasok Singapura, yang juga memasok gas alam sebagai LNG ke Asia Timur Laut Jepang, Korea, Taiwan, Republik Rakyat Cina, dan lain-lain. Pada 2030 Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 berdasarkan GDP berbasis pengetahuan, regional terpadu, kompetitif secara global, karakter green-blue masyarakat terbuka dan ekonomi dan negara. Empat poin yang perlu diselesaikan oleh ekonomi manapun di dunia untuk mencapai potensi maksimal masa depan adalah melalui 1 Investasi dalam Human Capital, 2 Investasi dalam Sains Teknologi, 3 Nurture dan mendukung Inovasi Kewirausahaan, serta 4 Meminimalkan Kemiskinan. Indonesia pada tahun 2030 tidak bisa hanya mengandalkan sektor konsumsisumber daya alam saja. Pada tahun 2030, PDB Indonesia diperkirakan sekitar USD 3-4 Triliun. Indonesia dapat menjadi 7 ekonomi 2 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 terbesar di dunia nominal. 135 juta masuk ke dalam kelas konsumsi dan 113 juta sebagai pekerja terampil. 71 dari populasi akan mempunyai kontribusi sebesar 86 dari PDB. Selain itu diperkirakan Indonesia akan mempunyai GDP per kapita di atas 10 ribu USD. Menurut McKinsey Sebagai catatan mengenai litbang di Indonesia, pengeluaran harus di atas 2 persen dari PDB yang nantinya untuk dilakukan dalam komunitas Helix Quadruple: akademisi, bisnis, organisasi masyarakat, pemerintah. Industri manufaktur Indonesia harus menjadi pilar ketiga dari ekonomi Indonesia dalam memberikan pelayanan yang baik bagi konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor selain: konsumsi domestik, komoditas. Saat ini, kekuatan industri manufaktur Indonesia berada di tekstil, makanan, barang olahraga, industri otomotif dan sepeda motor. Banyak perusahaan-perusahaan internasional memproduksi produk untuk pasar domestik Indonesia, tetapi di samping itu juga untuk ASEAN dan pasar internasional. Namun industri manufaktur di Indonesia bisa saja tetap stagnan karena kekurangan infrastruktur seperti pembangunan jalan, listrik, transportasi, ICT dan lain-lain. Untuk itu, perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi stagnan di bawah 7. Indonesia tidak dianggap sebagai pihak terkemuka dunia di bidang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belanja litbang di Indonesia sangat rendah. Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp 1,9 triliun sekitar US 205 juta atau secara signifikan kurang dari 1 dari total pengeluaran negara untuk penelitian dan pengembangan. Namun, sepanjang sejarahnya, telah ada prestasi dan kontribusi penting yang dibuat oleh Indonesia dalam litbang dan teknologi. Di Indonesia hanya sekitar 0,1 dari PDB dalam hal pengembangan litbang dan teknologi. Penelitian pendanaan masih didominasi oleh pemerintah, yaitu sekitar 80 persen. Anggaran tersebut masih jauh dari standar yang diterapkan oleh UNESCO, yaitu 2 dari PDB. Pengeluaran Indonesia dalam hal riset dan teknologi sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. Kurangnya alokasi dana untuk litbang adalah salah satu alasan kuat untuk kekurangan inovasi di Indonesia. Sepanjang sejarah, ekonomi domestik Indonesia begitu dominan bahwa Indonesia selalu mengabaikan kebutuhan untuk mengekspor produknya dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar luar negeri. Jika tidak ada yang dilakukan, bahaya terkemuka adalah bahwa industri dan jasa Indonesia akhirnya akan kehilangan daya saing dan akan diserbu oleh produk dan jasa dari luar negeri. Hal ini perlu dipromosikan melalui media, dan juga dipromosikan langsung ke industri, jasa dan lain-lain tidak membedakan antara perusahaan milik negara atau swasta misalnya melalui seminar, workshop dan lain-lain. Di masa depan, perekonomian domestik akan semakin dipengaruhi oleh produk dan jasa asing karena tren ekonomi global, kita akan dipaksa untuk membuka ke WTO, AEC 2015 dan lain-lain. Singkatnya, jika kita tidak lebih aktif dalam litbang, pada waktunya Indonesia bisa kehilangan pamor di pasar domestik sendiri. Tren ini sudah menjadi jelas dalam beberapa produk tradisional, seperti produk hortikultura. Tren ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya penelitian dan pengembangan yang mengakibatkan rendahnya produk dan jasa domestik yang kompetitif, tetapi juga diperkuat oleh infrastruktur yang lemah di Indonesia. Inovasi dalam Cluster R D Clustering, sebagai solusi: R D dalam cluster ABCG akademisi, bisnis, organisasi masyarakat dan pemerintah harus dalam kerjasama erat. Co-location. Ideal R D Cluster adalah co-location. Namun, hal ini secara fisik dan ekonomi tidak selalu mungkin, serta fasilitas yang tidak memadai dan sumber daya manusia yang terbatas. i-Cluster. Solusinya adalah dengan membentuk i-kelompok di mana para peserta cluster ini terhubung dengan koneksi broadband bandwidth dan kualitas yang memadai. Ini adalah fakta bahwa inovasi bersama-sama dengan pertumbuhan sektor teknologi konektivitas berkendara hiper. Insentif pajak. Lebih disukai R D dalam sebuah cluster perlu diberi insentif pajak khusus. Pasar, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan elemen penting dalam kemajuan suatu bangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pun dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan. Indonesia harus mempunyai iptek terapan maupun iptek dasar dalam mendukung perkembangan litbang di Indonesia. 3 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 Perekonomian dan lembaga litbang serta universitas harus mampu berkerjasama untuk mendukung perkembangan iptek di Indonesia. Tidak hanya itu saja, elemen penting yang harus dipersiapkan untuk mendukung sistem kerjasama antarinstitusi litbang antara lain: fasilitas pengujian, biro standardisasi, dan adanya sertifikasi. Semua hal tersebut perlu disediakan oleh pemerintah. Peran pemerintah dalam hal ini adalah menyediakan insentif fiscal untuk litbang, anggaran litbang, kurikulum, infrastruktur, serta skema pembiayaan yang memadai. 4 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Tantangan bagi Institusi Litbang

L. T. Handoko laksana.tri.handokolipi.go.id

Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Presentasi ini menceritakan tentang Posisi Litbang Indonesia, dimana Indonesia berada di posisi 61 dunia dan posisi 11 Asia. Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara tetangga seperti Malaysia peringkat 8 Asia dan Singapura peringkat 7 Asia. Area Litbang Indonesia saat ini mencakup area energi, fisika dan astronomi, perekayasaan, kimia, matematika, ilmu computer, material science, dan chemical engineering. Aktifitas litbang di Indonesia memiliki kontur sesuai tren global, tetapi rendah untuk produktifitas absolut serta densitas. Padahal kompetisi litbang bersifat global bahkan bukan regional. Hak Kekayaan Intelektual HKI menjadi dasar bagi keluaran invensi serta terkait dengan publikasi global. Pulikasi global ini tentu saja bergantung pada kemampuan dasar Sumber Daya Manusia SDM litbang dalam melakukan invensi. SDM merupakan modal utama dalam proses invensi. Sedangkan kekayaan invensi akan menjadi modal utama dalam penguatan ekonomi modern yang dapat terlihat dari ekonomi berbasis industri sehingga nantinya dapat menjadi faktor kunci dalam kompetisi global. Kekayaan alam tidak akan berart jika budaya riset rendah dengan sejarah pendek dan pendidikan massal terjadi baru empat dekade lampau. KEBIJAKAN terintegrasi dan sistematis untuk akselerasi perbaikan BUDAYA RISET Sesuai STANDAR GLOBAL di lembaga litbang sesuai TUSInya...menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Pada Kebijakan Makro perlu dilakukan reposisi lembaga litbang, misalnya saja Kemenristek yang membawahi LIPI dan BPPT. Kebijakan Mikro: IPT LIPI Keadilan Peningkatan Kinerja melalui Kompetisi Global dan juga Lokal melaui peningkatan SDM, sarana dan prasarana, serta sistem yang mendukung kinerja pegawai. SDM dan lingkungan kerja yang mendukung akan membuat kapasitas dan kompetisi LIPI menjadi litbang kelas dunia akan terpenuhi sehingga peringkat Indonesia bisa naik. Terdapat beberapa faktor penghambat dalam mendukung kebijakan makro dan mikro di IPT LIPI dalam meningkatkan penciptaan teknologi, diantaranya adalah pemahaman kepala satker atas teknis perencanaan rendah, kebiasaan pola BAU business as usual dan menikmati comfort zone, potensi sebagian sivitas level rendah menjadi korban, tuntutan pemangku kebijakan awam semata pada produk akhir, kecenderungan personil grup penelitian tertutup, keterbatasan kapasitas dan kompetensi SDM yang ada, serta ketidaktersediaan dana beasiswa dari anggaran LIPI. Selain faktor penghambat terdapat pula beberapa faktor pendorongnya, yakni: karakter komunikasi antar personil yang egaliter, apresiasi pada kapasitas dan kompetensi substansi ilmiah, bukan golongan structural, tunjangan fungsional peneliti yang telah dinaikkan 400, ketersediaan dan 5 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 aksesibilitas informasi ilmiah yang semakin tinggi di era internet, dukungan politis pimpinan, ketersediaan dan pemakaian berbagai sistem elektronik, serta peluang beasiswa studi lanjut di dalam luar negeri dari berbagai pihak ketiga. Untuk mendukung kinerja para peneliti dalam menghasilkan output yang baik tentunya harus diserta dengan lingkungan yang mendukung serta insentif yang dapat memotivasi para peneliti tersebut. Beberapa hal yang menjadi preferensi peneliti terhadap insentif adalah dana penelitian, hadiah uang, jam kerja fleksibel, kerjasama penelitian, serta kelengkapan referensi di dalam mendapatkan kajian- kajian ilmiah yang dapat dijadikan referensi yang baik. Kebijakan yang mendukung kinerja peneliti dan mendukung kinerja lembaga litbang dalam menghasilkan suatu inovasi dapat dilakukan melalui perbaikan kapasitas dan kompetensi SDM serta perbaikan lingkungan kerja. Perbaikan kapasitas dan kompetensi SDM dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan studi lanjut S2 S3 di dalam dan luar negeri, penyediaan dana untuk publikasi dan presentasi ilmiah secara terbuka, penyediaan dana pendamping untuk program magang ke luar negeri, penerimaan CPNS dengan kualifikasi minimal S3, dan didukung dengan penyediaan dana pendamping untuk program peneliti tamu. Sedangkan kebijakan melalui perbaikan lingkungan kerja dapat dilakukan melalui telaah RKAKL 2015 dan seterusnya bersama Deputi, Kepala Satker, dan PME Satker. Selain itu harus dibuat sistem penelitian payung klaster yang mencakup beberapa penelitian mandiri, memangkas proses administrasi semaksimal mungkin, pemenuhan perangkat kerja minimal, penyesuaian berbagai SOP terkait, penyehatan struktur satker serta tentu saja harus dilakukan reorganisasi terbatas satker. Upaya menjawab tantangan global tidak hanya regional bagi lembaga litbang membutuhkan pemahaman ulang atas filosofi dan reposisi tugas dan fungsi serta menyelaraskannya sesuai standar global. Manajemen litbang akan berpengaruh terhadap peningkatan manajemen brainware dengan melakukan beberapa perbaikan terhadap beberapa hal, yakni: penyesuaian dalam koridor regulasi dan panutan riil, eksekusi berkesinambungan dan konsisten, serta persisten sampai terjadi alih generasi. 6 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 INNOVATION AN BUSINESS PERSPECTIVE FROM SINGAPORE Prof. Sarah Cheah National University of Singapore NUS Singapore has a total area of 715.8 sq km, with a population of 5.3 million, and 3.8 million or approximately 71.9 of them are native to Singapore. The independent state since August 9, 1965. Literacy rate in Singapore is 96.4 Aged 15 Above 74,1 of those aged 25-34 years, they have tertiary qualifications. Singapore’s GDP in 2012 S345.6bn US276.5bn with real growth 1.3. Singapore GDP Per Capita=S65,048 US52,051. Singapore, a Vibrant Business Hub:  7000 Multinational Coorporations, 60 with Global or Regional headquarters  37,400 International Companies, Including 3,200 from China, 4,400 from India, and 7,900 from ASEAN  170,000 Small Medium Enterprises, 1,000 identified with the goal of growing revenues to S100 million Singapore’s Evolving Economy:  2009 GDP shrunk 0.8  2010 GDP Grew 14.5  2011 GDP Forecasted at 4-6 Overview of Singapore National Innovation System Singapore’s ST Plans 1991-2010