Konsep Pembangunan Manusia METODOLOGI
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 8
peningkatan kebutuhan fisik dasar manusia dan perluasan kemampuan manusia untuk melakukan pilihan-pilihan.
Mulai tahun 2014 dilakukan penyempurnaan metodologi penghitungan IPM. Beberapa alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM antara
lain :
Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan
secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi,
sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik.
PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada
suatu wilayah.
Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi
oleh capaian tinggi dari dimensi lain.
Dengan menggunakan indikator yang lebih tepat maka IPM metode baru dapat membedakan perkembangan IPM antar wilayah antar waktu dengan lebih baik
diskriminatif.
Diagram di bawah ini menyajikan gambar indeks-indeks yang disajikan pada Indeks Pembangunan Manusia yang dihitung berdasarkan metode baru tahun 2014 dan
diperlihatkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara masing-masing indeks.
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 9
Gambar 1. Diagram Penghitungan IPM
DIMENSI UMUR PANJANG
DAN HIDUP SEHAT PENGETAHUAN
STANDAR HIDUP LAYAK
INDIKATOR Angka Harapan Hidup
pada saat lahir Harapan lama
Sekolah HLS Rata-rata Lama
Sekolah RLS Pengeluaran per Kapita
Riil yang Disesuaikan PPP Rupiah
INDEKS Indeks Kesehatan
Indeks Pendidikan
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA IPM
Indeks Daya Beli
Secara umum metode penghitungan IPM yang digunakan di Indonesia sama dengan metode penghitungan yang digunakan oleh UNDP. IPM di Indonesia disusun
berdasarkan tiga komponen indeks, yaitu: 1
Indeks kesehatan, yang diukur berdasarkan angka harapan hidup saat lahir rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak
lahir; 2
Indeks pendidikan, yang diukur berdasarkan harapan lama sekolah lamanya sekolah dalam tahun yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur
tertentu 7 tahun ke atas di masa mendatang dan rata-rata lama sekolah jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam
menjalani pendidikan formal; serta 3
Indeks daya beli, yang diukur dengan pengeluaran per kapita PPP- Purchasing Power Parity paritas daya beli dalam rupiah.