Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 20
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kabupaten Ponorogo Menurut Kecamatan Tahun 2015 No
Kecamatan Laki-Laki
Perempuan Jumlah
Sex Ratio
1 Ngrayun
28.166 28.207
56.373 99.85
2 Slahung
24.269 25.155
49.424 96.48
3 Bungkal
17.013 17.577
34.590 96.79
4 Sambit
17.688 17.996
35.684 98.29
5 Sawoo
26.575 27.561
54.136 96.42
6 Sooko
10.883 11.091
21.974 98.12
7 Pudak
4.643 4.735
9.378 98.06
8 Pulung
23.332 23.349
46.681 99.93
9 Mlarak
20.645 16.184
36.829 127.56
10 Siman
21.803 21.067
42.870 103.49
11 Jetis
14.132 14.898
29.030 94.86
12 Balong
20.345 21.283
41.628 95.59
13 Kauman
19.437 19.829
39.266 98.02
14 Jambon
19.261 19.880
39.141 96.89
15 Badegan
14.627 14.750
29.377 99.17
16 Sampung
17.612 18.005
35.617 97.82
17 Sukorejo
25.710 25.032
50.742 102.71
18 Ponorogo
38.040 38.745
76.785 98.18
19 Babadan
32.831 32.621
65.452 100.64
20 Jenangan
26.611 26.345
52.956 101.01
21 Ngebel
9.881 9.579
19.460 103.15
Jumlah 433.504
433.889 867.393
99.91
Sumber : Ponorogo Dalam Angka 2016, BPS
Dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo, Kecamatan Ponorogo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 76.785 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 3.442 jiwaKm
2
, diikuti oleh Kecamatan Babadan 65.452 jiwa 1.490 jiwaKm
2
dan Kecamatan Ngrayun 56.373 jiwa 305 jiwaKm
2
. Sementara kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit sekaligus tingkat kepadatan terendah
adalah Kecamatan Pudak 9.378 jiwa dengan tingkat kepadatan 192 jiwaKm
2
.
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 21
Jika dilihat menurut sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur, mayoritas penduduk Kabupaten Ponorogo merupakan penduduk produktif dengan persentase
penduduk usia 15-64 tahun sebesar 68,00. Sedangkan penduduk usia di bawah 15 tahun sebesar 21,03 dan penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 10,97. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa angka rasio ketergantungan di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 mencapai 47,05 yang berarti secara rata-rata dari setiap 100 penduduk
usia produktif harus menanggung sekitar 47 penduduk usia tidak produktif.
3.2 Gambaran Umum Sosial Ekonomi Kabupaten Ponorogo
Sebagaimana paradigma pembangunan yang menempatkan manusia sebagai titik sentral dari pembangunan itu sendiri, maka upaya-upaya peningkatan kualitas manusia
baik secara fisiologis, ekonomis, maupun spiritual perlu diupayakan. Dalam menggambarkan upaya-upaya pembangunan manusia tersebut biasanya digunakan
indikator-indikator sosial ekonomi yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan, maupun pertumbuhan ekonomi.
3.2.1. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 22
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM. Melalui pendidikan, pengetahuan seseorang akan bertambah yang bermanfaat
untuk mempelajari keterampilan yang berguna di dunia kerja. Dengan demikian pendidikan dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat
dinikmati di kemudian hari. Pembangunan di bidang pendidikan baik secara formal maupun non formal mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial
ekonomi masyarakat di suatu wilayah.
Perencanaan yang cepat, tepat dan terarah dalam pembangunan pendidikan mutlak diperlukan. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, akan
mempengaruhi kualitas sumber dayanya. Pendidikan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan keluarga. Pendidikan yang
memadai dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki setiap individu.
Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang salah satu misinya adalah “meningkatnya peran aktif Pemerintah Daerah dalam
memajukan sistem pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat, guna mendorong kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang hebat dan bertaqwa
”. Pendidikan yang berbasis pengetahuan dan moral sangat dibutuhkan dalam rangka
menghadapi abad globalisasi dimana berbagai pengaruh dari luar yang masuk dengan bebas ke negeri ini.
Kemampuan baca tulis merupakan kemampuan intelektual minimum karena sebagian besar informasi dan ilmu pengetahuan diperoleh melalui
membaca. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan baca tulis maka akan meningkat pula akses terhadap berbagai informasi, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pengetahuan secara umum. Kemampuan baca tulis tercermin dari
Analisis Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo 23
tinggi rendahnya angka melek huruf. Angka buta huruf merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan antar
wilayah, mengingat buta huruf selalu identik dengan keterbelakangan serta ketidakberdayaan yang umumnya menjadi ciri masyarakat marginal.
Gambar 4. Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Ponorogo Tahun 2015
Laki-laki Perempuan
Laki-laki + Perempuan
92,88
83,26 88,03
Sumber : BPS Jawa Timur Statistik Kesra 2015
Persentase angka melek huruf di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2015 sebesar 88,03 persen atau dengan kata lain masih ada sekitar 11,97 persen
penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf belum melek huruf. Secara umum, angka melek huruf penduduk laki-laki lebih tinggi dibanding angka melek
huruf perempuan, yaitu 92,88 persen dibanding 83,26 persen. Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif
danatau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-
hari dan melanjutkan pembelajarannya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pencapaian program wajib belajar 9 tahun dapat dilakukan dengan cara mengakses seluruh fasilitas