Perilaku Komunikasi Pemasaran Pembeli Ikan Hias (Kasus Pusat Pengambangan dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor)

(1)

(Kasus Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor)

Oleh

WIRA ADIGUNA I34070096

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(2)

ABSTRACT

WIRA ADIGUNA. BEHAVIOUR OF ORIENTAL FISH BUYERS MARKETING COMMUNICATION (Case Center Development and Marketing of Oriental Fish: Cibinong Raiser, Bogor) Supervised by Richard W.E Lumintang.

This study analyzed the relationship of marketing communication in consumer behavior in Cibinong Raiser. The purpose of this study were, 1). To identify the characteristics of ornamental fish buyer, 2). To analyse the relationship among the behavior characteristics of buyers aquarium fish buyer, and 3). To analyse the implementation of relationship marketing communication with buyer behavior or oriental fish in Cibinong Raiser. This study uses a quantitative approach as the primary data, and supported by qualitative data as supporting data.

The results of this study, there was correlation between internal and external factor on the behavior of ornamental fish buyers in Cibinong Raiser. The results showed that there is a significant correlation between internal factors or characteristics of buyers with the buyer behavior of ornamental fish. Internal factors respondents strong influence on the level of knowledge, attitudes and actions. There was a significant correlation between external factors or marketing communication that do Cibinong Raiser with the behavior of ornamental fish buyers. Research showed that the diversity of the promotion mix and frequency of marketing communications conducted fairly strong influence on the level of knowledge, attitudes and action of buyers in Cibinong Raiser.


(3)

RINGKASAN

WIRA ADIGUNA. PERILAKU KOMUNIKASI PEMASARAN PEMBELI IKAN HIAS (KASUS PUSAT PENGAMBANGAN DAN PEMASARAN IKAN HIAS : RAISER CIBINONG, BOGOR) Di bawah bimbingan Richard W.E Lumintang

Tujuan penelitian adalah (1) mengidentifikasi karakteristik pembeli ikan hias, (2) menganalisis hubungan karakteristik pembeli dengan perilaku pembeli ikan hias dan (3) menganalisis hubungan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan perilaku pembeli ikan hias di Raiser Cibinong.

Penelitian dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Penelitian Ikan Hias atau biasa disebut Raiser Cibinong, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja karena Raiser Cibinong didirikan untuk mengembangkan industri ikan hias nasional dalam pengembangan produk ikan hias, pemasaran ikan hias dan riset ikan hias. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai data primer, dan didukung dengan data kuanlitatif sebagai data sekunder atau data pendukung.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal terhadap perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor internal atau karakteristik pembeli yang terdiri dari usia, pendapatan, frekuensi membeli dan motivasi membeli. Faktor internal responden berpengaruh kuat terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan. Terdapat hubungan signifikan antara faktor eksternal atau komunikasi pemasaran yang dilakukan Cibinong Raiser dengan perilaku pembeli ikan hias. Penelitian membuktikan bahwa keberagaman jenis bauran promosi dan frekuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan Cibinong Raiser berpengaruh cukup kuat terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pembeli ikan hias di Cibinong Raiser.


(4)

PERILAKU KOMUNIKASI PEMASARAN PEMBELI IKAN

HIAS

(Kasus Pusat Pengambangan dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor)

Oleh

WIRA ADIGUNA I34070096

SKRIPSI

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(5)

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Wira Adiguna

NRP : I34070096

Program Studi : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul : Perilaku Komunikasi Pemasaran Pembeli Ikan Hias (Kasus Pusat Pengambangan dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor)

Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan mendapatkan gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Richard W.E Lumintang MSEA NIP. 19480312 197203 1 001

Mengetahui, Ketua Departemen

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“PERILAKU KOMUNIKASI PEMASARAN PEMBELI IKAN HIAS

(KASUS PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN IKAN HIAS :

RAISER CIBINONG, BOGOR)” BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA

SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA.

BOGOR, OKTOBER 2011

WIRA ADIGUNA I34070096


(7)

RIWAYAT HIDUP

Wira Adiguna (penulis) dilahirkan di Serang Banten pada tanggal 10 Januari 1989. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara, yang merupakan anak dari pasangan Bapak Ir. H Wiratna Supendi dan Hj. Ibu Noverawati. Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis adalah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN Harjatani (1996-2001). Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar dan melanjutkan pendidikan di SLTP N 7 Serang (2001-2004). Setelah menyelesaikan pendidikan SLTP, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Al-Ishlah Cilegon (2004-2007). Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) angkatan 44 dan diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Mayarakat, Fakutas Ekologi Manusia.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti kegiatan non-akademik, seperti UKM Bola Basket IPB dan Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA). Dalam organisasi penulis pernah menjadi Manager Pengembangan Pemain dalam UKPM Bola Basket IPB pada tahun 2007-2008 dan Manager Advertising & Multimedia HIMASIERA 2010. Penulis juga pernah bekerja sebagai Asisten Praktikum Mata Kuliah Komunikasi Bisnis tahun 2010 sampai dengan 2011


(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Skripsi dengan judul “Perilaku Komunikasi Pemasaran Pembeli Ikan Hias (Kasus Pusat Pengembangan Dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor)”. Salawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan umat manusia, Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk menganalisis perilaku pembeli ikan hias terkait dengan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor, yang diharapkan dapat membantu pihak manajemen Cibinong Raiser untuk dapat mengembangkan komoditi ikan hias sebagai komoditi yang berpotensi ekonomis.

Semoga tugas akhir ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang komunikasi khususnya mengenai persepsi pelanggan.

Bogor, Oktober 2011


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skirpsi dengan judul “Perilaku Komunikasi Pemasaran Pembeli Ikan Hias (Kasus Pusat Pengembangan Dan Pemasaran Ikan Hias : Raiser Cibinong, Bogor)” ini berhasil diselesaikan. Dalam penulisan Skirpsi ini penulis telah memperoleh bantuan, dorongan, semangat dan dukungan dari beberapa pihak baik moril maupun materil, secara langsung ataupun secara tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran serta motivasi selama penulisan Skripsi.

2. Ibunda Hj. Noverawati dan ayahanda Ir. H Wiratna Supendi atas cinta kasihnya selama ini.

3. Wira Dwidhya dan Verani Trinastiti adik-adik yang sangat aku cintai 4. Melyani Filtania yang selalu memberikan dukungan, semangat dan juga

selalu menjadi tempat berbagi ceria, senang dan sedih.

5. Bio Larasati, Fauziah Rossi, Dimitra Liani, M Zakiyan Ansori, Diadji Kuntoro, Ahmad Aulia Arsyad, Haidar Albakry, Dewi Silvialestari, Astri Lestari, Rahmawati, Laila Sakina, Gian Hendra, Rajib Gandi, Hendra Purwana, Lukman Hakim, Wina Ekawati, Yuvita Pohan, Navalenesia, Novia Putri, Asri Sulistya, Karlina Chaerunisa, Marika Veraria, Maya Samiya, Rani Yuliandini, Auliyaul Hafizhoh, Turasih serta seluruh teman-teman KPM 44 atas dukungan morilnya

6. Mas Budiman, Mas Tonny Kurniawan dan Bapak Endang dari Pusat Pengembangan Dan Pemasaran Ikan Hias (Cibinong Raiser) Bogor, atas bimbingan, saran dan informasi dalam penyusunan skripsi ini

7. Bayu Tarigan dan Dyah Dewi Setyowati yang telah memberikan masukan dan saran, serta bantuan selama menyusun studi pustaka hingga skripsi ini


(10)

8. Agusty Dwi Putri dan Vita Desy Anggreini teman seperjuangan satu bimbingan yang terus membantu dalam memberikan masukan, kritik serta saran yang sangat membantu.

9. Annisa Tiara Utami sahabatku, teman berbagi cerita suka dan duka. Terima kasih atas persahabatannya

10.Teman-teman praktikan komunikasi bisnis KPM 46 atas keceriaan dan kekeluargaan yang terus ada baik di dalam praktikum maupun di luar praktikum

11.Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dan kerja samanya selama ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Masalah Penelitian ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...3

1.4 Kegunaan Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1 Karakteristik Pembeli...4

2.2 Konsep Komunikasi Pemasaran ...5

2.3 Perilaku Pembeli ...9

2.4 Kerangka Pemikiran ... 11

2.5 Hipotesis Penelitian ... 13

2.6 Definisi Operasional ... 13

BAB III PENDEKATAN LAPANG ... 17

3.1 Metode Penelitian... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 17

3.4 Teknik Penentuan Responden ... 18


(12)

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ... 20

4.1 Latar Belakang Terbentuknya Pusat Pengembangan dan Promosi Ikan Hias Cibinong Raiser ... 20

4.2 Tujuan dan fungsi Pusat Pengembangan dan Promosi Ikan Hias Cibinong Raiser ... 21

4.3 Operasional Pusat Pengembangan dan Pemasaran (Raiser) Ikan Hias ... 23

4.4 Fasilitasi Stake Holder Ikan Hias ... 24

4.5 Kegiatan Komunikasi Pemasarana di Cibinong Raiser………...24

BAB V KARATERISTIK RESPONDEN ... 26

5.1 Faktor Internal ... 26

5.1.1 Usia ... 27

5.1.2 Tingkat Pendapatan ... 27

5.1.3 Frekuensi Membeli ... 28

5.1.4 Motivasi Membeli Ikan Hias ... 29

5.2 Faktor Eksternal ... 30

5.2.1 Keragaman Jenis Bauran Promosi ... 30

5.2.2 Frekuensi Komunikasi Pemasaran... 32

5.3 Perilaku Pembeli ... 32

5.3.1 Pengetahuan ... 33

5.3.2 Sikap ... 34

5.3.3 Tindakan ... 35

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL TERHADAP PERILAKU PEMBELI IKAN HIAS ... 37

6.1 Faktor Internal yang Berhubungan dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 37

6.1.1 Hubungan Usia Pembeli dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 38

6.1.2 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 39


(13)

6.1.4 Hubungan Motivasi Pembeli dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 40

BAB VII HUBUNGAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU PEMBELI IKAN HIAS ... 42

7.1 Faktor Eksternal yang Berhubungan dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 42

7.1.1 Hubungan Keberagaman Jenis Bauran Promosi dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 43

7.1.2 Hubungan Frekuensi Komunikasi Pemasaran Dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias ... 44

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

8.1 Kesimpulan ... 46

8.2 Saran ... 46


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1 Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator 13

Tabel 2 Jumlah dan Persentase Individu menurut Faktor Internal, di

Cibinong Raiser 2011………...……… 26

Tabel 3 Jumlah dan Persentase Individu menurut Faktor Eksternal, di Cibinong Raiser 2011……….

30

Tabel 4 Jumlah dan Persentase Individu menurut Perilaku Pembeli, di Cibinong Raiser 2011………..……..

33

Tabel 5 Hasil Uji Korelasi Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias, di Cibinong Raiser 2011...………..

37

Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Hubungan Faktor Eksternal dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias, di Cibinong Raiser 2011……….…………...

42

LAMPIRAN

Tabel 7 Peserta Bursa Grosir Ikan Hias Sabtu Minggu pada bulan Mei

2011………... 62

Tabel 8 Produk Bursa Ikan Hias Sabtu Minggu Bulan Mei 2011……... 63 Tabel 9 Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Dan Pelaku Usaha Peralatan

Akuarium Raiser Cibinong Bulan Mei 2011……... 64


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran……… 12 Gambar 2 Bagan Peran Cibinong Raiser dalam Pemasaran Ikan Hias… 21


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian……… 50 Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data……… 51 Lampiran 3 Daftar Pembudidaya dan Fasilitas di Cibinong Raiser Bogor 57

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian……… 61 Lampiran 5 Daftar Responden………. 63


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya perikanan merupakan salah satu alternatif mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain karena mudah dan tergolong cepat, usaha budidaya ikan memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan. Salah satunya adalah usaha budidaya ikan hias.

Ikan hias air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak menghasilkan devisa. Nilai ekspornya sangat besar dan cenderung meningkat dari tahun ke taun. Setiap bulannya ada sekitar puluhan juta ikan hias tawar diekspor ke mancanegara (Lesmana 2001)

Jika dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi, potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan. Pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi, sehingga budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Budidaya ikan hias tidak memerlukan lahan yang begitu luas

Salah satu alasan mengapa budidaya ikan hias dipilih selain memiliki nilai jual yang tinggi, proses pemijahan dan perawatan benih tidak terlalu membutuhkan modal yang besar dan usaha pembenihan/pembudidayaan ikan hias tersebut masih di daerah tertentu saja sehingga masih memiliki potensi pemasaran yang luas. Terkadang penggemar ikan hias bersedia mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk memiliki seekor ikan hias yang diidam-idamkannya. Hal inilah yang terkadang membuat harga ikan hias melambung tinggi. Selain faktor kesukaan faktor keindahan ikan hias juga turut andil dalam menentukan harga. Secara umum ikan hias yang memiliki bentuk, warna, corak yang indah akan berharga cukup mahal. Di sinilah letak kunci keberhasilan budi daya ikan hias, menghasilkan ikan-ikan yang indah dan berkualitas bagus.

Keberadaan ikan hias sendiri saat ini tidak lagi sebagai hiburan atau hobi semata, tetapi telah berkembang menjadi objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan dunia pendidikan, penelitian, medis, maupun keperluan konservasi


(18)

alam. Sampai saat ini ikan hias air tawar merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar. Kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Budidaya Ikan Hias layak digencarkan di masyarakat.

Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan hias memiliki prospek untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan dalam budidaya ikan hias memiliki keunggulan-keunggulan diantaranya ; a. Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, b. Budidaya Ikan Hias Dapat diusahakan skala rumah tangga/ usaha kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas, c. Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat, d. Budi daya ikan Hias mampu Menyerap tenaga kerja, dan e. Pasar yang memiliki prospek usaha baik domestik maupun ekspor.

Cibinong Raiser dibangun oleh Departemen Kelautan dan Perikanan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan dan pemasaran ikan hias Nasional. Selain itu Cibinong Raiser berfungsi sebagai penampung produksi ikan hias pembudidaya, pemasok eksportir, sekaligus sebagai pusat logistik atau stok nasional yang berfungsi sebagai fasilitator bagi para pengusaha ikan hias agar dapat memperluas jaringan pemasarannya hingga sampai dapat di ekspor. Harga ikan terutama di tingkat pembudidaya dapat distabilkan. Kualitas ikan yang akan diekspor ini diperbaiki sesuai permintaan pasar.

Saat ini strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Cibinong Raiser cukup beragam, sebagai upayanya meningkatkan daya beli masyarakat. Kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengenalkan ikan hias kepada khalayak terus dilakukan dengan harapan dapat mendongkrak pemasaran komoditi unggulan ikan hias di Indonesia. Pada akhirnya dapat meningkatkan minat pembeli terhadap ikan hias.


(19)

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian larat belakang di atas, disusunlah beberapa perumusan masalah penelitian, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik pembeli ikan hias di Cibinong Raiser?

2. Bagaimanakah hubungan karakteristik pembeli dengan perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser?

3. Bagaimanakah hubungan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka diterapkan beberapa tujuan penelitian, sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi karakteristik pembeli ikan hias di Cibinong Raiser. 2. Menganalisis hubungan karakteristik pembeli dengan perilaku pembeli

ikan hias di Cibinong Raiser.

3. Menganalisis hubungan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagaimana usaha budidaya ikan hias berlangsung, pelaksanaan komunikasi pemasaran, hubungan antara media komunikasi pemasaran dengan daya beli masyarakat akan ikan hias. Bagi manajemen Pusat Pengembangan dan Promiosi (Cibinong Raiser), penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai komunikasi pemasaran yang dilakukan sebagai upaya untuk menarik perhatian dan mempengaruhi calon pembeli untuk berkunjung, meningkatkan kemampuan membeli masyarakat dan memperlancar komunikasi pemasaran ikan hias di Pusat Pengembangan dan Pemasaran (Raiser Cibinong).


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Karakteristik Pembeli

Menurut Soemanagara (2006) sifat konsumen terbagi atas dua sifat yaitu Rasional dan Irasional, Konsumen Irasional memiliki karakteristik cara mereka memutuskan untuk menggunakan produk cenderung akan mangambil keputusan tanpa menggunakan analisis secara mendalam (rumit) penting atau tidak penting analisis tersebut tidak menjadi masalah, yang penting keinginan mereka tercapai. Selain itu konsumen irasional terbiasa berganti-ganti produk atau jasa sesuai dengan selera dan model yang sedang berkembang dan cenderung memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk menawarkan berbagai produk dengan tawaran semanis mungkin dan sehebat mungkin. Konsumen rasional cenderung melakukan analisis terhadap prodk-produk yang akan dipilih berdasarkan sebuah proses penelusuran untuk mendapatkan sebuah keyakinan bahwa produk yang dibeli betul-betul bermanfaat dan memberikan dampak yang diinginkan bagi dirinya, selain itu konsumen rasional cenderung mengarah kepada loyalitas terhadap produk.

Konsumen bebas memilih produk dan jenis yang akan dbelinya. Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan jenis tertentu. Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai dengan kebutuhannya, seleranya, dan daya belinya.Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik konsumen terdiri dari pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi konsumen (Sumarwan, 2002). Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.


(21)

2.1.1 Motivasi

Menurut Wahyuni (2008) motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan dalam pemaasaran, Wahyuni (2008) menyatakan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk memlakukan pembelian. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sebenarnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut akan mendorong seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Motivasi ialah alasan untuk berperilaku. Motivasi merupakan kerangka yang mencerminkan pengaruh dari dalam diri yang mendorong perilaku dan memberikan arahan tertentu kepada respon yang timbul.

2.2Konsep Dasar Komunikasi Pemasaran

2.2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas manusia dalam mengirimkan informasi dari pikiran seseorang kepada orang lain untuk keperluan transfer pengetahuan yang ada. (Prisgunanto, 2006). Sementara Kotler dalam Amir (2005) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial di mana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran yang bebas atas produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Konsep pemasaran sering kali disamaartikan dengan konep penjualan. Padahal, kedua konsep ini merupakan konsep yang berbeda. Dalam bukunya, Amir (2005) menyebutkan bahwa dalam konsep penjualan, hal yang menjadi tujuan utamanya adalah transaksi. Setelah transaksi terjadi, perusahaan sering kali tidak memperhatikan konsumen lagi. Sementara itu, konsep pemasaran lebih mengutamakan kepuasan pelanggan. Laba justru diharapkan diperoleh dari kepuasan konsumen yang nantinya membeli dalam jumlah banyak, terus-terusan dan mungkin dengan harga yang menguntungkan.

Menurut Morissan dalam Mahakami (2008), termasuk kedalaman komunikasi pemasaran adalah aktifitas pemasaran yang berusaha menciptakan


(22)

kesadaran atau pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan citra positif, preferensi, dan keinginnan membeli produk bersangkutan. Tujuan komunikasi mengacu pada apa yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi dengan program promosi yang dilakukan.

Machfoedz (2010) mengatakan bahwa komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan. Pemasaran memang merupakan suatu konsep yang terintegrasi, mulai dari proses perencanaan, penciptaan barang sampai penjualan barang. Jika dikaitkan dengan kondisi sekarang, maka pelayanan dan penjualan merupakan hal yang tak terpisahkan agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut Tjiptono (2008), proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada penerima) akan memerlukan dua kegiatan, yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima).

a. Encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima

b. Decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan symbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami

2.2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran

Menurut Soemanagara (2006) Komunikasi pemasaran bertujuan untuk menciptakan tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen. Tahap pertama yang dicapai dari sebuah strategi komunikasi pemasaran adalah tahap perubahan knowledge (pengetahuan), dalam perubahan ini konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut, dengan demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi penting dari produk. Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap, dalam consumer behavior (perilaku konsumen) perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga komponen yaitu Cognition (pengetahuan), Affection


(23)

(perasaan), dan Conation (perilaku), jika ketiga komponen ini menunjukkan adanya kecenderungan terhadap sebuah perubahan (kognitif, afektif, dan konatif) maka memungkinkan sekali akan terjadi sebuah perubahan sikap, dan pada tahap terakhir yaitu perubahan perilaku, ditujukan agar konsumen tidak beralih kepada produk lain, dan terbiasa untuk menggunakannya.

2.2.3 Keberagaman Jenis Bauran Promosi

Secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetap bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus tersebut biasa disebut bauran promosi (promiso mix, promise blend, communication mix) yang terdiri dari personal selling, mass selling, yang terdiri atas periklanan dan publisitas, promosi penjualan, public relation (hubungan masyarakat), dan direct marketing (machfoedz, 2010)

Fungsi komunikasi pemasaran adalah untuk memastikan bahwa persepsi penawaran dan atau perusahaan merupakan persepsi yang diinginkan. Salah satu aspek terpenting dari persepsi, dalam konteks ini, ialah aspek indikasi persepsual yang merupakan sarana pengambilan keputusan berdasarkan produk atau perusahaan. Komunikasi pemasaran mix terdiri dari periklanan, sales promotion, publicity, personal selling (pemasaran antar pribadi), dan direct selling (pemasaran langsung).

1. Periklanan

Periklanan merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang menggunakan media massa dalam proses penyampaian pesannya. Iklan yang digunakan untuk mempromosikan barang atau jasa kepada konsumen ditujukan agar konsumen melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemasang iklan. Tujuan iklan pada akhirnya diharapkan untuk meningkatkan terjadinya perubahan sikap dan prilaku konsumen.

Soemanagara (2006) mengatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan periklanan adalah:


(24)

1. Menyadarkan konsumen dan memberikan infomasi tentang sebuah barang, jasa, atau gagasan.

2. Menumbuhkan dalam diri konsumen suatu perasaan suka akan barang, jasa, atau ide yang disajikan dengan memberikan persepsi kepadanya. 3. Meyakinkan konsumen akan kebenaran tentang apa yang diajurkan dalam

iklan dan karenanya menggerakkannya untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.

2. Pemasaran Langsung

Menurut Soemanagara (2006) pemasaran langsung adalah suatu hubungan yang sangat dekat dengan target pasar dan memungkinkan proses komunikasi dua arah terjadi. Komunikasi yang dilakukan secara langsung ditujukan untuk memperoleh respon atau transaksi yang terjadi dalam waktu yang singkat. Tujaun dari pemasaran langsung dapat tercapai jika didukung oleh faktor-faktor lain, yaitu:

1. Bahwa target pasar telah mengenal produk atau jasa sebelumnya melalui saluran media massa atau media promosi lainnya.

2. Bahwa target pasar yang dituju merupakan hasil penyaringan dari proses segmentasi yang selektif, sehingga target pasar yang dipilih oleh mereka yang memiliki kedekatan dengan produk atau jasa yang ditawarkan

3. Bahwa pemasaran atau komunikator telah mempersiapkan informasi yang lengkap sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan kemungkinan jawaban atau serangkaian informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan (solusi)

4. Bahwa pemasaran langsung juga merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan kepada target pasar untuk menilai dan mempertimbangkan dalam suatu proses pengambilan keputusan, hal ini memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang-ulang.


(25)

3. Mulut ke Mulut

Informasi atau cerita dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran, walaupun sulit bagi pemasar untuk mengontrol saluran ini. Cerita dari mulut ke mulut berbentuk komentar positif atau negatif tentang suatu jasa yang disebarkan seseorang kepada orang lain. Cara paling tepat untuk memikirkan cerita dari mulut ke mulut yang gratis ini adalah sebagai suatu bentuk pemberitaan yang ingin dikembangkan dan dibentuk pemasar, sehingga hal itu menjadi pelengkap yang efektif. Komunikasi dari mulut ke mulut ini efektif terutama untuk produk atau jasa yang memerlukan keterlibatan tinggi.

4. Media Luar Ruang

Menurut Soemanagara (2006) bentuk promosi media luar ruang seperti billboard, papa nama, poster dan banner (spanduk) memberikan peluang promosi untuk dapat menjangkau banyak konsumen yang biasanya terpasang di tempat umum. Pemilihan lokasi media yang strategi menentukan keberhasilan keefektifan promosi yang dilakukan karena dapat dengan mudah dilihat oleh orang banyak.

2.3 Perilaku Pembeli

Menurut Engel et.al. (1993) dalam Sumarwan (2002), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Perilaku konsumen juga dipengaruhi dan dibentuk oleh pengaruh lingkungan (budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi), perbedaan individu (sumberdaya konsumen, motivasi, dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi), dan proses psikologis (pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap dan perilaku).

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do what they do”. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika


(26)

membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. (Sumarwan, 2002)

2.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (Sumarwan, 2002).

Manfaat pengetahuan konsumen dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) pengetahuan produk mencakup kesadaran produk, atribut produk, kepercayaan merk. (2) pengetahuan pembelian seperti dimana membeli dan kapan membeli. (3) pengetahuan pemakaian dilihat dari pengetahuan konsumen dari iklan. Pengetahuan merupakan faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari produk yang dbeli konsumen, tempat pembelian dan waktu pembelian bergantung pada pengetahuan yang relevan tentang keputusan pembelian. (Engel et.al, 1995 dalam Sumarwan, 2002)

2.3.2 Sikap

Daniel Katz (1960) dalam Sumarwan (2002) mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi pengetahuan.

1. Fungsi Utilitarian (The Utlitarian Function)

Sikap seseorang terhadap suatu objek atau produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindari resiko dari produk (punishment). Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positif atau menghindari resiko.

2. Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego-Defensive Function)

Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri-self images) dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan


(27)

keraguan yang ada dalam diri konsumen. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar.

3. Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function)

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen.

4. Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function)

Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Seringkali konsumen perlu tahu produk terlebih dahulu sebelum ia kemudian menyukai produk tersebut. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut. Karena itu sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.

2.3.3 Tindakan

Tindakan atau tingkah laku adalah kebiasaan bertindak yang menunjukkan tabiat seseorang yang terdir dari pola-pola tingkah laku yang digunakan oleh individu dalam melakukan kegiatannya. Tindakan itu terjadi karena adanya penyebab (stimulus), motivasi, dan tujuan dari tindakan itu (Arif, 1995). Sejalan dengan pendapat Arif (1995), Ahmadi (1991) dalam Ellyta (2006) menyatakan bahwa tindakan adalah tahapan dimana pengetahuan atau informasi mulai dilaksanakan oleh seseorang didalam bertingkah laku yang didasarkan pada kebutuhan dan motivasi. Dorongan yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku akan dapat membentuk sebuah motivasi. Tindakan individu sangatlah dipengaruhi oleh sikap maupun pengetahuannya.

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini menjelaskan perilaku pembeli dalam penelitian ini memiliki hubungan dengan faktor internal dan faktor eksternal dari responden. Faktor internal dari responden adalah karakterstik pembeli yang meliputi usia,


(28)

pendapatan, frekuensi membeli, dan motivasi. Karakteristik pembeli ini dapat memberikan gambaran umum kondisi pembeli, serta dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pada saat akan membeli.

Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Cibinong Raiser yang meliputi keberagaman jenis bauran promosi dan frekuensi pelaksanaan. Pembeli terpengaruh untuk datang ke Cibinong Raiser karena mendapatkan informasi dari pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen.

Faktor internal dan eksternal ini mempengaruhi perilaku pembeli dari segi pengetahuan, sikap, dan juga tindakan. Pengetahuan yang didapat berupa informasi tentang Cibinong Raiser diharapkan membentuk suatu sikap yang positif (rasa suka) dan dilanjutkan dengan tindakan membelikan hias di Cibinong Raiser.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan Gambar :

: Mempengaruhi

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Pembeli: Usia

Pendapatan Frekuensi Membeli Motivasi

Faktor Eksternal (X2)

Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran:

Keragaman Jenis Bauran

Promosi

Frekuensi Pelaksanaan

Perilaku Pembeli (Y) Pengetahuan Sikap


(29)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka disusunlah hipotesis penelitian sebaga berikut:

1. Diduga terdapat hubungan antara faktor internal dengan perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser Bogor.

2. Diduga terdapat hubungan antara faktor eksternal dengan perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser Bogor.

Diduga terdapat hubungan antara faktor internal dengan fator eksternal yang menentukan perilaku pembeli ikan hias di Cibinong Raiser, Bogor.

2.6 Definisi Operasional

Tabel 1. Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator

No Variabel Data Definisi Operasional Indikator

1 Usia/Umur

Masa hidup seseorang dari lahir sampai dengan penelitian ini berlangsung

Umur responden pada saat peneltian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun a. Dewasa tua (>50 tahun) b. Dewasa pertengahan (31-50

tahun)

c. Dewasa awal (18-30 tahun)

2 Pendapatan

Jumlah pemasukan atau pendapatan yang diperoleh responden dalam sebulan.

a. Rendah

Rp. 1.200.000 – Rp 4.133.333

b. Sedang

Rp. 4.133.334 – Rp 7.066.667

c. Tinggi

> Rp. 7.066.668

3.

Frekuensi Membeli

Berapa kali, pembeli melakukan pembelian pada suatu periode tertentu

Peryataan responden tentang frekuensi membeli ikan hias dalam sebulan. Adapun frekuensi membeli dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu:


(30)

b. Sedang

(2 – 3 kali per bulan) c. Tinggi ( ≥ 4 kali per bulan) Pengukuran untuk kategori tinggi, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,68 – 5. Kategori sedang apabila mencapai rataan skor 2,34 – 3,67. Sedangkan untuk rendah jika mencapai rataan skor 1,2 – 2,33.

4. Motivasi

Sesuatu hal yang mendorong responden untuk berkunjung ke Cibinong Raiser.

Pernyataan responden tentang motivasi yang mendorong untuk datang dan membeli ikan hias. Motivasi dikategorikan menjadi tiga ketegori, yaitu: a. Tinggi

b. Sedang c. Rendah

Pengukuran untuk kategori tinggi, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,68 – 5. Kategori sedang apabila mencapai rataan skor 2,34 – 3,67. Sedangkan untuk rendah jika mencapai rataan skor 1,2 – 2,33.

5

Keragaman Jenis Bauran

Promosi

Variasi jenis bauran Promosi yang dilakukan Cibinong Raiser untuk menarik minat pembeli untuk datang.

Keberagaman jenis bauran promosi dilihat dari seberapa beragam bauran promosi yang diterima responden. Keberagaman jenis bauran promosi. dikategorikan menjadi tiga ketegori, yaitu: a. Beragam

b. Cukup Beragam c. Tidak Beragam

Pengukuran untuk kategori tinggi, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,68 – 5. Kategori sedang apabila mencapai rataan skor


(31)

2,34 – 3,67. Sedangkan untuk rendah jika mencapai rataan skor 1,2 – 2,33

6

Frekuensi Komunikasi

Pemasaran

Frekuensi komunikasi pemasaran adalah intensitas atau tingkat keseringan pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Cibinong Raiser dalam periode waktu satu bulan

Frekuensi komunikasi pemasaran dilihat dari intensitas komunikasi pemasaran yang dilakukan dan berlangsung selama penelitian. Frekuensi komunikasi pemasaran dikategorikan menjadi tiga ketegori, yaitu: a. Tinggi

b. Sedang c. Rendah

Pengukuran untuk kategori tinggi, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,68 – 5. Kategori sedang apabila mencapai rataan skor 2,34 – 3,67. Sedangkan untuk rendah jika mencapai rataan skor 1,2 – 2,33

7 Pengetahuan

Informasi yang dimiliki responden mengenai Cibinong Raiser setelah datang ke lokasi.

Pengetahuan responden terkait informasi dan gambaran umum tentang lokasi penelitian yang diketahui. Pengetahuan dikategorikan menjadi tiga ketegori, yaitu:

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Pengukuran untuk kategori tinggi, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,68 – 5. Kategori sedang apabila mencapai rataan skor 2,34 – 3,67. Sedangkan untuk rendah jika mencapai rataan skor 1,2 – 2,33

8 Sikap

Rasa puas atau tidak puas responden setelah mengunjungi Cibinong Raiser terkait dengan

Sikap yang ditunjukkan responden terhadap vasilitas yang terdapat di lokasi dan ditampilkan pada responden.


(32)

vasilitas yang dimiliki. Sikap dikategorikan menjadi tiga ketegori, yaitu:

a. Puas

b. Cukup Puas c. Kurang Puas

Pengukuran untuk kategori Puas, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,36 - 4. Kategori cukup puas apabila mencapai rataan skor 2,68 -3,35. Sedangkan untuk kurang puas jika mencapai rataan skor 2 - 2,67

9 Tindakan

Tingkah laku responden setelah memiliki sikap puas atau tidak puas untuk mengunjungi Cibinong Raiser

Tindakan terkait hal yang akan dilakukan responden setelah datang dan membeli ikan hias di lokasi. Tindakan

dikategorikan menjadi tiga ketegori, yaitu:

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Pengukuran untuk kategori tinggi, apabila responden menjawab pertanyaan pada kuesioner mencapai rataan skor 3,36 - 4. Kategori sedang apabila mencapai rataan skor 2,68 - 3,35. Sedangkan untuk rendah jika mencapai rataan skor 2 - 2,67


(33)

BAB III

PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung penelitian kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket, sehingga tergambar berbagai aspek dari populasi. Pendekatan kuantitatif diterapkan melalui metode survey, yakni menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian dari sejumlah sampel atau responden dalam sebuah populasi (Singarimbun 1989)

Pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa deskripsi kata-kata tertulis atau lisan yang diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan dan responden.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias (Cibinong Raiser) di Jl. Raya Bogor Km.47, Cibinong, Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Pusat Pengembangan dan Promosi (Cibinong Raiser) merupakan satu-satunya raiser atau pusat pengembangan dan pemasaran ikan hias berskala internasional yang dimiliki Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011, dengan pengambilan sampel dilakukan pada setiap hari Sabtu dan Minggu karena pada hari tersebut Cibinong Raiser mengadakan bursa ikan hias yang ramai didatangi pengunjung.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara pada responden tentang motivasi responden dalam pembelian ikan hias, selain itu dilakukan pengamatan di lapangan untuk melihat bagaimana respon pembeli terhadap vasilitas dan produk ikan hias yang dimilki


(34)

Cibinong Raiser dan didukung dengan pengisian kuesioner oleh responden. Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap responden dan informan. Informan terdiri dari para staf dan pengusaha ikan hias yang berada di Cibinong Raiser. Selain itu, data sekunder juga diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis dan karya ilmiah lainya.

3.4 Teknik Penentuan Responden

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pengunjung khususnya yang membeli ikan hias ataupun produk-produk pendukung dalam memeliharan ikan hias yang dijual oleh pengusaha asli binaan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias (Cibinong Raiser). Responden ditentukan dengan cara accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan objek penelitian yang kebetulan dijumpai di lokasi penelitian. Teknik accidental sampling dipilih selain karena alasan kemudahan dan efisiensi waktu serta biaya, juga karena jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti. Populasi sampel yang digunkan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Jumlah ini diambil karena peneliti mengambil jumlah minimum penelitian sosial yaitu 30 orang, ditambah 10 orang untuk menambah variasi data yang diperoleh. Pengambilan sampel dibagi menjadi empat minggu, dimana setiap minggunya diambil 10 orang responden yang dibagi menjadi dua hari yaitu setiap hari Sabtu dan Minggu.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang akan dikumpulkan dengan kuisioner diolah secara kuantitatif. Langkah yang dilakukan setelah seluruh data terkumpul adalah melakukan pengkodean data. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan data, data yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara statistik. Sementara itu, untuk menguji hubungan antara dua variabel data yang telah diperoleh akan diuji dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman.


(35)

Rumus Spearman menurut Sarwono (2006) dalam Prakoso (2009): 6 ∑

d

2

r

s = ───────

n

(

n

2

- 1)

Keterangan

r

s = koefisien korelasi spearman rank

d

= jumlah selisih antara peringatan bagi x dan y

n

= jumlah data/sampel

Koefisien korelasi Rank Spearman (rxy) menunjukkan kuat tidaknya antara indicator x terhadap variabel X dengan indicator y terhadap variabel Y maupun variabel X terhadap variabel Y sehingga digunakan batasan koefisien korelasi untuk mengkategorikan nilai r.


(36)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Terbentuknya Pusat Pengembangan dan Promosi Ikan Hias Cibinong Raiser

Cibinong Raiser bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran (PK2P) untuk mengembangkan industri ikan hias nasional dalam pengembangan produk ikan hias, pemasaran ikan hias dan riset ikan hias. Cibinong Raiser dibangun diatas lahan milik LIPI pada tahun anggaran 2003 melalui APBN Ditjen PK2P serta diresmikan pada tanggal 14 Maret 2004 oleh Presiden R.I ke IV ibu Megawati Soekarnoputri.

Dasar pemikiran pembangunan Cibinong Raiser adalah tertinggalnya Indonesia dari negara-negara lain disebabkan karena manajemen pengelolaan industri ikan hias mereka lebih baik dibandingkan dengan yang ada di dalam negeri, sedangkan di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia, pembeli dapat dengan mudah mencari ikan yang mereka butuhkan dengan jaminan kontinuitas pasokan, kualitas ikan yang baik serta ukuran yang seragam. Kondisi industri ikan hias di Indonesia saat ini para pembeli khususnya eksportir sulit mencari ikan yang mereka butuhkan karena sentra produksi yang tersebar tidak merata dengan hasil produksi yang tidak memiliki keseragaman mutu dan ukuran, serta tidak adanya jaminan kontinuitas pasokan ikan. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas serta dalam rangka memajukan industri ikan hias di Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan c.q Ditjen PK2P membangun Raiser ikan hias sebagai pilot project pengembangan dan pemasaran ikan hias Indonesia yang pada prinsipnya merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan pada industri ikan hias dengan segmen pasar ekspor.


(37)

4.2 Tujuan dan fungsi Pusat Pengembangan dan Promosi Ikan Hias Cibinong Raiser

Tujuan pembangunan Cibinong Raiser adalah : a) sebagai pusat pemasaran ikan hias sebagai pemacu kebangkitan industri ikan hias Indonesia, b) memfasilitasi pemasaran ekspor ikan hias Indonesia, c) menampilkan citra Indonesia sebagai produsen dan eksportir ikan hias dan d) mengambil alih peran Singapura dalam perdagangan ekspor ikan hias Indonesia. Fungsi Cibinong Raiser diharapkan sebagai : a) tempat stok berbagai jenis ikan hias/buffer stock, b) tempat pembesaran, c) tempat peningkatan mutu, d) etalase, e) tempat rekreasi, f) sarana edukasi, g) sarana riset dan h) pusat informasi. Rencana operasional Cibinong Raiser saat itu adalah dikontrakan kepada pihak ketiga dalam bentuk KSO dengan pembagian profit sesuai dengan yang tertuang dalam peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Selain itu pihak ketiga dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain seperti eksportir, pembudidayaan ikan serta raiser-raiser skala kecil sebagai pensuplai bahan baku ikan hias.

Gambar 2 Bagan Peran Cibinong Raiser Dalam Pemasaran Ikan Hias

Gambar diatas menunjukkan bahwa pembudidaya ikan hias memiliki keterbatasan dalam melakukan usahanya, yang terdiri dari usahanya yang masih berskala kecil, jenis ikan hias yang masih terbatas dibudidayakan, kualitas yang masih rendah, terbatasnya waktu dalam melakukan pengiriman, dan modal yang


(38)

masih terbatas. Selain pembudidaya ada juga penangkap yang usaha penjualan ikan hiasnya mengandalkan alam sebagai penyedia stok ikan hias, dikenal dengan sebutan penangkap alam. Kendala yang dihadapi penangkap alam dalam melakukan usahanya yaitu masih mengandalkan musim sebagai penentu ketersediaan stok ikan hiasnya untuk dijual, sehingga dalam musim-musim tertentu penangkap alam bisa mendaptkan hasil yang sangat baik, akan tetapi keunggulan yang dimiliki penangkap alam yaitu potensi stok yang beragam dan terus berkembang.

Keberhasilan pembudidaya dan penangkap alam dalam melakukan usahanya tidak lepas dari pasar sebagai tempat mereka memasarkan produknya. Pasar tidak dapat menerima semua produk yang didistribusikan oleh produsen, karena pasar memiliki standar dan ketentuan yang berlaku terkait kriteria produk yang akan dipasarkan, yang terdiri dari keberagaman jenis ikan, kualitas yang tinggi, ketersediaan stok atau kuantitas yang banyak dan juga kontinuitas stok yang disediakan produsen.

Cibinong Raiser yang difungsikan sebagai fasilitator bagi pihak produsen (pembudidaya dan penangkap alam) dan pasar mencoba menjadi penengah dari kedua belah pihak, untuk membantu produsen meningkatkan standar mutu yang dibutuhkan oleh pasar sehingga dapat terjadi timbal balik yang saling menguntungkan antara keduanya. Timbal balik yang diharapkan bagi produsen yaitu meningkatnya kesejahteraan bagi pelaku usaha seperti pembudidaya dan penangkap alam, serta bagi pasar dapat meningkatkan nilai pendapatan domestic dan peningkatan nilai ekspor. Adapun kewenangan dan tugas yang dimiliki Cibinong Raiser diantaranya :

1. Cibinong Raiser sebagai pilot project integrated marketing zona.

2. Cibinong Raiser bersama Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI) bersama-sama dalam pengembangan ikan hias nasional dan regulasi di Cibinong Raiser.

3. Cibinong Raiser dapat mengorganisasi zona ekspor ikan hias bersama Badan Karantina.


(39)

4. Cibinong Raiser dapat memiliki kewenangan dalam penerbitan “Surat

Layak Ekspor” bagi ikan hias Indonesia (termasuk penerbitan certificate of origin bagi komoditas ikan hias ekspor)

5. Cibinong Raiser dapat memiliki kewenangan dalam penerbitan Izin Impor ikan hias (termasuk indukan dan benih hias) bersama LIPI dan BRKP melakukan riset dan analisis teknis atas produk ikan hias yang akan diimpor (analisis hama penyakit, biodiversity, limnologi/ekosistem, biologi/ ichtiologie) serta kajian sosial ekonomi atas produk ikan hias yang diimpor (perlindungan terhadap pembudidaya ikan hias lokal dari persaingan global)

6. Cibinong Raiser dapat mengorganisasi zona impor ikan hias bersama Badan Karantina mulai fasilitasi pemeriksaan dokumen dan barang, izin karantina ikan sementara (IKIS) sampai dengan penerbitan surat izin impor ikan hias.

7. Cibinong Raiser bekerjasama dengan operator logistik mampu membantu pendistribusian ikan hias dari Cibinong Raiser ke pasar domestik ataupun pasar internasional.

8. Cibinong Raiser sebagai pusat data dan informasi ikan hias Indonesia 9. Cibinong Raiser sebagai pusat promosi ikan hias Indonesia

10.Cibinong Raiser mampu menjadi penyelenggara kontes ikan hias domestik ataupun internasional

11.Cibinong Raiser berperan sebagai center of point pemasaran ikan hias domestik baik dari sub raiser, pengumpul ikan hias, pembudidaya ikan hias di DKI Jakarta dan Jawa Barat

12.Cibinong Raiser mampu melakukan stock ikan hias dan juga mampu menjadi penyedia ikan hias berkualitas dan kontinyu

4.3 Operasional Pusat Pengembangan dan Pemasaran (Raiser) Ikan Hias 4.3.1 Bursa Grosir Ikan Hias Sabtu Minggu


(40)

Peserta Bursa Ikan Hias Sabtu Minggu pada Bulan Mei 2011 (Minggu, XIII, XIV, XV, dan XVI) berjumlah 14 Peserta dengan total jumlah anggota yang terlibat terdiri dari 53 orang dan sebagian besar berasal dari wilayah Bogor.

b. Jenis Ikan

Produk yang ditampilkan pada Bursa Ikan Hias Sabtu Minggu pada Bulan Mei 2011 (Minggu XII, XIII, XIV, XV, dan XVI) berjumlah + 53 jenis ikan hias. Jenis ikan hias yang banyak terjual diantaranya jenis ikan hias Koi, Koki, Cupang, Komet, Manfish, Kura-kura, Black Ghost dan lainnya.

4.4 Fasilitasi Stakeholder Ikan Hias

Bulan Mei 2011, agenda yang tekait dengan kegiatan fasilitasi stakeholder banyak diwarnai dengan perubahan-perubahan, selain pelaksanaan kegiatan bursa ikan hias Sabtu-Minggu serta fasilitasi sarana dan prasarana bagi kelompok pembudidaya ikan hias juga dilaksanakan fasilitasi tempat bagi pelaku usaha peralatan akuarium dan yang lainnya.

4.4.1 Exhibition Hall

Mulai bulan Januari 2011 Exhibition Hall dibuka untuk umum dari mulai hari Selasa sampai hari Minggu pukul 08.00 – 16.00 dan untuk hari senin tutup. Exhibition Hall merupakan gedung yang didalamnya terdapat beberapa jenis ikan hias langka, unik dan eksotis asli Indonesia, selain itu Exhibition Hall difungsikan sebagai sentra publik yang berfungsi sebagai tempat kunjungan, sarana informasi, seminar dan pertemuan serta rekreasi dan edukasi untuk para pelajar dan masyarakat umum.

4.5 Kegiatan Komunikasi Pemasarana di Raiser Cibinong

Kegiatan yang dilakukan Raiser Cibinong dalam pelaksanaan komunikasi pemasarannya meliputi kegiatan hariannya yaitu berkunjung ke setiap sub raiser yang tersebar diseluruh Indonesia untuk mendapatkan informasi tentang ikan hias yang tersebar di penjuru Negara dan kemudian dimasukkan ke dalam catalog ikan hias yang dimiliki Raiser Cibinong sehingga dapat dilihat oleh setiap calon pembeli yang dapat digunakan sebagai referensi. Raiser Cibinong setiap


(41)

minggunya mengadakan kegiatan bursa ikan hias yang digelar di depan komplek Raiser Cibinong dan diikut sertai oleh pembudidaya kecil yang ingin memasarkan ikan hiasnya kepada pengunjung yang datang. Peserta yang ikut dalam acara bursa ikan hias mingguan ini mendapatkan fisilitas pendukung untuk berdagang secaa gratis atau tidak dipungut biaya sedikit pun. Peserta yang ikut hanya diwajibkan melakukan registrasi awal untuk kepentingan pendataan yang dilakukan oleh pihak Raiser Cibinong. Kegiatan bulanan yang rutin dilakukan oleh Raiser Cibinong adalah pameran ikan hias yang diselenggarakan di komplek Raiser Cibinong. Kegiatan yang diselenggarakan ini diikit sertai pembudidaya ikan hias dari berbagai kota baik sekitar bogor maupun dari luar pulau Jawa. Hal ini dilakukan untuk merangkul pembudidaya yang berasal dari berbagai daerah, juga untuk memperkenalkan pada penghobi dan peminat ikan hias pada komoditi ikan hias yang lebih bervariatif, sehingga calon pembeli bisa mendapatkan pilihan dan variasi ikan hias yang diinginkan.

Komunikasi pemasaran yang dilakukan Cibinong Raiser meliputi media cetak seperti poster, lieflet, spanduk, dan baliho. Banyak dari media cetak yang dimiliki Cibinong Raiser tidak tersebar secara luas karena hanya beredar disekitar wilayah Cibinong saja. Hal ini menyebabkan komunikasi pemasaran yang dilakukan tidak berjalan secara optimal dan tujuan dari informasi yang ingin disampaikan tidak terlaksana. Cibinong Raiser pun memanfaatkan media pemasarannya dengan mengadakan pameran di sejumlah mall untuk menarik minat pengunjung yang ada disana sehingga tertarik terhadap ikan hias.


(42)

BAB V

KARAKTERISTIK RESPONDEN

5.1 Faktor Internal

Faktor internal pembeli dalam penelitian ini adalah faktor yang berhubungan dengan karakteristik dan motivasi yang dimiliki pembeli dalam melakukan pembelian ikan hias yang berasal dari pelanggan itu sendiri. Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung yang melakukan pembelian ikan hias di Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias (Cibinong Raiser) sebagai pehobi ikan hias air tawar. Responden berjumlah empat puluh orang yang dipilih secara acak setelah melakukan pembelian ikan hias di lokasi penelitian.

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Individu menurut Faktor Internal, di Cibinong Raiser 2011

Faktor Internal Kategori Jumlah (orang)

Persentase (%)

Usia

Dewasa tua

(>50 tahun) 7 17,5

Dewasa pertengahan (31-50 tahun)

21 52,5

Dewasa awal

(18-30 tahun) 10 25

Pendapatan

Tinggi

(≥ Rp. 7.066.668) 5 12,5

Sedang (Rp. 4.133.334 –

Rp 7.066.667)

14 35

Rendah (Rp. 1.200.000 –

Rp. 4.133.333)

21 52,5

Frekuensi Membeli

Tinggi (3- 4 kali per

bulan)

21 52,5

Sedang

(2 kali per bulan) 14 35 Rendah

(≤ 1 kali per bulan) 5 12,5

Motivasi

Tinggi 27 67,5

Sedang 11 27,5


(43)

5.1.1 Usia

Responden dibedakan atas tiga kategori orang dewasa menurut Mugnisyah (2008) yaitu usia dewasa awal (18-30 tahun), dewasa pertengahan (31-50 tahun), serta dewasa tua (>50 tahun). Tabel 1 menunjukkan bahwa responden penelitian ini didominasi pada rentang usia 31-50 tahun (dewasa pertengahan) yang terlihat dari total persentase sebesar 52,5 persen dari jumlah keseluruhan, dimana pada usia ini responden berada pada usia produktif untuk bekerja. Hal ini membuktikan bahwa kategori dewasa pertengahan (31-50 tahun) memiliki minat yang besar terhadap ikan hias dan telah menjadi hobi yang mereka sukai.

Sebanyak 25 persen responden berada pada kategori dewasa awal. Hal ini dikarenakan, sebagian besar responden menyatakan minatnya terhadap ikan hias baru sebatas suka dan untuk sekedar penghias dalam rumah mereka, namun belum masuk ketaraf hobi. Sebagian besar responden mengakui masih baru untuk memiliki ketertarikan terhadap ikan hias dan belum terlalu mengetahui seluk beluk tentang ikan hias. Sedangkan 17,5 persen lainnya berada dalam kategori dewasa tua (> 50) dan pada usia ini responden telah mengetahui dan berpengalan dalam bidang ikan hias. Kategori ditentukan berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dan ditemukan bahwa usia termuda yang didapat berusia 18 tahun yang berprofesi sebagai pegawai merangkap mahasiswa aktif. Sedangkan usia tertua yang didapat berusia 54 tahun yang berprofesi sebagai pengusaha. Hal ini membuktikan bahwa usia dan profesi yang dimiliki setiap responden sangat bervariatif.

5.1.2 Tingkat Pendapatan

Pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah pemasukan atau penghasilan yang diterima responden dalam sebulan, terhitung dengan rupiah. Pendapatan responden dibagi dalam tiga ketegori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tingkat pendapatan seorang responden dikategorikan berdasarkan selang rataan pendapatan seluruh responden, dengan batas tertinggi pendapatan diperoleh dari pendapatan tertinggi dari seluruh responden dan batas terendah didapat dari pendapatan terendah dari seluruh responden, yang kemudian dibagi jumlah kategori atau tingkat pendapatan.


(44)

Berdasarkan hasil penelitian, persentase responden yang memiliki pendapatan rendah (Rp. 1.200.000 – Rp. 4.133.333 ) berjumlah 52,5 persen dari total responden, yang artinya mayoritas responden tergolong berpendapatan rendah dari keseluruhan responden yang ada. Hal ini tidak menyurutkan minat responden akan ketertarikan mereka terhadap ikan hias, terbukti dengan walaupun tergolong pada pendapatan yang kecil, responden tetap membeli ikan hias. Sementara itu 35 persen responden termasuk kedalam kategori berpendapatan sedang (Rp. 4.133.334 – Rp 7.066.667), dan 12,5 persen sisanya termasuk kategori berpendapatan tinggi atau lebih dari Rp. 7.066.668.

Hal ini terkait dengan bervariasinya profesi yang responden miliki sehingga menyebabkan pendapatan responden pun bervariatif. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa seberapa pendapatan seorang responden atau pembeli ikan hias maka responden akan tetap membeli ikan hias. Hal ini terjadi dikarenakan kebutuhan dari setiap pribadi berlainan, sehingga tingkat pendapatan tidak dapat mempengaruhi pembelian.

5.1.3 Frekuensi Membeli

Frekuensi membeli mengkategorikan responden dalam melakukan pembelian ikan hias dalam kurun waktu sebulan. Responden diberikan pertanyaan menyangkut seberapa sering responden mengunjungin Cibinong Raiser untuk membeli ikan hias dalam kurun waktu sebulan. Semakin sering responden melakukan pembelian ikan hias dalam waktu sebulan maka responden dikategorikan kedalam frekuensi pembelian yang tinggi, dan semakin jarang responden melakukan pembelian ikan hias maka responden dikategorikan dalam frekuensi pembelian yang rendah.

Data pada Tabel 2 menunjukkan responden yang memiliki frekuensi membeli tinggi (3- ≥ 4 kali per bulan) berjumlah 21 orang atau 52,5 persen dari total responden. Perbedaan jumlah frekuensi membeli ini didasarkan atas perbedaan kebutuhan akan ikan hias bagi setiap responden. Selain itu perbedaan juga dapat didasarkan atas perbedaan waktu kunjungan responden untuk datang ke Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser. Banyak


(45)

responden yang memiliki frekuensi pembelian tinggi, karena kebutuhan responden akan ikan hias yang diinginkan dapat terpenuhi dan tersedia.

Sebanyak lima orang responden atau 12,5 persen dari total responden

keseluruhan melakukan pembelian ikan hias dengan frekuensi rendah (≤ 1 kali

setiap bulan). Sebagian besar responden memiliki frekuensi membeli ikan hias yang rendah karena responden hanya sebagai penikmat ikan hias yang menganggap bahwa ikan hias seperti sebuah pajangan dan pelengkap untuk mempercantik isi rumah sehingga tidak meluangkan banyak waktu untuk mencari ikan hias. Selain itu ada sebagian responden yang baru pertama kali datang ke Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser sehingga termasuk kedalam pembeli yang memiliki frekuensi pembelian yang rendah.

Frekuensi membeli ikan hias tersebut berhubungan dengan besarnya kebutuhan pembeli akan ikan hias tersebut. Selain perbedaan kebutuhan, frekuensi membeli juga dipengaruhi ketersediaan sumber daya responden dalam melakukan pembelian serta ketersediaan stok ikan hias yang dicari.

5.1.4 Motivasi Membeli Ikan Hias

Motivasi mengkategorikan responden berdasarkan seberapa besar keinginan responden untuk membeli ikan hias yang ada di Cibinong Raiser. Responden diberikan pertanyaan menyangkut tujuan dan hal yang melatar belakangin untuk datang ke Cibinong Raiser. Semakin tinggi keinginan responden menjawab untuk membeli ikan hias, maka motivasi yang dimilikinya juga sangat tinggi, sedangkan semakin rendah responden untuk menjawab untuk membeli ikan hias, maka motivasi yang dimilikinya juga sangat rendah. Semakin tinggi atau rendahnya motivasi responden untuk membeli ikan hias di Cibinong Raiser dapat terlihat dari jawaban responden, ketika responden dengan lugas menjawab bahwa datang ke Cibinong Raiser ingin membeli ikan hias maka motivasi yang dimilikinya sangatlah tinggi, dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 2 responden yang memiliki motivasi membeli ikan hias tinggi berjumlah 27 orang responden atau 67,5 persen dari total responden. Banyaknya pembeli yang memiliki motivasi tinggi karena tujuan mereka datang ke Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan


(46)

Hias Cibinong Raiser adalah untuk membeli ikan hias yang diinginkan. Sebagian besar dari pembeli yang datang dan berminat untuk datang selain karena harganya yang cukup terjangkau dan juga lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal.

Sebanyak dua orang responden atau lima persen responden memiliki motivasi membeli ikan hias yang rendah dari jumlah responden. Rendahnya responden yang memiliki motivasi membeli ikan hias sangat berhubungan dengan frekuensi pembeli berkunjung ke Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser karena baru pertama kali berkunjung. Selain itu, rendahnya motivasi membeli ikan hias dipengaruhi jaraknya lokasi tempat tinggal responden dengan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser.

5.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya dari Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias (Cibinong Raiser) dalam melakukan komunikasi pemasaran yang berfungsi sebagai fasilitator dan media bagi para pengusaha ikan hias kepada konsumen untuk mempromosikan serta memperkenalkan ikan hias yang berpotensi sebagai komoditi yang menguntungkan.

Tabel 3. Jumlah dan Persentase Individu menurut Faktor Eksternal, di Cibinong Raiser 2011

Faktor Eksternal Kategori Jumlah (orang)

Persentase (%) Keberagaman

Jenis Bauran Promosi

Beragam 12 30

Cukup beragam 21 52,5

Tidak beragam 7 17,5

Frekuensi Komunikasi

Pemasaran

Tinggi - -

Sedang 19 47,5

Rendah 21 52,5

5.2.1 Keragaman Jenis Bauran Promosi

Keberagaman jenis bauran promosi dikategorikan berdasarkan seberapa beragam bentuk komunikasi pemasaran yang diketahui oleh responden dan seberapa beragam bentuk komunikasi pemasaran yang sering digunakan oleh responden. Semakin bervariasi bentuk komunikasi pemasaran yang diketahui dan


(47)

digunakan untuk mengetahui informasi tentang Cibinong Raiser maka semakin tinggi tingkat keberagaman komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Cibinong Raiser dan diterima oleh responden, dan semakin rendah variasi komunikasi pemasaran yang diketahui dan digunakan untuk mengetahui informasi tentang Cibinong Raiser maka semakin rendah pula variasi komunikasi pemasaran yang diterima dan diterima responden.

Responden diberikan pertanyaan terkait media komunikasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai Cibinong Raiser dan juga dari mana saja responden mendapatkan informasi tentang ikan hias berdasarkan bauran komunikasi promosi yang telah dilakukan Cibinong Raiser. Semakin bervariasi media serta bauran prmosi yang responden terima maka semakin tinggi tingkat keberagaman jenis bauran promosinya, dan semakin tidak bervariasi media serta bauran promosi yang responden terima maka semakin rendah pula keberagaman jenis bauran promosi yang telah dilakukan Cibinong Raiser.

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 3, diperoleh hasil bahwa sebanyak 21 orang responden atau 52,5 persen mengatakan bahwa keberagaman jenis bauran promosi yang dilakakukan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser tergolong cukup beragam. Hal ini disebabkan karena responden melihat bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser kurang bervariasi dan cenderung minim serta kurang memanfaatkan media komunikasi pemasaran yang lebih beragam.

Sebanyak 12 orang responden atau 30 persen dari total responden menyatakan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser sudah beragam. Selain itu sebanyak 7 orang responden atau 17,5 persen mengatakan bahwa keberagaman jenis bauran promosi tidak beragam. Hal ini didasarkan karena sebagian besar dari yang mengatakan tidak beragam, tidak mengetahui media komunikasi pemasaran apa yang digunakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser dan hanya tahu dari mulut ke mulut.


(48)

5.2.2 Frekuensi Komunikasi Pemasaran

Frekuensi komunikasi pemasaran dikategorikan berdasarkan seberapa sering komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Cibinong Raiser sehingga dapat diterima oleh responden. Semakin sering Cibinong Raiser dalam memanfaatkan komunikasi pemasarannya maka semakin tinggi pula frekkuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan. Tinggi rendahnya frekuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan Cibinong Raiser dilihat dari seberapa sering responden menerima informasi terkait ikan hias dan kegiatan yang dilakukan oleh Cibinong Raiser dalam kurun waktu satu tahun.

Responden diberikan pertanyaan terkait seberapa sering responden menerima informasi tentang Cibinong Raiser dari komunikasi pemasaran yang telah dilakukan. Selain itu rentang waktu responden menerima informasi tentang Cibinong Raiser dari satu waktu ke waktu berikutnya juga menjadi faktor tinggi rendahnya frekuensi komunikasi pemasarn yang dilakukan oleh Cibinong Raiser.

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 3, diperoleh hasil bahwa dari 40 pembeli ikan hias yang telah mengisi kuesioner, 21 orang responden atau 52,5 persen dari total responden memilih bahwa frekuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser sangat rendah. Responden mengatakan bahwa frekuensi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan Pusat Pengembangan dan Pemasaran Ikan Hias Cibinong Raiser tidak optimal dan masih sangat minim, terbukti dengan responden yang berpendapat bahwa komunikasi pemasaran dilakukan sangat jarang terjadi dan tidak begitu gencar.

5.3 Perilaku Pembeli

Perilaku pembeli merupakan variabel yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Positif atau negatifnya perilaku pembeli yang ditemukan ditentukan dari bagaimana faktor internal sebagai faktor yang timbul dari responden itu sendiri dan bagaimana faktor eksternal berpengaruh terhadap keputusan responden yang didapat dari luar diri responden itu sendiri.


(49)

Tabel 4. Jumlah dan Persentase Individu menurut Perilaku Pembeli, di Cibinong Raiser 2011

Perilaku Pembeli Kategori Jumlah (orang)

Persentase (%)

Pengetahuan

Tinggi 26 65

Sedang 12 30

Rendah 2 5

Sikap

Puas 9 22,5

Cukup Puas 26 65

Kurang Puas 5 12,5

Tindakan Tinggi Sedang Rendah 7 32 1 17,5 80 2,5 5.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan dikategorikan berdasarkan seberapa tinggi atau rendah informasi yang diperoleh dan dimiliki responden setelah datang ke Cibinong Raiser. Pengetahuan responden terkait Cibinong Raiser dan informasi yang dimiliki menjadi tolak ukur keberhasilan pihak Cibinong raiser dalam menyampaikan informasi melalui bauran promosi yang dilakukan. Responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi adalah responden yang terdedah akan bauran promosi yang dilakukan Cibinong Raiser.

Responden diberikan pertanyaan menyangkut gambaran umum dan kegiatan yang dilakukan oleh Cibinong Raiser. Responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang Cibinong Raiser, mengetahui secara keseluruhan gambaran umum, kegiatan dan informasi tentang Cibinong Raiser. sedangkan responden yang dikategorikan pada pengetahuan rendah adalah responden yang sama sekali tidak mengetahui Cibinong Raiser.

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 4, diperoleh hasil bahwa sebanyak 26 orang responden atau 65 persen memiliki pengetahuan yang tinggi tentang Cibinong Raiser. Hal ini disebabkan karena sebelum responden datang, respoden telah mendapatkan informasi tentang Cibinong Raiser dari bauran promosi yang beredar. Sehingga dengan datang ke Cibinong raiser responden menjadi semakin tahu dan mengenal Cibinong Raiser dengan baik. Selain itu, keseluruhan responden yang dikategorikan pengetahuan tinggi


(50)

merupakan pelanggan tetap Cibinong Raiser sehingga memperkuat pengetahuan responden.

Sebanyak 12 orang responden atau 30 persen dari total respoden dikategorikan kedalam kategori pengetahuan sedang, karena sebagian besar responden termasuk pelanggan baru di Cibinong Raiser, sehingga belum memiliki cukup pengetahuan tentang Cibinong Raiser. Sedangkan 2 orang responden atau lima persen dari total responden, masuk dalam kategori pengetahuan rendah. Responden dalam kategori pengetahuan rendah adalah responden yang baru pertama kali datang, dan hanya mempunyai sedikit informasi tentang Cibinong Raiser. Responden dalam kategori ini adalah responden yang bertempat tinggal jauh dari lokasi Cibinong Raiser. Responden datang bukan karena memiliki informasi yang cukup, melainkan karena diajak saudara ataupun keluarga yang kebetulan sering berlangganan di Cibinong Raiser. Sehingga responden yang datang hanya memiliki sedikit informasi atau dapat dikatakan sangat awam tentang Cibinong Raiser. Namun, responden tidak awam terhadap ikan hias, karena responden juga penggemar dan penghobi ikan hias, sehingga responden datang karena tertarik untuk melihat-lihat variasi dan keberagaman ikan hias yang terdapat di Cibinong Raiser.

5.3.2 Sikap

Sikap dikategorikan berdasarkan seberapa puas atau tidak puas responden terhadap fasilitas yang diberikan atau ditawarkan oleh Cibinong Raiser. Sikap terkait dengan faktor-faktor diluar faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan responden untuk membeli ikan hias. Sikap yang baik akan menuntun responden pada kepuasan terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh Cibinong Raiser. Semakin responden merasa puas, maka respon yang diberikan responden terhadap fasilitas yang ditawarkan sangat baik, dan begitu juga sebaliknya.

Responden diberikan daftar fasilitas yang ada di Cibinong Raiser, dan kemudian responden menentukan sikap terhadap fasilitas tersebut. Responden menentukan pilihannya secara subjektif sesuai dengan kepuasan yang mereka rasakan setelah datang ke Cibinong Raiser.


(51)

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 4, diperoleh hasil bahwa sebanyak 9 (Sembilan) orang responden atau 22,5 persen dari total responden merasa puas terhadap fasilitas yang ditawarkan di Cibinong Raiser. Responden menganggap bahwa fasilitas yang terdapat di Cibinong Raiser sudah sangat memuaskan, karena telah sesuai dengan keinginan dan harapan responden akan tempat membeli ikan hias.

Sebanyak 26 orang responden atau 65 persen dari total responden merasa fasilitas yang ada di Cibinong Raiser sudah cukup memuaskan. Responden menganggap bahwa Cibinong Raiser sudah memenuhi standar keinginan responden akan tempat membeli ikan hias, akan tetapi masih butuh tambahan dan perbaikan atau peningkatan kualitas fasilitas yang sudah ada saat ini. Sebagian besar responden menyatakan, puas dengan fasilitas yang ada, namun masih perlu dimaksimalkan kembali.

Responden yang merasa kurang puas dengan fasilitas yang ada di Cibinong Raiser berjumlah 5 (lima) orang atau 12,5 persen dari total responden yang ada. Responden menganggap fasilitas yang ditawarkan oleh Cibinong Raiser masih jauh dari harapan responden akan tempat penjualan ikan hias yang nyaman, berkualitas, dan juga ekonomis bagi responden. Penataan lokasi, kualitas produk dan harga masih menjadi ganjalan bagi responden yang masuk dalam kategori kurang puas. Responden memiliki harapan yang tinggi terhadap Cibinong Raiser dalam peningkatan mutu dan kualitas produk yang ada. Sehingga responden berharap Cibinong Raiser dapat menjadi sentra pemasaran ikan hias yang berkualitas dan juga sesuai dengan keinginan konsumen.

5.3.3 Tindakan

Tindakan diketegorikan berdasarkan seberapa tinggi atau rendahnya ketertarikan responden terhadap Cibinong Raiser. tindakan terkait hal yang akan dilakukan responden setelah datang atau akan membeli ikan hias di Cibinong Raiser sebagai bagian dari bentuk ketertarikan responden. Tingginya ketertarikan responden terhadap Cibinong Raiser akan berpengaruh pada tindakan responden, seperti membeli ikan hias atau datang kembali ke Cibinong Raiser.


(52)

Responden diberikan daftar pernyataan terkait dengan ketertarikan responden terhadap Cibinong Raiser. Penilaian dilakukan secara subjektif oleh responden terkait dengan manfaat yang mereka rasakan dari Cibinong Raiser.

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 4, diperoleh hasil bahwa sebanyak 7 (tujuh) orang responden atau 17,5 persen dari total responden memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap Cibinong Raiser. Responden merasa bahwa Cibinong Raiser telah membuat responden tertarik untuk datang dan membeli ikan hias disana. Responden merasa sesuai dengan apa yang ditawarkan dan tertarik dengan semua yang ditawarkan oleh Cibinong Raiser.

Sebanyak 32 orang responden atau 80 persen dari total responden merasa tertarik dengan semua yang ada di Cibinong Raiser. Responden tertarik dengan semua yang ditawarkan disana, namun tidak semua yang ditawarkan dapat menarik perhatian respoden. Sebagian besar respoden menganggap masih perlu banyak perbaikan dan peningkatan kualitas yang dimiliki Cibinong Raiser, sehingga menjadi maksimal dan sesuai dengan harapan responden.

Responden yang dikategorikan rendah sebanyak 1 (satu) orang atau 2,5 persen ketertarikannya pada Cibinong Raiser, menganggap Cibinong raiser masih jauh dari apa yang diharapkannya dan masih memiliki kekurangan, baik dalam hal promosi dan informasi serta produk ikan hias yang masih jauh dari harapan responden. Hal ini terjadi mengingat Cibinong Raiser masih memiliki keterbatasan dalam hal promosi, jaringan, dan jam terbang yang masih minim, karena Cibinong Raiser masih sangat baru dibuat.


(1)

No. Nama Kelompok Jumlah

Anggota Alamat Komoditas

12. Ovulin Fish Farm 3 orang Ciseeng Bogor

Ikan hias, obat-obatan, Aksesories dan tanaman

air

13. Wahana Mandiri 3 orang Citeureup Bogor

Bak Fiber, Filter, Wadah dan penetasan

artemia

14. Joe Aquatic 3 orang

Kp. Pasir maung, Ds. Cijayanti, Kec.

Babakan madang, Bogor

Ikan Hias air tawar dan Laut

b.

Jenis Ikan

Tabel 8. Produk Bursa Ikan Hias Sabtu Minggu bulan Mei 2011

Patin Albino Cupang Red Phanter Crab Kissing Gurame Aligator Manfish Red Cup koki Zebra Hongkong Sinegalus Tiger Garb Stenopoma Santaclaus Kura Kura Brazil Mas koki Ketang ketang Ramaresi

Kafiat Koi Glasspin Colisalalia

Discus Black Ghost Ninetynine Bala shark

Gurame Padang Komet Niasa Barbir

Neon Kardinal Serve Slayer Lemon Ciclid Lobster Merah Tengkurak Buaya Neon Zebra golden Lobster Biru

Clarki Louhan Silver Dollar Pari Air Tawar

Platy Hawai Lemon Ciclid Suri terclus Aba - Aba Colisalalia Suri terclus Red Bee Shrimp Cuhlyloat


(2)

Fasilitasi Stake Holder Ikan Hias

a.

Raiser 1

Table 9. Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Dan Pelaku Usaha Peralatan

Akuarium Raiser Cibinong Bulan Mei 2011

No. Nama Kelompok

Alamat/ Contact Person

Komoditas

1. Cibuntu Bpk. Roji

Cupang, Discus, Belida, Silver dollar, Mujaer merah, Starby dan

Stenopoma

2. Paguyuban Pedagang

Ikan Hias (PPIH) Bpk. Mukti

Silver dollar, Sumatera, Redfine, Corydoras dan Black tetra

3. Kupu-kupu Fish Bpk. Kuslam Neon, Manvis, Tiger Barb, stenopoma, Cupang, dan Discus 4. Minatangkar Bpk. Minan Black tetra, Red devil dan Cupang 5. Pondok Aren Bpk. Kodir Guppy, Boines Aires, dan Tiger

6. Bantar Gebang Bpk. Maikel Sumatera, Stenopoma, Discus, dan Black ghost

b.

Exhibition Hall

Table 10. Nama-Nama Pelaku Usaha Di Area Exhibition Hall

No. Nama Kelompok

Alamat/ Contact Person

Komoditas/Jenis barang

1.

Aquaria Robert Yu

Pompa filter, Bak fiber, Media filter dan Peralatan penunjang

ikan hias lainnya 2.

Sentul koi fish Edi latif

Koi impor, lokal, jaring dan peralatan filter koi 3. PT. Niaga swadaya

(TRUBUS) Tukino Buku-buku tentang ikan hias 4.

Aquadesign Jody Aquascaping, aquamarine, kerajinan kerang,


(3)

No. Nama Kelompok

Alamat/ Contact Person

Komoditas/Jenis barang

6.

Citra arowana Sriyadi Arwana super red berbagai ukuran

7.

Joe Aquatic Hendriansyah

ikan hias air tawar dan laut

8.

Ovulin fish farm Deden


(4)

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

Peresmian Raiser Cibinong

oleh Presiden Megawati

Pameran Ikan Hias

Spanduk Acara Pameran Ikan hias


(5)

Salah Satu Mobil Operasional

Peserta Pameran Ikan Hias

Salah Satu Stand Bursa Grosi

Suasana Stand Bursa Grosir

Ikan Hias Sabtu Minggu

Ikan Hias Sabtu Minggu


(6)

Lampiran 5. Daftar Responden

Nomor

Nama Responden

Usia

Alamat

1

M Taufik

31

Bogor

2

Wisnu

18

Cibinong

3

Hendrik

28

Depok

4

Wawan

46

Cibubur

5

Abzan

39

Bogor

6

Sari K

33

Tanggerang

7

Ida

51

Yogyakarta

8

Suharto

51

Bogor

9

Adrian

29

Cibubur

10

Taufik

45

Gunung Putri

11

Sulawan

50

Depok

12

Arif

22

Parung

13

Indah

26

Bogor

14

Ari B

36

Cibinong

15

Gunawan

28

Bogor

16

Ridwan

38

Bogor

17

Ibu Sari

54

Bandung

18

Suwito

49

Bogor

19

Dedi

21

Cibinong

20

Burhan

44

Jakarta

21

Asri

28

Cibinong

22

Budiman

50

Bogor

23

Fajar

35

Bogor

24

Sulaiman

25

Bogor

25

Kuntoro

40

Bogor

26

Layla

25

Cibubur

27

Sulis

33

Bogor

28

Herman

48

Tanggerang

29

Ali Zainal

43

Sukabumi

30

Johar

32

Cibinong

31

Nico

31

Bogor

32

Ilyas

29

Bogor

33

Ahmad

52

Bogor

34

Ali

33

Depok

35

Zulfian

46

Bekasi

36

Baharudin

39

Bogor

37

Dwi

26

Bogor

38

Moto

29

Cibinong

39

Memed

46

Bogor