Bidang Perekonomian Gambaran Umum Sosial Ekonomi Kabupaten Ponorogo

Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 38 Gambar 9. Persentase Pengeluaran Rumah Tangga Menurut Jenis Konsumsi di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 Non Makanan; 54,54 Makanan; 45,46 Sumber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015 Pada tahun 2015 sebagian besar pengeluaran penduduk sudah bergeser ke arah untuk memenuhi kebutuhan non makanan, yaitu mencapai 54,54 persen dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang sebesar 47,84 persen dari total pengeluaran. Kondisi ini juga mendukung adanya peningkatan kesejahteraan sejalan dengan peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Tingkat pertumbuhan ekonomi haruslah lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk, agar peningkatan pendapatan perkapita dapat tercapai. Menurut beberapa ahli, perekonomian daerah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja. Besarnya pertumbuhan ekonomi tergantung dari nilai PDRB setiap tahunnya. Sedangkan penciptaan lapangan kerja dapat dilakukan setelah terjadi akumulasi aliran modal. Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 39 Aliran modal masuk akan berdampak pada tersedianya lapangan kerja yang seluas- luasnya. Dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun akan menghasilkan PDRB per kapita yang merupakan indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan penduduk secara makro. Meskipun PDRB per kapita ini tidak dapat menggambarkan secara riil pendapatan yang diterima masyarakat, namun indikator ini masih relevan untuk mengetahui apakah secara rata-rata pendapatan masyarakat mengalami peningkatan atau tidak. Jumlah penduduk dapat dijadikan penimbang karena jumlah penduduk merupakan pelaku pembangunan yang menghasilkan output. Nilai nominal PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi di Kabupaten Ponorogo dalam lima tahun terakhir ini selalu menunjukkan peningkatan hingga mencapai 14,91 trilyun rupiah. Pada tahun 2015 ini perekonomian Kabupaten Ponorogo menunjukkan pertumbuhan yang sedikit lebih cepat dari tahun sebelumnya yaitu dari 5,21 persen pada tahun 2014 menjadi 5,24 persen pada tahun 2015. Semakin membaiknya kinerja lapangan usaha pertanian, perdagangan dan informasi komunikasi merupakan faktor pendorong percepatan pertumbuhan PDRB Kabupaten Ponorogo tahun 2015. Meski demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo tersebut masih kalah cepat dengan Jawa Timur yang mencapai 5,44 persen. Dari tahun ke tahun PDRB per kapita penduduk Kabupaten Ponorogo mengalami kenaikan. PDRB per kapita penduduk Kabupaten Ponorogo tahun 2013 adalah 14,07 juta rupiah per penduduk per tahun, naik menjadi 15,47 juta rupiah per tahun pada 2014 dan meningkat kembali menjadi 17,19 juta rupiah per Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 40 penduduk per tahun di tahun 2015. Bila dilihat dari persentase kenaikannya, maka terdapat kenaikan sebesar 9,96 persen dari tahun 2013 ke tahun 2014, dan terdapat kenaikan sebesar 11,14 persen dari tahun 2014 dan 2015. Tabel 14. PDRB Per Kapita ADHB Kabupaten Ponorogo Tahun 2013-2015 Sumber : PDRB Kabupaten Ponorogo 2013-2015, BPS

3.2.4. Bidang Ketenagakerjaan

Dalam tinjauan makro ekonomi, salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari sejauh mana angkatan kerja di daerah tersebut terserap ke dalam lapangan kerja yang ada. Penyerapan angkatan kerja ke dalam lapangan kerja yang tersedia di daerah tertentu nantinya akan berhubungan dengan tingkat pengangguran di daerah tersebut. Penduduk yang termasuk dalam kategori angkatan kerja adalah penduduk yang secara ekonomis berpotensi menghasilkan output atau pendapatan, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan pengangguran meliputi penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan putus asa, atau sudah diterima bekerja namun belum mulai bekerja. Tingkat No Uraian 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 1 PDRB ADHB Juta Rupiah 12.153.617,7 13.393.595,3 14.912.841,6 2 Penduduk Pertengahan Tahun Jiwa 863.890 865.809 867.393 PDRB Per Kapita Rupiah 14.068.478,3 15.469.457,2 17.192.716,1 Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 41 pengangguran merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. Tabel 15. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Variabel Ketenagakerjaan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 No Variabel Ketenagakerjaan Agustus 2015 1 2 3 1 Angkatan Kerja Jiwa 485.245 2 Bekerja Jiwa 467.372 3 Pengangguran Jiwa 17.873 4 Tingkat Pengangguran Terbuka 3,68 Sumber : BPS Jawa Timur Sakernas 2015 Dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas dapat diketahui bahwa jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2015 di Kabupaten Ponorogo mencapai 485.245 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 467.372 jiwa atau 96,32 persen dari total angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 3,68 persen, lebih tinggi dibanding tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014 yang mencapai 3,66 persen. Angka tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Ponorogo ini masih lebih rendah dibanding angka Jawa Timur yang mencapai 4,47 persen dan kabupatenkota di wilayah Karesidenan Madiun lainnya, namun masih lebih tinggi dibanding Kabupaten Pacitan 0,97 persen. Namun kedepannya pemerintah harus terus berupaya menciptakan lapangan kerja dengan memaksimalkan dan menggunakan seefisien mungkin segala sumber daya yang ada agar angka pengangguran dapat ditekan pada level yang rendah. Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 42

3.2.5. Bidang Perumahan

Rumah adalah salah satu hak dasar rakyat, oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain sebagai tempat tinggal, rumah juga berfungsi sebagai pusat pendidikan keluarga dan penyiapan generasi muda, sehingga rumah dengan lingkungan yang layak dan sehat merupakan wadah untuk pengembangan sumber daya masyarakat di masa depan. Bahkan saat ini rumah sudah menjadi bagian dari gaya hidup, lambang tingkatan sosial dan investasi. Rumah akan menjadi tempat tinggal yang nyaman dan aman, bila memiliki kualitas bangunan yang baik, lengkap dengan fasilitasnya, serta berada dalam lingkungan yang bersih dan sehat. Kondisi dan estetika perumahan yang baik akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggota rumah tangga. Semakin baik kondisi dan kualitas rumah yang ditempati menunjukkan semakin baik keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Secara umum rumah dapat dikatakan layak huni apabila memiliki lantai, dinding dan atap yang memenuhi syarat, serta mempunyai luas lantai yang mencukupisebanding dengan banyaknya orang yang tinggal di dalamnya. Selain itu, rumah layak huni juga ditentukan oleh fasilitas penerangan, air minum dan tempat pembuangan akhir kotorantinja. Berdasarkan status tempat tinggalrumah yang ditempati oleh rumah tangga di Kabupaten Ponorogo, sekitar 94,90 persen menempati rumah milik sendiri. Sementara 1,43 persen menempati rumah dengan status kontraksewa, 3,56 persen menempati rumah bebas sewa, dan 0,11 persen sisanya menempati rumah dinas.