Bidang Kesehatan Masyarakat Gambaran Umum Sosial Ekonomi Kabupaten Ponorogo
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 31
4,42
19,07
65,85
10,66
17 tahun 17 - 18 tahun
19 -24 tahun 25 tahun ke atas
Gambar 7. Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun Ke Atas yang Pernah Kawin menurut Umur Kawin Pertama di Kabupaten
Ponorogo Tahun 2015
Sumber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015
Sebagian besar penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang pernah kawin di Kabupaten Ponorogo melakukan perkawinan pertama pada rentang usia
19-24 tahun. Namun masih ada sekitar 4,42 persen penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang melakukan perkawinan pertama di usia sangat muda kurang
dari 17 tahun. Perkawinan di usia muda masih ada saat ini, mengingat ada sekitar 0,08 persen penduduk perempuan kelompok usia 10-14 tahun yang berstatus
pernah kawin. Perkawinan pertama yang dimaksud dalam hal ini adalah umur pertama kali seorang perempuan melakukan hubungan suami istri. Semakin
maraknya pergaulan bebas di kalangan pelajar yang masih berusia belia berpengaruh terhadap semakin rendahnya usia perkawinan pertama.
Dalam proses kelahiran faktor penolong persalinan sangat mempengaruhi keselamatan ibu dan bayi. Kekeliruan penanganan baik pada saat melahirkan
maupun pasca kelahiran akan berakibat fatal bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Penolong persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga
berpengalaman yang sudah dibekali dengan pengetahuan serta kemampuan kebidanan akan membantu kelancaran proses persalinan.
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 32
Tabel 9. Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut Tempat dan Penolong Kelahiran Terakhir
di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015
S
umber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015
Perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Ponorogo yang melahirkan anak lahir hidup kurang dari 2 tahun yang lalu berdasarkan tempat
melahirkan anak yang terakhir, sebagian besar melahirkan di KlinikBidanPraktek Dokter yaitu mencapai 50,25 persen. KlinikBidanPaktek Dokter menjadi pilihan
yang utama karena biasanya lokasinya dekat dengan rumah dan biayanya dipandang lebih terjangkau dan juga kemungkinan besar karena proses
kelahirannya normal sehingga tidak memerlukan penanganan serta peralatan yang lebih serius.
Menurut penolong kelahirannya seluruh kelahiran di Kabupaten Ponorogo ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu 33,21 persen ditolong oleh dokter dan 66,79
persen lainnya ditolong oleh bidan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 telah mengalami peningkatan karena pada tahun 2014 masih ada kelahiran yang dibantu
oleh tenaga non medis sebesar 3,69 persen.
Tempat Melahirkan Persentase
Penolong Terakhir Kelahiran
Persentase
1 2
3
Rumah Sakit RS Bersalin 38,81
Dokter 33,21
KlinikBidanPraktek Dokter
50,25 Bidan
66,79 PuskesmasPustuPolindes
5,64 Tenaga Medis Lain
- Rumah
5,30 Dukun
- Lainnya
- FamiliLainnya
-
Jumlah 100,00
100,00
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 33
Hal penting lainnya untuk melindungi balita pada masa tumbuh kembangnya dan menjaga kesehatannya hingga dewasa kelak adalah pemberian
imunisasi. Dengan imunisasi, sistem kekebalan tubuh anak akan siap untuk menghadapi penyakit menular tertentu di masa depan, sesuai dengan jenis vaksin
yang diberikan. Imunisasi yang tepat pada balita dapat bermanfaat dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit tertentu, sehingga melalui
imunisasi diharapkan dapat menurunkan jumlah kematian bayi dan balita.
Tabel 10. Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 - 2015
Jenis Imunisasi 2014
2015
1 2
3
BCG 97,38
96,82 DPT
93,40 98,72
Polio 95,95
98,79 Campak
79,99 79,50
Hepatitis B 89,87
98,09 Lengkap
63,67 85,24
Sumber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015
Pada tahun 2015 balita di Kabupaten Ponorogo yang mendapatkan imunisasi lengkap satu kali untuk BCG dan Campak, serta tiga kali untuk DPT,
Polio, dan Hepatitis B sebanyak 85,24 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 balita yang telah diimunisasi lengkap menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan.
Indikator lain yang terkait dengan kesehatan masyarakat yaitu keluhan kesehatan yang dialami oleh penduduk. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2015,
sekitar 36,98 persen penduduk Kabupaten Ponorogo menyatakan bahwa sebulan yang lalu mengalami keluhan kesehatan. Dari penduduk yang mengalami
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 34
kesehatan tersebut 19,26 persen diantaranya mengalami sakit keluhan kesehatan yang dirasakan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Dari penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan yang menyebabkan terganggu aktivitas keseharian, terdapat sekitar 52,51 persen yang terganggu kurang dari 4 hari dan
terdapat 31,94 persen dengan lama hari terganggu 4-7 hari. Secara rata-rata jumlah hari penduduk yang mengalami sakit di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015
adalah selama 5,98 hari.
Tabel 11. Persentase Penduduk Menurut Keluhan Kesehatan, Sakit dan Rata-rata Hari Sakit di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015
Indikator Persentase
1 2
Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan 36,98
Persentase penduduk yang mengalami sakit 19,26
Persentase rata-rata jumlah hari sakit : -
Kurang dari 4 hari 52,51
- 4 sampai 7 hari
31,94 -
8 sampai 14 hari 7,22
- 15 sampai 21 hari
3,03 -
22 sampai 30 hari 5,30
Rata-rata jumlah hari sakit 5,98 hari
Sumber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015
Dalam mengatasi keluhan kesehatan yang dialami, ada sekitar 60,98 persen penduduk berobat jalan dan sisanya 39,02 persen tidak melakukan berobat
jalan. Berbagai alasan penduduk tidak berobat jalan dalam mengatasi keluhan kesehatannya, yang paling besar adalah karena mereka mengobati sendiri keluhan
kesehatannya yaitu sebesar 66,31 persen dan berikutnya adalah karena merasa tidak perlu untuk berobat jalan 29,53 persen karena keluhan kesehatan yang
dirasakan dianggap biasa dan tidak perlu berobat jalan. Penduduk yang berobat jalan kebanyakan mendatangi tempat praktek dokterbidan yaitu sebesar 57,97
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 35
persen dan berikutnya yang banyak didatangi adalah PuskesmasPustu sebesar 23,17 persen.
Gambar 8. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat Jalan Tahun 2015
3,28 3,75
57,97
3,00 23,17
9,55 2,35
1,67
R S
P em
e ri
nta h
R S
S w
a st
a
P ra
k tek
do kt
e rb
ida n
K lini
k p
ra k
tek do
kt e
r
be rsa
m a
P usk
esm a
sP u
stu
U K
B M
P osk
esde s,
P ol
ind es,
P osy
a nd
u,
B a
la i
P en
gob a
ta n
P ra
k te
k p
e n
g o
b a
tan
tr a
d isi
on a
l a
lte rn
a ti
f La
inn y
a
Sumber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015
Peningkatan status dan derajat kesehatan masyarakat tentunya harus didukung dengan ketersediaan fasilitas kesehatan karena pelayanan kesehatan
kepada masyarakat terkait erat dengan jumlah fasilitas kesehatan. Di Kabupaten Ponorogo terdapat 6 rumah sakit umum, 31 puskesmas, 57 puskesmas pembantu,
1.122 posyandu, 36 KlinikBalai Kesehatan dan 165 Polindes. Sementara jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga
kebidanan, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya pada tahun 2015 sebanyak 950 orang.
Dengan jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo yang mencapai 867.393 jiwa, maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata setiap puskesmas termasuk
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 36
puskesmas pembantu harus siap melayani sekitar 9.857 penduduk, setiap tenaga medis melayani hampir 14.457 penduduk, dan setiap tenaga keperawatan harus
melayani sekitar 2.271 penduduk. Seiring dengan peningkatan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia maka beban pelayanan menjadi semakin berkurang.
Dengan demikian diharapkan kualitas pelayanan yang diberikan akan semakin meningkat.
Tabel 12. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 Fasilitas Kesehatan
Jumlah
1 2
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit Umum 6
Puskesmas 31
Puskesmas Pembantu 57
Posyandu 1.122
KlinikBalai Kesehatan 36
Polindes 165
Tenaga Kesehatan
Tenaga Medis 60
Tenaga Keperawatan 382
Tenaga Kebidanan 382
Tenaga Kefarmasian 26
Tenaga Kesehatan Lainnya 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo 2016