Hubungan Frekuensi Komunikasi Pemasaran Dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias

Selanjutnya, untuk hubungan variabel keberagaman jenis bauran promosi dengan sikap dan tindakan tidak memiliki hubungan yang kuat dan tinggi. Hal ini berhubungan dengan sub bab hubungan motivasi dengan perilaku pembeli, yang menunjukkan bahwa motivasi pembeli sebelum datang ke Cibinong Raiser menentukan sikap dan tindakan. keberagaman jenis bauran promosi memberikan variasi bagi pembeli untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dan beragam, sehingga dapat menambah pengetahuan bagi pembeli. Pada saat pembeli berada di Cibinong Raiser, pembeli lebih mengutamakan kualitas dan ketersediaan ikan hias, dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dari pembeli. Karena pembeli lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhannya pada saat datang ke Cibinong Raiser.

7.1.2 Hubungan Frekuensi Komunikasi Pemasaran Dengan Perilaku Pembeli Ikan Hias

Frekuensi komunikasi pemasaran terkait dengan seberapa sering usaha Cibinong Raiser dalam menyampaikan informasi tentang ikan hias yang ada, melalui komunikasi pemasaran yang dilakukan ke khalayak. Cibinong Raiser yang berfungsi sebagai fasilitator bagi penjual dan pengusaha ikan hias, untuk memasarkan dan memberikan informasi pada khalayak memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada khalayak tentang apa yang harus disampaikan, yaitu informasi tentang ikan hias yang ada. Berdasarkan tabel 6, terlihat nilai koefisien korelasi antara frekuensi komunikasi pemasaran dengan perilaku pembeli memiliki hubungan. Hal ini sesuai dengan hipotesis dua yang mengatakan bahwa terdapat hubungan faktor eksternal terhadap perilaku pembeli. Diketahui bahwa tidak keseluruhan variabel dapat menunjukkan adanya hubungan yang kuat. Hal ini dibuktikan dari tiga variabel yang terdapat pada perilaku pembeli hanya sikap dan tindakan yang memiliki hubungan yang kuat dengan frekuensi komunikasi pemasaran, namun variabel pengetahuan tidak menunjukkan adanya hubungan yang kuat. Berdasarakan hasil uji antara frekuensi komunikasi pemasaran dengan pengetahuan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang kuat antara keduanya. Semakin tinggi frekuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan maka semakin tinggi pula pnegetahuan pembeli yang datang. Semakin sering pembeli menerima informasi maka semakin tinggi informasi yang dapat diserap oleh pembeli. Hal ini menimbulkan pembeli mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan sebelum datang ke Cibinong Raiser, dan tujuan dari komunikasi yang dilakukan Cibinong Raiser pun tersampaikan. Berdasaarkan hasil uji antara frekuensi komunikasi pemasaran dengan sikap diperoleh bahwa terdapat hubungan yang kuat antara keduanya. Semakin tinggi frekuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan makan semakin tinggi pula tingkat ketertarikan pembeli untuk datang ke Cibinong Raiser. semakin sering pembeli menerima informasi tentang Cibinong Raiser maka semakin tinggi ketertarika pembeli untuk datang. Informasi yang disampaikan secara rutin menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi pada calon pembeli terhadap kebenaran informasi yang disampaikan, sehingga pada akhirnya membuat calon pembeli datang ke Cibinong Raiser. Selanjutnya untuk hubungan variabel frekuensi komunikasi pemasaran dengan tindakan tidak memiliki hubungan yang kuat. Hal ini terkait dengan keputusan akhir berada ditangan pembeli. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi sikap pembeli itu sendiri, yaitu kesesuaian dan ketersediaan ikan hias yang terdapat di Cibinong Raiser. Pembeli yang datang memiliki motivasi untuk membeli ikan hias, dan ketika terdapat ketidak sesuaian dengan harapan yang dimiliki pembeli maka hal yang terjadi adalah pembatalan pembelian ikan hias oleh pembeli.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN